Seorang aktris terkenal jatuh cinta dengan sutradara muda berbakat yang sudah menikah. Hubungan mereka penuh dengan ketegangan, rahasia, dan intrik di balik kemewahan dunia hiburan. Mereka berjuang melawan godaan untuk menjaga karier masing-masing, tetapi gairah di antara mereka terus membara.
Elena memeriksa penampilannya di cermin besar yang berdiri megah di ruang ganti. Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan jantungnya yang berdegup kencang. Hari ini adalah audisi untuk film terbaru yang diharapkan bisa mengangkat namanya lebih tinggi lagi di dunia hiburan. Di usia hampir empat puluh tahun, dia tetap menjadi salah satu aktris paling dicari di industri, namun dia merasa tekanan untuk tetap relevan semakin besar.
Dia mengenakan gaun hitam elegan dan riasan yang sempurna, namun rasa gugup tetap mengusiknya. Ketika dia keluar dari ruang ganti, dia melihat beberapa kandidat lain juga menunggu giliran. Elena berusaha tetap tenang dan tersenyum pada mereka, meskipun di dalam dirinya, rasa tidak nyaman terus mengganggu.
Saat giliran Elena tiba, dia memasuki ruang audisi dengan penuh percaya diri. Di depan pintu, dia berhenti sejenak dan menatap papan nama yang tertempel di dinding: "Adrian Santoso - Sutradara".
Nama Adrian Santoso baru saja mulai dikenal di industri film, namun reputasinya sebagai sutradara muda yang berbakat sudah menyebar luas. Elena mendengar banyak hal tentang dia-visi kreatifnya, pendekatannya yang tidak konvensional, dan betapa kharismatiknya dia di set. Ini adalah pertemuan pertama mereka dan Elena tidak bisa mengabaikan rasa penasaran dan ketertarikan yang tiba-tiba muncul.
Pintu ruangan audisi terbuka, dan Elena melangkah masuk. Di hadapannya, seorang pria muda berdiri di belakang meja, matanya tajam dan penuh konsentrasi. Adrian Santoso. Dia mengenakan pakaian kasual yang sangat berbeda dari pakaian formal yang biasanya dipakai oleh sutradara. Rambutnya sedikit acak-acakan, memberikan kesan bahwa dia lebih fokus pada pekerjaannya daripada penampilannya.
"Selamat pagi, Elena," ujar Adrian dengan suara yang tenang dan mengesankan. Dia tersenyum ringan, tetapi tampaknya sibuk dengan catatan-catatan di tangannya.
"Selamat pagi," jawab Elena, mencoba menjaga nada suaranya tetap stabil. Dia menyadari bahwa Adrian sedang memeriksanya dengan seksama.
"Silakan duduk," kata Adrian, menunjuk ke kursi di depan meja. Elena duduk, mencoba untuk merasa nyaman meskipun dalam hatinya, ada campuran rasa gugup dan ketertarikan.
Adrian mengambil napas dan menatap Elena dengan tatapan yang tidak bisa dia artikan. "Jadi, Elena, apa yang membuatmu tertarik untuk berperan dalam film ini?"
Elena merenung sejenak. Dia sudah mempersiapkan jawaban untuk pertanyaan ini, namun sekarang, tatapan Adrian membuatnya merasa seolah-olah dia harus menggali lebih dalam. "Saya merasa karakter ini sangat berbeda dari peran-peran yang biasanya saya ambil. Dia memiliki kompleksitas dan kedalaman yang jarang saya temui."
Adrian mengangguk. "Menarik. Kami mencari seseorang yang bisa membawa kehidupan dan dimensi pada karakter ini. Bagaimana menurutmu tentang proses kreatif?"
Elena mengangkat alis, terkejut oleh pertanyaan yang tidak biasa. "Saya rasa proses kreatif adalah tentang memahami karakter dan cerita secara mendalam, lalu menerjemahkannya ke dalam performa yang dapat menyentuh penonton. Tapi saya juga terbuka untuk eksplorasi dan kolaborasi."
Adrian tampaknya puas dengan jawaban tersebut dan meminta Elena untuk melakukan adegan uji coba. Ketika Elena mulai berakting, dia merasakan tatapan Adrian yang intens di belakangnya, dan itu membuatnya sedikit gugup. Namun, di sisi lain, tatapan itu juga membuatnya merasa seperti dia berada di bawah mikroskop kreatif yang membuatnya tampil lebih baik dari biasanya.
Setelah audisi selesai, Adrian memberinya senyum tipis. "Terima kasih, Elena. Kami akan memberitahumu hasilnya secepat mungkin."
Elena berdiri dan melangkah keluar dari ruangan dengan perasaan campur aduk. Ketika dia melewati Adrian sekali lagi, dia melihat seberkas senyuman di wajahnya. Ada sesuatu tentang cara dia menatapnya yang membuat Elena merasa bahwa pertemuan ini lebih dari sekadar audisi biasa.
Saat Elena melangkah ke luar studio, dia tidak bisa menyingkirkan rasa penasaran yang mendalam tentang Adrian Santoso. Rasa ketertarikan dan kecanggungan antara mereka telah memulai sesuatu yang tak terduga, dan Elena merasakan bahwa perjalanan ini baru saja dimulai.
Elena keluar dari studio dengan perasaan campur aduk. Langkahnya terasa ringan dan berat pada saat yang bersamaan. Saat dia menyusuri koridor, dia berhenti sejenak di dekat jendela besar yang menghadap ke kota. Pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan tentang Adrian dan audisi yang baru saja dilaluinya.
Tiba-tiba, dia mendengar suara langkah kaki mendekat. Dia menoleh dan melihat Adrian Santoso berjalan ke arahnya. Adrian tampaknya tidak memperhatikan Elena hingga dia berada cukup dekat, lalu dia berhenti dan memberi senyum tipis.
"Elena, tunggu sebentar," ujar Adrian, masih dengan nada tenang. "Aku ingin bicara sebentar jika kau tidak keberatan."
Elena tersenyum dan mengangguk. "Tentu, tidak masalah."
Adrian mengarahkan Elena ke area luar studio yang lebih tenang. Mereka berdiri di bawah atap kaca yang memungkinkan cahaya matahari masuk dengan lembut.
"Jadi, bagaimana perasaanmu setelah audisi?" tanya Adrian dengan nada penasaran.
Elena mengambil napas dalam-dalam. "Aku merasa cukup baik, tapi jujur saja, ada sesuatu yang berbeda tentang audisi ini. Aku merasa seperti kau melihat lebih dari sekadar kemampuan aktingku."
Adrian tersenyum kecil. "Terkadang, aku memang mencari lebih dari sekadar bakat. Ada sesuatu tentang kehadiranmu yang menarik. Sepertinya kau benar-benar menyelami karakter yang kau perankan."
Elena merasa hatinya berdebar sedikit. "Terima kasih. Itu berarti banyak bagiku. Aku selalu berusaha untuk membuat karakter terasa nyata."
"Dan aku bisa melihat itu," kata Adrian, menatap Elena dengan tatapan serius. "Ada sesuatu yang aku rasa perlu dibahas. Aku ingin memastikan bahwa kita bisa bekerja sama dengan baik jika kau terpilih."
Elena mengangkat alis. "Apa maksudmu?"
"Kadang-kadang, proses kreatif bisa sangat menantang dan intens," jelas Adrian. "Aku ingin kau tahu bahwa aku menghargai komunikasi terbuka dan kolaborasi. Jika kau merasa ada sesuatu yang perlu dikatakan, jangan ragu untuk memberitahuku."
Elena merasa sedikit lega mendengar hal itu. "Itu hal yang baik untuk diketahui. Aku juga sangat menghargai keterbukaan dan komunikasi dalam bekerja."
"Bagus," kata Adrian, mengangguk. "Mungkin kita akan memiliki kesempatan untuk berbicara lebih banyak tentang visi dan ide kita jika kau terpilih. Aku sangat berharap bisa melihat apa yang bisa kita ciptakan bersama."
"Semoga begitu," jawab Elena, tersenyum.
Adrian kemudian memberikan senyum yang lebih lebar dan sedikit melamun. "Oh, dan aku harus bilang, penampilanmu tadi benar-benar memukau. Aku rasa kita memiliki kesempatan yang bagus."
"Terima kasih," kata Elena, merasa sedikit lebih tenang. "Aku akan menunggu kabar dari kalian."
Mereka berdua kemudian berpisah dengan senyum dan lambaian tangan. Saat Elena melangkah keluar dari studio, dia merasakan kehangatan sinar matahari di kulitnya. Namun, ada juga rasa ketegangan dan antisipasi yang tersisa di hatinya. Pertemuan ini mungkin hanya permulaan dari sesuatu yang lebih besar dan kompleks.
Elena menaiki mobilnya dan melihat ke luar jendela, memikirkan percakapan dengan Adrian. Ada sesuatu dalam cara dia berbicara dan tatapannya yang membuat Elena merasa seolah-olah mereka baru saja memulai sebuah perjalanan yang penuh dengan kemungkinan tak terduga.
Sementara itu, Adrian kembali ke ruang kerjanya, merasa sedikit terjebak dalam pikirannya sendiri. Dia melihat catatan-catatan yang ada di mejanya, tetapi pikirannya terus berputar pada Elena dan pertemuan mereka. Adrian tahu bahwa audisi ini bukan hanya tentang memilih aktris yang tepat, tetapi juga tentang memahami dan beradaptasi dengan dinamika kreatif yang akan datang.
Dia menyandarkan tubuhnya ke kursi, berpikir tentang bagaimana menciptakan sinergi yang sempurna jika Elena menjadi bagian dari proyeknya. Ketertarikan dan tantangan yang ada di depan, membuatnya semakin bersemangat untuk melanjutkan perjalanan ini.
Bersambung...
Bab 1 Pertemuan Tak Terduga
10/09/2024
Bab 2 Dunia yang Berbeda
10/09/2024
Bab 3 Ketegangan Meningkat
11/09/2024
Bab 4 Rahasia Tersembunyi
11/09/2024
Bab 5 Ciuman Pertama
11/09/2024
Bab 6 Keputusan yang Sulit
11/09/2024
Bab 7 Intrik di Balik Layar
11/09/2024
Bab 8 Keterasingan
11/09/2024
Bab 9 Konflik Keluarga
11/09/2024
Bab 10 Pengkhianatan
11/09/2024
Bab 11 Krisis di Lokasi Syuting
29/10/2024
Bab 12 Perpisahan
29/10/2024
Bab 13 Kembali ke Keseharian
29/10/2024
Bab 14 Tawaran Baru
29/10/2024
Bab 15 Kebangkitan Rasa
29/10/2024
Bab 16 Pengakuan
29/10/2024
Bab 17 Penyesalan dan Maaf
29/10/2024
Bab 18 Kembalinya Kepercayaan
29/10/2024
Bab 19 Kesepakatan Baru
29/10/2024
Bab 20 Epilog: CintaTerlarang Dibalik Layar
29/10/2024
Buku lain oleh Gelombang Air
Selebihnya