Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Cinta yang Tersulut Kembali
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Sang Pemuas
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalinya Marsha yang Tercinta
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Sania, gadis cantik berusia 19 tahun, kulitnya putih dengan mata kecoklatan, tubuhnya ramping dan tinggi. Dia benar-benar sempurna sebagai seorang wanita. Sania adalah gadis yang sangat manja, dia dua bersaudara, Sania dan Tania adiknya. Kehidupannya penuh dengan kemewahan, tapi itu dulu sebelum ayahnya mengalami kecelakaan dan mengakibatkan meninggal dunia.
Tok.. tok... tok...
"Permisi,," ujar suara dari luar sembari mengetuk pintu. Sania yang sedang bercengkrama dengan ibu dan adiknya merasa terganggu. Dia pun bergegas membukakan pintu untuk seseorang yang berada di luar pintu.
Alangkah kagetnya Sania di buatnya, ternyata orang yang mengetuk pintu adalah seorang polisi.
"Siapa San?" tanya ibunya dari dalam. Bu Lidia pun menghampiri Sania, karna dia juga penasaran dengan tamunya.
"Permisi Bu," sapa polisi itu setelah Bu Lidia keluar. Sania pun minggir ke samping untuk memberi jalan kepada ibunya.
"Ada apa ini Pak?"
"Maaf mengganggu waktunya Bu," ujar pak polisi tersebut. Bu Lidia hanya mengangguk.
"Tidak pa-apa Pak, mari silahkan masuk." Dua polisi itu pun masuk ke dalam rumah, dan duduk di kursi ruang tamu. Bu Lidia dan Sania ikut duduk bersebrangan dengan polisi tersebut.
"Ada apa ya Pak?" tanya Bu Lidia dengan harap-harap cemas, karna selama ini dia tidak pernah di datangi oleh seorang polisi seperti ini.
"Maaf sebelumnya Bu, jika saya akan membuat Ibu terkejut," ujar polisi tersebut. Bu Lidia dan Sania hanya mengangguk tidak sabar dengan maksud kedatangan polisi tersebut.
"Begini Bu, apa benar pak Lukman adalah suami Ibu?"
"Iya benar Pak, memangnya kenapa ya dengan suami saya?"
Polisi tersebut menarik nafas panjang, seakan apa yang ingin di sampaikannya begitu berat.
"Maaf Bu, suami Ibu mengalami kecelakaan dan sekarang sedang kritis." Bagai di sambar petir di siang bolong. Bu Lidia merasa kaget dan pingsan seketika. Sania yang mendengarnya sangat syok, dia benar-benar tidak percaya dengan kabar yang di bawa dua polisi itu.
"Bu, Ibu bangun,,," tangis Sania pecah seketika melihat ibunya tak sadarkan diri.
Beberapa saat kemudian, Bu Lidia terbangun dari pingsannya. Dia menangis di pelukan Sania. Mereka pun bergegas menuju rumah sakit untuk melihat keadaan ayahnya Sania.
Setiba di rumah sakit, Sania melihat seorang pria dan keluarganya yang telah membuat ayahnya mengalami kecelakaan sedang duduk di kursi tunggu. Dia dan ibunya pun melewatinya begitu saja.
Bu Lidia dan Sania hanya bisa melihat dari jendela ruangan di mana Pak Lukman terbaring. Mereka terus menangis melihat keadaan Ayah Sania yang di pasang banyak selang itu.
"Maafkan putra saya Bu," ujar Bapak-bapak yang sedari tadi melihat bu Lidia dan Sania menangis. Bu Lidia hanya mengangguk, dia sudah tahu penyebab suaminya kecelakaan. Dan itu tidak serta merta karna kesalahan pemuda yang sedang duduk dan menunduk itu, tapi karna suami Bu Lidia menyebrang tanpa melihat kanan kiri, dan akhirnya kecelakaan pun tak bisa dielak. Apalagi saat itu, pemuda yang menabrak Pak Lukma mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
"Tidak pa-apa Pak, mungkin ini sudah takdir. Ini juga karna salah suami saya," jawab Bu Lidia dengan uraian tangis yang belum terhenti. Sania memegang tangan ibunya dan menenangkan.