Hasrat Kedua

Hasrat Kedua

Otty A

5.0
Komentar
8.5K
Penayangan
160
Bab

Senja Malini adalah seorang janda yang memiliki dua orang anak perempuan. Begitu kerasnya kehidupan seorang janda, sudah Senja lewati. Ia bekerja keras agar dapat menghidupi kedua buah hatinya. Setelah setahun menjanda, Senja dinikahi oleh Dafa Suryaningrat. Seorang pria kaya pengusaha properti. Pernikahannya dengan Dafa, membuat kehidupan finansial Senja berubah drastis. Terlebih lagi, kedua orang tua Dafa menerima Senja dengan tangan terbuka. Namun kebahagiaan mereka tak berlangsung lama, karena kebohongan Dafa mulai terkuak. Dafa ternyata mencintai perempuan lain, bernama Lily. Problematika orang ketiga membuat hubungan Dafa dan Senja di ambang kehancuran. Pada saat yang rawan seperti ini, Bagas sang Kakak ipar justru menaruh hati kepada Senja. Apakah Senja bisa mempertahankan rumah tangganya? Atau malah lebih memilih menikah dengan sang kakak ipar?

Bab 1 Terusir Dari Rumah

Senja sedang duduk di teras rumah. Ia tengah menemani kedua anaknya bermain boneka.

"Laki laki yang katanya mau melamar kamu itu, jadi ke sini apa nggak?" Ibu tiri Senja keluar dari rumah sembari bertanya dengan suara kencang.

"Jadi Bu, ini Mas Dafa masih di jalan. Katanya kena macet."

"Ibu kok kurang yakin ya dengan kata kata lelaki itu! Masa iya, dia mau menikahi kamu yang notabene cuma janda pengangguran? Bawa anak lagi!" Ibu tiri bicara dengan kalimat ejekan.

Senja hanya bisa diam. Ia tak berani menjawab. Setiap hinaan yang keluar dari bibir Ibu tirinya, ia biarkan begitu saja bak angin lalu.

"BRooM!" deru mesin mobil terdengar. Ada sebuah mobil hitam terparkir di depan pagar rumah mereka. Seorang lelaki mengenakan setelan jas warna abu abu, turun dari mobil. Dialah Dafa Suryaningrat, calon suami Senja Malini.

Senja berlari dan membuka pagar, ia menyambut kedatangan Dafa.

"Maaf ya, Mas agak telat datangnya." Lelaki berbadan tegap tersebut, meminta maaf kepada Senja dengan suara pelan.

Senja mengangguk, mereka berdua masuk ke dalam rumah. Ibu tiri dan Ayah kandung Senja, sudah duduk di sofa ruang tamu.

"Selamat siang Om, Tante!" Dafa mengucapkan salam.

"Ya siang!" Si Ibu tiri menjawab dengan ketus. Sementara Ayah kandung Senja, tampak menyambut dengan ramah calon suami anaknya tersebut.

"Mari silahkan duduk Nak, Dafa."

"Iya Om." Dafa merasa agak canggung.

"Kamu ke sini datang sama siapa? Katanya mau lamaran kalian hari ini? Tapi datangnya kok cuma sendirian aja?" Ivanka, Ibu tiri Senja menyindir.

"Kebetulan kedua orang tua saya sedang ada urusan ke luar negeri. Jadi masih belum bisa datang ke sini. Kalau diizinkan, apakah boleh saya sendiri secara pribadi yang melamar Senja?"

"Tentu saja! Lebih cepat kalian menikah, akan lebih baik. Senja itu kan janda, ada anaknya dua orang juga. Sedangkan Papanya Senja sekarang juga sudah tidak bekerja. Kami hanya mengandalkan uang pensiunan saja untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari." Ivanka meluapkan keluh kesahnya selama ini.

"Ibu ngomong apa sih? Mana bisa Senja dan Dafa bertunangan dengan cara seperti ini?" Tirta menyenggol bahu istrinya agar berhenti bicara.

"Ngomong apa? Ya ngomong jujurlah! Kalau bukan dilamar dengan cara begini, mau gimana lagi? Senja sudah janda lho! Dan Dafa masih lajang. Mana ada dua anak yang dibawa sama Senja. Sudah bagus Dafa mau nikahin dia! Harus tahu diri dan tahu posisi!"

Perkataan yang keluar dari bibir Ivanka membuat Tirta dan Senja terdiam. Senja dulunya menikah dengan Henry anak juragan tembakau. Namun setelah pernikahan mereka berjalan selama lima tahun, perselingkuhan suami pertama Senja terbongkar. Senja lantas memilih untuk bercerai dari suaminya. Ia juga membawa kedua anaknya, karena setelah resmi bercerai, sang mantan suami tak mau lagi mengurus anak anak mereka.

Meskipun seorang janda, Senja adalah wanita pekerja keras. Setiap harinya, ia berjualan kue yang ia titipkan ke warung warung. Hasil dari berjualan kue ini, ia gunakan untuk membiayai semua kebutuhan kedua anaknya.

"Ayo pasangkan cincin di jari manis Senja. Kenapa jadi diam begitu?" Ivanka mendesak agar Dafa dan Senja segera bertukar cincin.

Kali ini Tirta hanya diam saja. Senja lantas diminta duduk di samping Dafa dan menyodorkan jemarinya. Dafa dengan cepat menyematkan cincin di jari manis Senja.

"Sekarang giliran kamu! Ayo pasangkan cincin di jari Dafa!" Ivanka terus mendesak.

Senja menyematkan cincin pada jari manis lelaki yang baru lima bulan ia kenal melalui sebuah aplikasi dating online.

"Sekarang kalian sudah resmi bertunangan. Karena kamu tunangannya Senja, mulai sekarang kamu lah yang akan menanggung semua biaya dan kebutuhan Senja. Termasuk rumah." Ivanka mengisyaratkan agar Senja segera dibawa ke luar dari rumahnya, hari itu juga.

"Ibu tadi minta Senja dan Dafa bertunangan, sekarang kenapa Senja harus keluar dari sini? Mereka itu belum resmi menikah!" Tirta merasa keberatan dengan ucapan istrinya.

"Senja sudah dewasa, Pak! Harusnya juga di awal dia bercerai dengan suami pertamanya itu, dia ngontrak sama anak anaknya! Bukan numpang di sini! Iya kalau, Tya. Tya anak kita, masih sekolah!" Ivanka mengomel.

"Pokoknya Bapak nggak setuju dengan ucapan Ibu! Kecuali Senja sudah resmi menikah dengan Dafa!"

"Bapak pilih Senja yang keluar dari rumah ini, atau Ibu yang keluar?"

"Ayah dan Ibu nggak usah bertengkar lagi. Yang dibilang Ibu bener kok! Senja ambil pakaian dulu!" Senja bangkit berdiri dan berjalan menuju kamarnya. Ia mengemasi pakaian anak anaknya dan juga pakaiannya sendiri.

Senja keluar dari kamar setelah mengemasi semua pakaian, sembari menenteng dua koper yang berisi penuh pakaian serta beberapa boneka milik anak anaknya.

"Mari aku bantu!" ucap Dafa menawarkan bantuan ketika melihat Senja kerepotan membawa tas.

Dafa menaruh semua koper milik Senja ke dalam mobil pribadinya. Sementara Senja berpamitan kepada Ayah dan Ibu tirinya.

"Ayah, Senja pamit ya. Ayah jaga kesehatan baik baik. Jangan lupa minum obatnya tepat waktu."

"Senja, juga hati hati ya Nak. Maaf Ayah nggak bisa berbuat banyak untuk kamu dan anak anak kamu."

"Nggak apa apa Yah."

Senja menjawab dengan singkat. Karena ia tahu betul kalau Tirta, sangat mencintai Ivanka. Tirta bahkan menceraikan Safitri, Ibu kandung Senja, demi untuk menikah dengan Ivanka.

"Bu, Senja pamit." Senja hendak mencium punggung tangan Ivanka.

"Hmm!" Ivanka hanya menjawab dengan deheman singkat dan menatap Senja dengan tajam.

Senja keluar dari rumah Ayahnya, membawa serta kedua anaknya bersama dengannya. Tirta dan Ivanka tetap berada di dalam rumah, mereka tidak mengantarkan Senja sampai ke pintu pagar.

****

Senja duduk dekat dengan jendela mobil. Lamunannya melayang entah kemana.

"Aku akan carikan rumah sewaan buat kamu agak di pinggiran kota ya? Anak anak bisa mulai sekolah di daerah sana nantinya. Kebetulan ada rumah kenalan aku yang disewakan!" seru Dafa.

Senja menoleh ke arah Dafa dan bicara perlahan, "terserah Mas saja."

"Andai aku punya uang tabungan lebih untuk menyewa rumah sendiri, aku tak perlu menyusahkan Mas Dafa," batin Senja.

Mobil Dafa melaju kencang ke daerah pinggiran kota. Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih satu setengah jam, mereka akhirnya sampai di depan rumah tanpa pagar dan terkesan ala kadarnya.

Dafa turun lebih dulu dari mobil. Lalu Senja dan juga anak anaknya juga ikut turun dari mobil.

Pria berbadan tegap itu mengeluarkan sebuah kunci dari sakunya. Dan ternyata kunci itu, adalah kunci rumah baru yang akan ditempati oleh Senja dan juga anak anaknya.

"Ayo masuk!" seru Dafa.

"Aku pikir, Mas akan menelepon teman Mas lebih dulu untuk membicarakan soal rumah ini. Ternyata Mas sudah pegang kuncinya?" Senja merasa heran.

"Rumah ini sudah beberapa bulan aku sewa!" jawaban Dafa yang berikutnya kembali membuat Senja terkejut.

"Tin! Tin!" suara klakson mobil membuat seorang wanita paruh baya berteriak histeris.

"Awas!"

Teriakan si wanita membuat Dafa dan Senja menoleh ke belakang, keduanya terkejut karena melihat Shanum ada di tengah jalan.

"Shanum! Awas!" Senja berteriak sambil memeluk Salsa.

"BRuGh!" Suara benturan terdengar cukup kencang.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Membalas Penkhianatan Istriku

Membalas Penkhianatan Istriku

Juliana
5.0

"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.

My Doctor genius Wife

My Doctor genius Wife

Amoorra
4.8

Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.

Gairah Liar Ayah Mertua

Gairah Liar Ayah Mertua

Gemoy
5.0

Aku melihat di selangkangan ayah mertuaku ada yang mulai bergerak dan mengeras. Ayahku sedang mengenakan sarung saat itu. Maka sangat mudah sekali untuk terlihat jelas. Sepertinya ayahku sedang ngaceng. Entah kenapa tiba-tiba aku jadi deg-degan. Aku juga bingung apa yang harus aku lakukan. Untuk menenangkan perasaanku, maka aku mengambil air yang ada di meja. Kulihat ayah tiba-tiba langsung menaruh piringnya. Dia sadar kalo aku tahu apa yang terjadi di selangkangannya. Secara mengejutkan, sesuatu yang tak pernah aku bayangkan terjadi. Ayah langsung bangkit dan memilih duduk di pinggiran kasur. Tangannya juga tiba-tiba meraih tanganku dan membawa ke selangkangannya. Aku benar-benar tidak percaya ayah senekat dan seberani ini. Dia memberi isyarat padaku untuk menggenggam sesuatu yang ada di selangkangannya. Mungkin karena kaget atau aku juga menyimpan hasrat seksual pada ayah, tidak ada penolakan dariku terhadap kelakuan ayahku itu. Aku hanya diam saja sambil menuruti kemauan ayah. Kini aku bisa merasakan bagaimana sesungguhnya ukuran tongkol ayah. Ternyata ukurannya memang seperti yang aku bayangkan. Jauh berbeda dengan milik suamiku. tongkol ayah benar-benar berukuran besar. Baru kali ini aku memegang tongkol sebesar itu. Mungkin ukurannya seperti orang-orang bule. Mungkin karena tak ada penolakan dariku, ayah semakin memberanikan diri. Ia menyingkap sarungnya dan menyuruhku masuk ke dalam sarung itu. Astaga. Ayah semakin berani saja. Kini aku menyentuh langsung tongkol yang sering ada di fantasiku itu. Ukurannya benar-benar membuatku makin bergairah. Aku hanya melihat ke arah ayah dengan pandangan bertanya-tanya: kenapa ayah melakukan ini padaku?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku