Tiga tahun menikah, tapi aku tak menaruh cinta pada istriku, melainkan aku mencintai wanita lain di hatiku. Namun, saat rasa yang halal ini mulai muncul, aku terlambat. Istriku pergi meninggalkan aku, dan aku menyesal.
Judul: Wanita lain dalam hatiku (Maafkan aku, istriku)
Part: 1
***
Tiga tahun sudah pernikahanku dengan istriku, Resti Sutira. Anak pengusaha kaya raya.
Aku dan Resti dijodohkan. Orang tuaku, dan orang tua Resti adalah sahabat serta rekan bisnis.
Tak bisa aku menolak keinginan Ayah, Bunda saat itu. Lamaran dilangsungkan tanpa menunggu persetujuanku.
Tiga tahun menjalani biduk rumah tangga, tak sekali pun Resti pernah bicara dengan suara yang tinggi melebihi nada suaraku. Resti adalah perempuan cantik dan lembut.
.
Siang ini aku sedang di Apartemen milik Susi, kekasihku sejak dulu. Cinta dan hatiku masih untuknya.
"Mas, kapan dirimu akan menikahiku? Tak mau aku kalau terus-terusan bertemu secara sembunyi seperti ini. Lagi pula tak bisa kita tidur bersama. Aku sudah tak tahan," ucap Susi dengan gaya menggodanya.
Ya, aku tak pernah berhubungan badan dengan Susi. Biar bagaimana pun aku masih menjunjung tinggi nilai kesucian wanita.
"Maafkan, Mas! Tapi sungguh, Mas belum bisa memastikan kapan kita bisa bersama-sama. Nanti Mas akan mencoba untuk bicara dengan Resti. Jika dia bersedia dimadu, mungkin kita bisa menikah siri. Tentunya keluarga Mas tak boleh tahu," paparku.
Aku masih terlalu takut pada kedua orang tuaku. Takut membuatnya marah dan kecewa. Karena Ayah memiliki sakit jantung.
Namun, jantung hatiku juga terpaut pada Susi. Aku tak mampu melupakannya, walau sudah ada Resti.
"Ah, sudahlah Mas! Dari tahun lalu, ucapanmu terus saja begitu."
Susi merajuk. Itu bukan hal yang mengejutkan lagi. Susi memang sering begitu.
.
Aku pulang ke rumah, seperti biasa Resti menyambutku dengan senyuman.
"Bang Ardan, Resti ada kejutan buat Abang," ucapnya dengan lembut.
Aku membalas senyumannya, tak ada yang mencurigakan. Setiap hari aku pun bersikap manis padanya.
Walau terkadang aku juga sangat jarang menyentuhnya.
"Kejutan apa? tanyaku sambil mengikuti langkahnya.
"Taaraa ...."
Sebuah kain batik khas Pekalongan yang sedari kemarin ingin aku pesan. Istriku memberikannya tanpa berkata apa-apa sebelumnya.
Memang tak terlalu istimewa bagi yang lain. Namun, batik ini adalah permintaan Susi. Tetapi malah Resti yang memberikannya padaku.
"Makasih, Dek."
"Sama-sama, Bang."
.
Malam harinya, Susi terus mengirimiku pesan. Aku tak bisa tidur dibuatnya. Sedangkan Resti, aku melihatnya sudah terlelap.
Aku kebelet, seketika aku menaruh ponselku di ranjang dan kemudian berlari ke dalam kamar mandi.
Beberapa menit berada di dalam kamar mandi, akhirnya aku kembali ke tempat tidur.
Pesan Susi terbaca, apa aku lupa menekan tombol kembali tadi?
Atau mungkin Resti yang membukanya?
Ah, tapi tak mungkin. Resti sedang lelap tertidur.
Aku matikan ponselku, dan menyusul Resti ke alam mimpi.
Bersambung.
Bab 1 Wanita lain sebagai jantung hati
24/10/2022
Bab 2 POV Resti
24/10/2022
Bab 3 Permintaan Bang Ardan
24/10/2022
Bab 4 Sebuah kesepakatan
24/10/2022
Bab 5 Hari pertama memulai kesepakatan
24/10/2022
Bab 6 Perubahan sikap istriku
24/10/2022
Bab 7 Hari ke-2
24/10/2022
Bab 8 Hari ke-3
24/10/2022
Bab 9 Hari ke-4
24/10/2022
Bab 10 Menginap di rumah orang tua
24/10/2022
Bab 11 Hari ke-5
24/10/2022
Bab 12 Kebahagiaan yang kembali terusik
24/10/2022
Bab 13 Hamil
24/10/2022
Bab 14 Usaha meyakinkan Resti
31/10/2022
Bab 15 Yang hadir tak seperti yang hilang
31/10/2022
Bab 16 Sesal
31/10/2022
Bab 17 Pertemuan tak disangka
20/06/2023
Bab 18 Secercah sinar harapan
20/06/2023
Bab 19 Foto Gilang dan Resti
20/06/2023
Bab 20 Talak Tiga
21/12/2023
Buku lain oleh Nona_Lyanna
Selebihnya