Namun pada akhirnya ketika cinta harus memilih, siapakah yang akan dipilih Kei?
"Kalau suami barunya tidak mau menceraikan Kei bagaimana, Pa? Ke, dia cantik sekali, Pa!"
"Kamu tau Kei cantik, tapi kamu bisa menceraikannya! Sekarang kamu berharap saja Kei dapat suami bodoh lagi, yang tidak pernah menghargainya, yang dengan mudahnya menceraikannya."
"Aku tidak mau menikah lagi, Pa. Setidaknya kalau bukan dengan mas Galang. Lebih baik aku menjanda selamanya, hiks."
Papa Kei kembali melihat putrinya, kemudian melihat Galang yang masih berlutut dilantai dengan wajah menunduk, tampak penyesalan diwajah tampannya itu. Ia menghampiri Galang, membantunya duduk kemudian ikut duduk disebelahnya.
"Tidak ada cara lain Galang, itulah satu-satunya cara kalau kamu memang berniat rujuk dengan Kei, kamu harus bisa membujuk Kei."
Setelah mengatakan itu, papa Kei langsung meninggalkan mereka, menaiki tangga ke lantai dua, menuju kamarnya. Diruang keluarga itu hanya tinggal Kei yang masih terisak sedih dan Galang yang menatap kosong kearah Kei.
"Aku tidak mau Mas, hiks." isak Kei memecah kesunyian diantara mereka.
Galang pindah duduk ke sebelah Kei, merangkul dan mengarahkan kepala Kei ke dadanya, dengan patuh Kei langsung bersandar ke dada bidang mantan suaminya, tangisnya kembali pecah.
"Maafkan mas Kei. Semua memang salah mas, gara-gara mas tidak bisa mengontrol emosi sampai mengeluarkan kata kramat itu lagi, maaf ... " Galang menciumi ujung kepala Kei, air mata penyesalan menetes dan membasahi kepala Kei.
Kei mengangkat kepalanya, ditangkupnya pipi mantan suaminya dengan kedua tangannya, menatap lekat lelaki yang benar-benar ia cintai dengan sepenuh hati itu,
"Aku sudah memaafkanmu mas. Aku selalu memaafkanmu. Tapi aku... Aku tidak mau menikah lagi dengan pria lain mas. Aku maunya kamu, cuma kamu!"
Galang kembali membawa Kei ke dalam pelukannya, "Memang seharusnya seperti itu Kei. Mau tidak mau kamu harus menikah dulu, baru kita bisa kembali bersama lagi. Apa kamu kira mas mau melihat kamu bersanding dengan pria lain? Mas juga tidak mau! Bisa-bisa mas bunuh siapapun pria yang berani menyentuh kamu itu."
Galang terdiam sesaat, memilih kata-katanya dengan hati-hati sebelum kembali melanjutkan pembicaraannya, "Tapi kalau cuma ini satu-satunya cara, mas bakal tekan ego mas dan membiarkan kamu menikah lagi, toh semua juga karena kesalahan mas."
"Tapi... Tapi aku takut mas! Aku takut kalau suami baruku tidak mau menceraikan aku. Aku harus bagaimana mas? Aku takut, hiks."
"Kita cari yang mau menolong kita Kei. Mas punya banyak teman, Mas bisa minta tolong salah satu dari mereka."
"Mau siapapun itu aku tetap takut mas. Aku tidak bisa membayangkan hidup dengan pria lain selain kamu!"
Galang menangkup pipi Kei dengan kedua tangannya, "Kamu bisa! Mas percaya sama kamu, ini demi kita juga."