Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Johan menampar pipi Siska dengan suara yang keras, Siska hanya bisa menangis dan dia merasakan rasa sakit di pipinya, sejujurnya dia lelah harus seperti ini. Siska memegang pipinya dan Johan menatap Siska dengan tatapan mata kejam. Dia tidak bisa menahan emosinya kepada Siska. Johan ingin memberikan pelajaran kepada Siska. Siska sangat lelah dia harus bekerja banting tulang untuk keluarga dan Johan
Siska menghapus air matanya masih terasa sakit tampan di pipinya, dia merasakan lagi tamparan Johan, dia merasa lelah haru menghadapi sikap Johan yang kasar. Selama ini dia bertahan karena memang tidak ada pilihan. Johan menatap Siska dengan tatapan tajam seakan-akan dia tidak membiarkan Siska hidup bahagia.
“Siska kamu itu tidak bisa melawan aku,” ucap Johan.
“Aku hanya ingin kamu bekerja dan sampai kapan kamu akan menganggur seperti ini,” ucap Siska.
“Itu bukan urusan kamu jangan banyak bicara,” ucap Johan.
“Kenapa kamu selalu menghindari masalah, aku ini lelah harus menanggung sendirian semuanya, aku ingin kamu menafkahi aku,” ucap Siska
Tatapan mata Johan sinis ke Siska seperti tatapan hewan buas yang akan menerkam mangsanya. Siska ketakutan dengan tatapan mata Johan, dia khawatir Johan akan menamparnya lagi. Siska hanya menunduk saja dan dia tidka berani menatap Johan, Johan menghampiri Siska sambil berkata”Kenapa kamu tidak berani menatapku,” ucap Johan sambil mendekatkan wajahnya ke Siska.
“Kamu takut sama aku lebih baik kamu jangan membuat masalah sama aku atau kamu tahu akibarnya,” ucap Johan.
Johan pergi meninggalkan kamar,Siska mengambil es batu di kulkas dan dia untuk meredakan bekas tamparan di pipinya. Siska menempelkan es batu ke pipinya sambil meneteskan air mata. Dia merasa pernikahan ini membuat dia terpenjara dan dia tidak bisa pergi dari pernikahan ini. Siska tidak tahu Johan pergi kemana dan dia harus menanggung semuanya sendiri. Dia segera memakai foundation untuk menutupi bekas lukanya. Dia bersiap-siap untuk pergi bekerja dan dia mengambil tasnya dan dia keluar dari rumah. Dia naik motor menuju kantornya, Siska masuk ke dalam kantor dan dia bertemu dengan Dini. Siska sengaja menunduk dan segera duduk di kursinya. Dini memegang tangan, dia merasa aneh dengan mata Siska.
“Siska apa yang terjadi apakah kamu habis menangis?” tanya Dini.
Siska hanya diam saja tanpa menjawab pertanyaan Dini, dia melihat kalau orang lain mulai menatapnya.
“Aku tidak ada apa-apa,” ucap Siska sambil tersenyum.
Dini tidak percaya dengan ucapan Siska dalam hatinya dia yakin kalau ada hal yang terjadi dengan Siska. Dini ini sahabat Siska dan mereka sudah berteman cukup lama.
“Siska kita bisa keluar sebentar untuk minum kopi dan ada hal yang ingin aku bicarakan sama kamu,” ucap Dini.
Siska mengangguk dan dia mengiyakan ajakan Dini, dia tidak nyaman dengan tatapan orang –orang sekitar. Mereka pergi ke balkon dan Dini memberikan kopi ke Siska dan Siska menerimanya. Dini tahu kalau Siska ini menutupi sesuatu.
“Siska apakah kamu baik-baik saja?” tanya Dini.
Siska hanya diam dia tidak mungkin akan menceritakan semuanya namun dia tidak mau orang berpikir buruk tentang rumah tangganya.
“Aku baik-baik saja dan kamu jangan khawatir,” ucap Siska.
Dini menatap Siska dia tahu kalau Siska berbohong dia bisa melihat dari raut wajahnya.
“Siska aku harap kamu jujur sama aku dan aku tahu kamu berbohong,” ucap Dini.
Siska menatap Dini dengan mata berkaca-kaca dia tidak bisa mengatakan ini. Siska hanya menangis dan membuat Dini sangat panik. Dini menenangkan Siska dengan memegang pundaknya, Siska menghapus air matanya dengan tangannya. Dia menghela nafas panjang untuk menenangkan dirinya.
“Aku lelah Dini jika harus seperti ini, aku merasa Johan sudah tidak peduli lagi sama aku,” ucap Siska.