Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Terpaksa Menjadi Kedua

Terpaksa Menjadi Kedua

durrahnoer502

5.0
Komentar
223
Penayangan
9
Bab

Siska mengalami kekerasa dalam rumah tangga suaminya sangat kasar. Siska menjadi tulang punggung keluarga karena suaminyan malas bekerja. Siska kabur dari rumah dan dia tanpa sengaja bertemu dengan Farhan. Farhan sedang ada masalah dengan istrinya yang tidak ingin punya anak dan dia lebih mementingkan karir. Istri Farhan memutuskan untuk kabur dari rumah selama enam bulan. Farhan merasa terdesak dengan desakan dari orangtuanya untuk mempunyai momongan. Farhan membantu Siska keluar dari kekejaman suaminya yang kasar dengan syarat dia harus mau menjadi istri keduanya demi mendapatkan keturunan . Siska terpaksa menyetujui menjadi istri kedua Farhan demi mendapatkan perlindungan darin suaminya. Siska berhasil bercerai dengan suaminya dan menikah dengan Farhan namun masalah lain datang istri Farhan kembali ke rumah. Dia tidak terima Farhan menikah lagi. Siska merasa bersalah telah menjadi orang ketiga dari pernikahahan mereka.

Bab 1 Kabur Dari Penderitaan

Johan menampar pipi Siska dengan suara yang keras, Siska hanya bisa menangis dan dia merasakan rasa sakit di pipinya, sejujurnya dia lelah harus seperti ini. Siska memegang pipinya dan Johan menatap Siska dengan tatapan mata kejam. Dia tidak bisa menahan emosinya kepada Siska. Johan ingin memberikan pelajaran kepada Siska. Siska sangat lelah dia harus bekerja banting tulang untuk keluarga dan Johan

Siska menghapus air matanya masih terasa sakit tampan di pipinya, dia merasakan lagi tamparan Johan, dia merasa lelah haru menghadapi sikap Johan yang kasar. Selama ini dia bertahan karena memang tidak ada pilihan. Johan menatap Siska dengan tatapan tajam seakan-akan dia tidak membiarkan Siska hidup bahagia.

"Siska kamu itu tidak bisa melawan aku," ucap Johan.

"Aku hanya ingin kamu bekerja dan sampai kapan kamu akan menganggur seperti ini," ucap Siska.

"Itu bukan urusan kamu jangan banyak bicara," ucap Johan.

"Kenapa kamu selalu menghindari masalah, aku ini lelah harus menanggung sendirian semuanya, aku ingin kamu menafkahi aku," ucap Siska

Tatapan mata Johan sinis ke Siska seperti tatapan hewan buas yang akan menerkam mangsanya. Siska ketakutan dengan tatapan mata Johan, dia khawatir Johan akan menamparnya lagi. Siska hanya menunduk saja dan dia tidka berani menatap Johan, Johan menghampiri Siska sambil berkata"Kenapa kamu tidak berani menatapku," ucap Johan sambil mendekatkan wajahnya ke Siska.

"Kamu takut sama aku lebih baik kamu jangan membuat masalah sama aku atau kamu tahu akibarnya," ucap Johan.

Johan pergi meninggalkan kamar,Siska mengambil es batu di kulkas dan dia untuk meredakan bekas tamparan di pipinya. Siska menempelkan es batu ke pipinya sambil meneteskan air mata. Dia merasa pernikahan ini membuat dia terpenjara dan dia tidak bisa pergi dari pernikahan ini. Siska tidak tahu Johan pergi kemana dan dia harus menanggung semuanya sendiri. Dia segera memakai foundation untuk menutupi bekas lukanya. Dia bersiap-siap untuk pergi bekerja dan dia mengambil tasnya dan dia keluar dari rumah. Dia naik motor menuju kantornya, Siska masuk ke dalam kantor dan dia bertemu dengan Dini. Siska sengaja menunduk dan segera duduk di kursinya. Dini memegang tangan, dia merasa aneh dengan mata Siska.

"Siska apa yang terjadi apakah kamu habis menangis?" tanya Dini.

Siska hanya diam saja tanpa menjawab pertanyaan Dini, dia melihat kalau orang lain mulai menatapnya.

"Aku tidak ada apa-apa," ucap Siska sambil tersenyum.

Dini tidak percaya dengan ucapan Siska dalam hatinya dia yakin kalau ada hal yang terjadi dengan Siska. Dini ini sahabat Siska dan mereka sudah berteman cukup lama.

"Siska kita bisa keluar sebentar untuk minum kopi dan ada hal yang ingin aku bicarakan sama kamu," ucap Dini.

Siska mengangguk dan dia mengiyakan ajakan Dini, dia tidak nyaman dengan tatapan orang –orang sekitar. Mereka pergi ke balkon dan Dini memberikan kopi ke Siska dan Siska menerimanya. Dini tahu kalau Siska ini menutupi sesuatu.

"Siska apakah kamu baik-baik saja?" tanya Dini.

Siska hanya diam dia tidak mungkin akan menceritakan semuanya namun dia tidak mau orang berpikir buruk tentang rumah tangganya.

"Aku baik-baik saja dan kamu jangan khawatir," ucap Siska.

Dini menatap Siska dia tahu kalau Siska berbohong dia bisa melihat dari raut wajahnya.

"Siska aku harap kamu jujur sama aku dan aku tahu kamu berbohong," ucap Dini.

Siska menatap Dini dengan mata berkaca-kaca dia tidak bisa mengatakan ini. Siska hanya menangis dan membuat Dini sangat panik. Dini menenangkan Siska dengan memegang pundaknya, Siska menghapus air matanya dengan tangannya. Dia menghela nafas panjang untuk menenangkan dirinya.

"Aku lelah Dini jika harus seperti ini, aku merasa Johan sudah tidak peduli lagi sama aku," ucap Siska.

Dini menatap Siska dia tahu kalau Johan selama ini menganggur dan tidak bekerja. Siska selama ini menjadi tulang punggung keluarga.

"Johan masih menganggur, apakah dia sudah melamar pekerjaan?" tanya Dini.

Siska hanya menggelengkan kepala,dia sudah berkali-kali meminta Johan untuk melamar pekerjaan namun Johan lebih senang bermalas-malas. Johan pasti beralasan cari kerja susah dan dia tidak cocok dengan pekerjaannya.

"Johan ini sangat kasar sama aku ketika aku membahas pekerjaan dia pasti marah dan aku tidak tahan dengan semua ini," ucap Siska.

Dini tahu kalau Johan itu sangat keras kepala dulu ketika Siska memutuskan untuk menikah dengan Johan. Dia sudah memperingatkan Siska tentang sikap Johan yang keras namun Siska waktu itu terlalu mencintai Johan tidak mengindahkan peringatan dari Dini.

"Sekarang kamu harus bangkit Siska kamu harus pergi dari kehidupan Johan," ucap Dini.

Siska terdiam dia sudah ingin berpisah dengan Johan namun dia masih belum ada keberanian.

"Siska apa yang kamu pikirkan kenapa kamu dari tadi melamun?" tanya Dini.

"Dini aku ingin berpisah dengan Johan namun bagaimana dengan keluargaku?" tanya Siska.

"Kamu jangan khawatirkan keluarga kamu mereka bisa mengerti yang terpenting kamu berpisah dulu dari Johan lagi pula Johan tidak akan berubah, dia itu pemalas dan kasar kamu harus pikirkan masa depan kamu," ucap Dini.

Siska berpikir sejenak ini mungkin waktu yang tepat untuk berpisah dengan Johan. Dia harus punya keberanian untuk meninggalkan Johan apapun resikonya.

"Nanti siang aku akan ke pengadilan dan aku akan meminta syarat-syarat untuk mengurus perceraian," ucap Siska.

"Kita masuk ke dalam nanti direktur akan segera datang," ucap Dini.

Siang ini Siska pergi ke pengadilan dengan naik ojek namun ketika masuk ke dalam halaman pengadilan kepalanya sangat pusing dan matanya berkunang-kunang. Dia tidak tahu apa yang terjadi dengannya. Dia mencoba untuk berjalan dengan sekuat tenaga walaupun kepalanya sangat pusing namun badannya ini tersa lemas. Siska pingsan dan semua orang terkejut dan menolong Siska. Mereka membawa Siska ke rumah sakit, Siska tidak sadarkan diri. Satu jam kemudian Siska terbangun namun kepalanya masih sakit dan dia bingung sedang berada dimana. Dokter menghampiri Siska sambil berkata" Bagaimana keadaannya Bu?" tanya Dokter.

"Saya dimana ini kepala saya masih terasa pusing," ucap Siska.

"Sekarang ibu berada di rumah sakit tadi ibu pingsan," ucap Dokter.

Siska masih tidak mengingat apapun dan dia melihat tangannya masih terpasang infus. Dia ingin sekali pergi ke rumah sakit namun dokter menahannya sambil berkata" Jangan pergi dulu ibu harus menjaga kandungan ibu," ucap Dokter.

Siska terkejut dengan ucapan dokter dan dia tidak menyangka kalau dia hamil. Dia terdiam sejenak dan memegang perutnya dalam hatinya kenapa dia hamil di saat yang tidak tepat.

"Maksud dokter saya hamil," ucap Siska dengan lirih.

"Iya ibu sedang hamil dan sekarang lebih baik ibu istirahat dulu," ucap dokter.

Siska hanya diam dia merasa senang akhirnya dia bisa hamil namun dia juga khawatir dengan masa depan bayi ini apalagi dia tidak yakin Johan akan menjadi suami yang baik.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh durrahnoer502

Selebihnya

Buku serupa

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Romantis

5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku