Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Hasrat Kedua

Hasrat Kedua

Otty A

5.0
Komentar
7.8K
Penayangan
79
Bab

Senja Malini adalah seorang janda yang memiliki dua orang anak perempuan. Begitu kerasnya kehidupan seorang janda, sudah Senja lewati. Ia bekerja keras agar dapat menghidupi kedua buah hatinya. Setelah setahun menjanda, Senja dinikahi oleh Dafa Suryaningrat. Seorang pria kaya pengusaha properti. Pernikahannya dengan Dafa, membuat kehidupan finansial Senja berubah drastis. Terlebih lagi, kedua orang tua Dafa menerima Senja dengan tangan terbuka. Namun kebahagiaan mereka tak berlangsung lama, karena kebohongan Dafa mulai terkuak. Dafa ternyata mencintai perempuan lain, bernama Lily. Problematika orang ketiga membuat hubungan Dafa dan Senja di ambang kehancuran. Pada saat yang rawan seperti ini, Bagas sang Kakak ipar justru menaruh hati kepada Senja. Apakah Senja bisa mempertahankan rumah tangganya? Atau malah lebih memilih menikah dengan sang kakak ipar?

Bab 1 Terusir Dari Rumah

Senja sedang duduk di teras rumah. Ia tengah menemani kedua anaknya bermain boneka.

"Laki laki yang katanya mau melamar kamu itu, jadi ke sini apa nggak?" Ibu tiri Senja keluar dari rumah sembari bertanya dengan suara kencang.

"Jadi Bu, ini Mas Dafa masih di jalan. Katanya kena macet."

"Ibu kok kurang yakin ya dengan kata kata lelaki itu! Masa iya, dia mau menikahi kamu yang notabene cuma janda pengangguran? Bawa anak lagi!" Ibu tiri bicara dengan kalimat ejekan.

Senja hanya bisa diam. Ia tak berani menjawab. Setiap hinaan yang keluar dari bibir Ibu tirinya, ia biarkan begitu saja bak angin lalu.

"BRooM!" deru mesin mobil terdengar. Ada sebuah mobil hitam terparkir di depan pagar rumah mereka. Seorang lelaki mengenakan setelan jas warna abu abu, turun dari mobil. Dialah Dafa Suryaningrat, calon suami Senja Malini.

Senja berlari dan membuka pagar, ia menyambut kedatangan Dafa.

"Maaf ya, Mas agak telat datangnya." Lelaki berbadan tegap tersebut, meminta maaf kepada Senja dengan suara pelan.

Senja mengangguk, mereka berdua masuk ke dalam rumah. Ibu tiri dan Ayah kandung Senja, sudah duduk di sofa ruang tamu.

"Selamat siang Om, Tante!" Dafa mengucapkan salam.

"Ya siang!" Si Ibu tiri menjawab dengan ketus. Sementara Ayah kandung Senja, tampak menyambut dengan ramah calon suami anaknya tersebut.

"Mari silahkan duduk Nak, Dafa."

"Iya Om." Dafa merasa agak canggung.

"Kamu ke sini datang sama siapa? Katanya mau lamaran kalian hari ini? Tapi datangnya kok cuma sendirian aja?" Ivanka, Ibu tiri Senja menyindir.

"Kebetulan kedua orang tua saya sedang ada urusan ke luar negeri. Jadi masih belum bisa datang ke sini. Kalau diizinkan, apakah boleh saya sendiri secara pribadi yang melamar Senja?"

"Tentu saja! Lebih cepat kalian menikah, akan lebih baik. Senja itu kan janda, ada anaknya dua orang juga. Sedangkan Papanya Senja sekarang juga sudah tidak bekerja. Kami hanya mengandalkan uang pensiunan saja untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari." Ivanka meluapkan keluh kesahnya selama ini.

"Ibu ngomong apa sih? Mana bisa Senja dan Dafa bertunangan dengan cara seperti ini?" Tirta menyenggol bahu istrinya agar berhenti bicara.

"Ngomong apa? Ya ngomong jujurlah! Kalau bukan dilamar dengan cara begini, mau gimana lagi? Senja sudah janda lho! Dan Dafa masih lajang. Mana ada dua anak yang dibawa sama Senja. Sudah bagus Dafa mau nikahin dia! Harus tahu diri dan tahu posisi!"

Perkataan yang keluar dari bibir Ivanka membuat Tirta dan Senja terdiam. Senja dulunya menikah dengan Henry anak juragan tembakau. Namun setelah pernikahan mereka berjalan selama lima tahun, perselingkuhan suami pertama Senja terbongkar. Senja lantas memilih untuk bercerai dari suaminya. Ia juga membawa kedua anaknya, karena setelah resmi bercerai, sang mantan suami tak mau lagi mengurus anak anak mereka.

Meskipun seorang janda, Senja adalah wanita pekerja keras. Setiap harinya, ia berjualan kue yang ia titipkan ke warung warung. Hasil dari berjualan kue ini, ia gunakan untuk membiayai semua kebutuhan kedua anaknya.

"Ayo pasangkan cincin di jari manis Senja. Kenapa jadi diam begitu?" Ivanka mendesak agar Dafa dan Senja segera bertukar cincin.

Kali ini Tirta hanya diam saja. Senja lantas diminta duduk di samping Dafa dan menyodorkan jemarinya. Dafa dengan cepat menyematkan cincin di jari manis Senja.

"Sekarang giliran kamu! Ayo pasangkan cincin di jari Dafa!" Ivanka terus mendesak.

Senja menyematkan cincin pada jari manis lelaki yang baru lima bulan ia kenal melalui sebuah aplikasi dating online.

"Sekarang kalian sudah resmi bertunangan. Karena kamu tunangannya Senja, mulai sekarang kamu lah yang akan menanggung semua biaya dan kebutuhan Senja. Termasuk rumah." Ivanka mengisyaratkan agar Senja segera dibawa ke luar dari rumahnya, hari itu juga.

"Ibu tadi minta Senja dan Dafa bertunangan, sekarang kenapa Senja harus keluar dari sini? Mereka itu belum resmi menikah!" Tirta merasa keberatan dengan ucapan istrinya.

"Senja sudah dewasa, Pak! Harusnya juga di awal dia bercerai dengan suami pertamanya itu, dia ngontrak sama anak anaknya! Bukan numpang di sini! Iya kalau, Tya. Tya anak kita, masih sekolah!" Ivanka mengomel.

"Pokoknya Bapak nggak setuju dengan ucapan Ibu! Kecuali Senja sudah resmi menikah dengan Dafa!"

"Bapak pilih Senja yang keluar dari rumah ini, atau Ibu yang keluar?"

"Ayah dan Ibu nggak usah bertengkar lagi. Yang dibilang Ibu bener kok! Senja ambil pakaian dulu!" Senja bangkit berdiri dan berjalan menuju kamarnya. Ia mengemasi pakaian anak anaknya dan juga pakaiannya sendiri.

Senja keluar dari kamar setelah mengemasi semua pakaian, sembari menenteng dua koper yang berisi penuh pakaian serta beberapa boneka milik anak anaknya.

"Mari aku bantu!" ucap Dafa menawarkan bantuan ketika melihat Senja kerepotan membawa tas.

Dafa menaruh semua koper milik Senja ke dalam mobil pribadinya. Sementara Senja berpamitan kepada Ayah dan Ibu tirinya.

"Ayah, Senja pamit ya. Ayah jaga kesehatan baik baik. Jangan lupa minum obatnya tepat waktu."

"Senja, juga hati hati ya Nak. Maaf Ayah nggak bisa berbuat banyak untuk kamu dan anak anak kamu."

"Nggak apa apa Yah."

Senja menjawab dengan singkat. Karena ia tahu betul kalau Tirta, sangat mencintai Ivanka. Tirta bahkan menceraikan Safitri, Ibu kandung Senja, demi untuk menikah dengan Ivanka.

"Bu, Senja pamit." Senja hendak mencium punggung tangan Ivanka.

"Hmm!" Ivanka hanya menjawab dengan deheman singkat dan menatap Senja dengan tajam.

Senja keluar dari rumah Ayahnya, membawa serta kedua anaknya bersama dengannya. Tirta dan Ivanka tetap berada di dalam rumah, mereka tidak mengantarkan Senja sampai ke pintu pagar.

****

Senja duduk dekat dengan jendela mobil. Lamunannya melayang entah kemana.

"Aku akan carikan rumah sewaan buat kamu agak di pinggiran kota ya? Anak anak bisa mulai sekolah di daerah sana nantinya. Kebetulan ada rumah kenalan aku yang disewakan!" seru Dafa.

Senja menoleh ke arah Dafa dan bicara perlahan, "terserah Mas saja."

"Andai aku punya uang tabungan lebih untuk menyewa rumah sendiri, aku tak perlu menyusahkan Mas Dafa," batin Senja.

Mobil Dafa melaju kencang ke daerah pinggiran kota. Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih satu setengah jam, mereka akhirnya sampai di depan rumah tanpa pagar dan terkesan ala kadarnya.

Dafa turun lebih dulu dari mobil. Lalu Senja dan juga anak anaknya juga ikut turun dari mobil.

Pria berbadan tegap itu mengeluarkan sebuah kunci dari sakunya. Dan ternyata kunci itu, adalah kunci rumah baru yang akan ditempati oleh Senja dan juga anak anaknya.

"Ayo masuk!" seru Dafa.

"Aku pikir, Mas akan menelepon teman Mas lebih dulu untuk membicarakan soal rumah ini. Ternyata Mas sudah pegang kuncinya?" Senja merasa heran.

"Rumah ini sudah beberapa bulan aku sewa!" jawaban Dafa yang berikutnya kembali membuat Senja terkejut.

"Tin! Tin!" suara klakson mobil membuat seorang wanita paruh baya berteriak histeris.

"Awas!"

Teriakan si wanita membuat Dafa dan Senja menoleh ke belakang, keduanya terkejut karena melihat Shanum ada di tengah jalan.

"Shanum! Awas!" Senja berteriak sambil memeluk Salsa.

"BRuGh!" Suara benturan terdengar cukup kencang.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Otty A

Selebihnya

Buku serupa

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Romantis

5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku