Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
[Bang, turunnya di mana nih?]
[Di pasar dek, bilang aja gitu sama sopirnya]
[Oke bang]
"Bang, turun di pasar ya." Katanya seorang gadis kepada sopir travel itu.
"Pasar udah lewat dek."
"Serius bang?"
"Iya dek, pasar udah lewat dari tadi."
"Yaudah, kalau gitu di sini aja deh bang."
Gadis itu segera turun dengan membawa barang-barangnya, kembali menghubungi sang pacar.
[Bang, aku udah turun, tetapi pasarya udah lewat kata abang itu]
Ia mulai merasa cemas karena tak mengenal daerah itu sama sekali, apalagi ini kali pertamanya ia datang ke daerah ini.
[Kamu di mana sekarang?]
[Aku nggak tau bang, pokoknya udah lewat pasar]
Ia kembali merengek, takut tersesat di kampung orang dan tak jadi bertemu dengan sang kekasih.
[Sekarang kamu lihat sekeliling kamu, apa yang ada di sana?]
Gadis itu lansung melihat ke kiri dan ke kanan untuk mencari petunjuk.
[Aku ada di sebelah toko serb 35, yang ada di dekat tower tiga buah itu]
[Oke, kamu tunggu aja di sana, abang jemput kamu ke sana sekarang]
Panggilan wa itu terputus, dan tak lama setelah itu ada langgilan masuk lagi.
[Hallo]
[Wira, kamu udah sampai?] Tanya sang ayah yang sudah sanagt cemas sekali di rumah karena putrinya pergi sendirian ke daerah yang belum pernah ia datangi sebelumnya.
[Udah yah]
[Terus mana Amri? Ayah mau bicara]
[Dia masih di jalan menuju ke sini untuk jemput aku, karena tadi dia nunggunya di pasar, tadi mobilnya kelewat dari pasar itu]
Wira lansung saja menjelaskan karena ia yakin jika orang tuanya pasti akan sangat khawatir sekali dengannya.
[Yaudah kalau gitu, nanti telvon ayah lagi kalau udah sampai]
[Oke yah]
Panggilan kembali terputus, gadis itu lansung meletakkan hp nya kembali ke dalam tas.
"Aku buang di sini ajalah muntahnya." Ia lansung saja membuang kantong kresek yang berisi muntahnya itu.
Ia berusaha untuk menghilangkan rasa sakit yang ada di kepalanya itu akibat terlalu lama dalam mobil.
'Akhirnya.'
Gadis yang baru berusia sekitar 24 tahun itu nampak sangat bersemangat sekali, meski masih ada sedikit rasa mual yang tak kunjung pergi darinya.
Ini kali pertamanya ia akan bertemu dengan pacarnya setelah mereka pacaran selama dua tahun secara online saja.
Gadis itu tak lain adalah Wira, ia kenal dengan sanga pacar melalui fb, dan hubungan mereka berlanjut tetapi pacarnya itu selalu tak bisa menemuinya dengan banyak alasan.
Karena ia sudah sangat mencintai sang pacar dan keinginan yang besar untuk menikah, maka ia memberanikan diri untuk datang menemui sang kekasih ke kampung halamannya meski ia belum pernah ke sana sekalipun.
Pacarnya berjanji, jika ia berani untuk datang ke sana, maka pacarnya itu akan menikahinya tahun itu juga dan takkan mempermasalahkan kekurangan apapun juga yang ada pada Wira.
"Aku udah cantik belum ya?" Wira mulai mengeluarkan cermin kecil yang ada di dalam tasnya, dan mulai berdandan di pinggir jalan itu.
Perjalanan yang ia tempuh sekitar 15 jam naik mobil, dan ia berusah meyakinkan orang tuanya untuk pergi ke sana.
Selama perjalanan ia selalu muntah, tetapi demi bertemu dengan sang kekasih, ia berusaha untuk kuat.
Setelah merasa rapi, ia kembali duduk sembari memandangi orang-orang yang terus lalu lalang di jalanan itu.
"Aku udah nggak sabar pengen ketemu sama kamu bang." Ia kembali senyum-senyum sendiri sembari melihat foto pacarnya itu.
Ia sudah tak tahan lagi jika hanya pacaran secara online saja, apalagi sekarang ia sudah malas bekerja dan ingin ada orang yang bisa menafkahinya.
"Wira?" Sapa seorang pemuda yang menghentikan motornya tepat di hadapan Wira.
Wira pun menoleh dan nampak kaget saat melihat orang yang sudah berada di depannya itu.
"Abang?"
"Iya, ini abang." Pemuda itu lansung menghampirinya.
Wira lansung saja bersalaman dengannya, dan tersenyum bahagia sekali.
"Akhirnya kita ketemu juga bang." Ia sangat terharu sekali.
"Iya calon istriku."
Wira tak bisa berhenti memandangi wajah kekasihnya itu yang begitu tampan sekali, bahkan lebih tampan dari yang biasa ia lihat di foto dan juga video.
"Kenapa?" Tanya sang pacar.
"Kamu ganteng bangat."
"Apaan sih kamu ini, kita lansung aja ke rumahku yuk."