Vina gadis yang masih duduk di bangku kuliah. Harus kehilangan ayahnya yang entah pergi kemana. Dan ayahnya menyuruh dia untuk pergi magang nanti di kantor temannya, yang yang sudah di anggap adik kandung sendiri. Lama tinggal bersama tanpa sadar bunuh cinta terlarang itu muncul. Dia menyukai laki-laki muda yang masih berumur 29 tahun itu. Apakah dia akan bertahan dengan cinta itu? Tau pergi dari kehidupannya?
Gadis berambut berombak sepunggung itu, berjalan dengan langkah terburu-buru. Rok pendek sepaha miliknya seraya menghalanginya berjalan. Baru pertama kali dalam hidupnya memakai rok pendek yang membuatnya sangat risih.
Vita Alista memeluk tumpukan buku di dadanya dengan tangan kanannya Dan tangan kiri menarik-narik ujung rok yang semakin tertarik ke atas saat dia berjalan. Belum lagi sepatu high heels tinggi yang membuatnya semakin tak bisa berjalan cepat.
Aku harus cepat sampai, Ini hari pertama aku mencari tempat magang. Dan semoga saja perusahaan teman papa aku itu bisa menerimaku. Semoga saja dia bisa menerima, agar aku tidak susah lagi cari magang. Gumam Vina.
Tap.. Tap...Tap
Langkah kecil gadis kecil itu berjalan semakin cepat, dan terburu-buru, tanpa menatap di depannya.
Brukkk..
Dia menebrak seorang bertubuh kekar di balut dengan jas hitam mahal, yang melitas di depannya.
"Maaf.. maaf!!" ucap Vina menundukkan kepalanya tanpa berani menatap sosok laki-laki yang diam mematung di depannya.
"Lain kali kalau jalan pakai mata?" suara berat dan serak khas laki-laki itu membuat gadis kecil di depannya tertegun, dia menelan ludahnya kasar. Tubuhnya perlahan mulai bergetar merasakan aroma kemarahan dari laki-laki di depannya itu.
Apa yang aku harus lakukan, sekarang dia di depan aku. Jika dia marah, apa yang aku harus katakan padanya. Gumam Vina gugup, ia mencengkeram erat tumpukan buku di dadanya, memeluknya semakin erat.
Deg!
Jantung Vina berhenti berdetak sesaat, saat laki-laki itu berjalan mendekat ke arahnya, semakin dekat dan dekat. Dia seketika reflek berjalan mundur hingga tepat bersandar di dinding putih belakangnya. Hembusan napas beratnya mulai berkecamuk.
Pria di depannya menyandarkan tangan kirinya tepat di samping kepala Vina, dan tangan kanannya memegang dagu manis yang tertuduk, gemetar ketakutan. "Kamu gadis kecil kenapa kamu ada di sini. Ini bukan tempat kamu!!" Pria itu menarik dagunya ke atas menatap sosok wanita yang begitu polos dan terlihat sangat imut menggemaskan dengan rambut berombak terurai, mata hitam yang begitu indah, dengan bibir kecil tipis seksinya, di poles lipstik pink yang membuat pria itu menelan ludahnya, bibir kecilnya sangat menggoda. Dia hanya bisa hanya menelan ludahnya. Menahan hasratnya yang membara.
Tubuh pria itu terdiam kaku, baru pertama kali tubuhnya memberikan sinyal untuk gadis kecil yang baru saja dia temui ini. Hatinya mulai terketuk melihat sosok wanita.
"Tuan...." suara lembut dan pandangan mata gadis kecil itu membius wajah tampannya.
Gadis ini begitu manis, dia sangat menggemaskan.
"Kamu ada keperluan apa di sini?" tanya pria itu mengalihkan pandangannya, dan melepaskan tangannya dari dagu gadis kecil itu.
"Sebelum ya maaf tuan!! Aku tadi terburu-buru. Aku gak bermaksud menabrak, tuan!!" jelas Vina, menundukkan kepalanya. "Tapi tenang saja tuan, aku tidak akan mengulanginya lagi." Vina terus memohon.
Pria itu menggeram kesal, "Aku tanya kamu ada keperluan apa di sini?" tanyanya dwngan nada kesal.
Vina mengernyitkan matanya, menghela napasnya kasar. "Saya ingin magang di kantor ini." ucap Vina tegas.
Apa ini anak dari tuan Luke? sepertinya begitu. Karena dia bilang nenyuruh anaknya magang di tempatnya.
"Oo.. Aku Alexander panggil saja, om Alex." Pria itu membalikkan badannya. "Cepat ikuti aku!!" ucapnya. Dia berjalan lebih dulu.
"I---iya, tuan!!" ucapnya gugup, melangkahkan kakinya semakin cepat mengikuti langkah kaki Alex yang semakin cepat berjalan di depannya.
"Kamu jangan terlalu gugup, karena kamu adalah anak dari teman kerjaku. Maka kamu panggil aku, om Alex saja."
Jadi ini teman kerja papa aku, kenapa dia masih sangat muda? Aku kira dia sudah berumur empat puluh tahunan. Ternyata dia jauh lebih muda dari yang aku bayangkan.
"Masuklah!!" Alex membuka pintu ruanganya, dan mempersilahkan Vina masuk lebih dulu. Vina tersenyum lembut di hadapan pria yang tadinya ia mengira jika dia jahat. Ternyata laki-kaki itu sangat baik. Langkah kaki Vina perlahan mulai masuk ke ruangan Alex, dan di susul laki-laki itu.
"Duduklah!!" pinta Alex.
"Iya, tuan.. Eh. Maksud aku, om." Vina menepuk-nepuk mulutnya yang keliru memanggil pria tampan di depannya itu.
"Kamu mau minum apa?" tanya Alex.
"Gak usah repot-repot. Saya hanya ingin berbincang saja soal magang, om."
"Baiklah!!" jawabnya segera duduk di kursi kerja, dengan ke dua tangan saling berpegangan, lalu ke dua siku itu menempel di meja kaca hitam di depannya.
"Umur kamu berapa?" tanya Alex.
"17 tahun, om!!"
"Baiklah! Kamu akan magang di sini selama 3 hari mulai besok. Dan ke depannya kamu akan magang di cabang perusahaan ini di Paris."
"Paris, om?"
Vina melebarkan matanya, membuat ke dua alisnya tertarik ke atas. Dia nengedip-ngedipkan matanya tak percaya dengan pendengarannya itu. Entah kenapa ayahnya tidak perbolehkan aku magang di kantornya. Dan menyuruhnya untuk megang di perusahaan ini.
"Apa aku gak salah dengar, om?" tanya Vina.
"Tidak!"
"Kenapa aku magang di sana, om?"
"Iya, karena aku akan pindah ke sana. Jadi kamu harus ikut aku." ucap Alex.
Raut wajah senang tadi berubah seketika, Vina mengerutkan bibirnya, sembari menundukkan kepalanya. "Aku mau, om. Apalagi belum pernah ke Paris. Tapi... Aku.. Aku ijin papa dulu," ucap Vina tepatah-patah.
Apa aku harus bilang padanya, sebenarnya dia di titipkan padaku. Papa kamu akan pergi, Tapi sepertinya aku diam saja. Aku sudah janji pada Luke, agar tidak bilang padanya.
"Om.. kenapa diam? Apa om marah? Atau om gak mau menerima aku magang?" tanya Vina menepukkan tangannya ke meja hitam depannya, sembari mendekatkan wajahnya, ia mengeluarkan wajah polos imutnya lagi, mencoba memohon dengan isyarat pandangan matanya.
"Papa kamu pasti ijinkan kamu. Lagian dia..." ucap Alex menghentikan ucapanya.
"Dia kenapa, om?" tanya Vina penasaran, rasa takut yang semua ia rasakan saat bertemu dengan Alex, kini rasa takut itu perlahan mulai hilang. Dia bisa berbicara secara formal dengannya, saat dia tahu kalau Alex adalah teman ayahnya.
"Sudah gak usah di bahas, sekarang kamu boleh pulang dan mintalah ijin pada ayah kamu." kata Alex, "Ini kartu namaku, kalau ada apa-apa hubungi aku." lanjutnya. Seakan dia tahu apa yang akan terjadi pada dirinya nanti. Vina dengan antusias mengambil kartu nama di meja, melihatnya beberapa detik, laku memasukan ke dalam tasnya.
"Makasih, om." Vina beranjak berdiri, sembari menundukkan kepalanya, memberikan ucapan terima kasih padanya.
"Terima kasih, om. Terima kasih!!" ucapnya.
"Iya!!"
Vina melangkahkan kakinya pergi, dan Alex hanya diam menatap punggung Vina yang sudah berjalan menjauh, pandangannya tertuju pada rok pendek yang di kenakan Vina menyingkap sedikit ke atas.
"Tunggu!!" Suara berat Alex membuat Vina menghenyitkan langkahkanya, dia memegang knop pintu mengurungkan niatnya untuk memutar knop itu.
Vina menoleh ke belakang, melihat Alex yang tiba-tiba melepaskan jas hotamnya, dan memakaikan di pinggangnya, dengan ke dua lengan di tali di pinggangnya.
Deg!
Hembusan napas berat Alex yangvterdera jelas di telinganya, membuat jantungnya merasa aneh, seakan ada sinyal yang entah apa itu.
"Jangan pakai rok terlalu pendek!!" ucap Alex datar.
"Iya, Om!!" jawab Vina, menahan senyumnya, seakan dia kegirangan dalam hatinya merasakan perlakuan So sweet yang di lakukan om Alex.
"Permisi, Om. Aku pergi dulu!!" ucap Vina, menyipitkan matanya, dengan senyum manis menyungging di bibirnya.
"Iya, apa perlu saya antar?"
"Emm.. Gak usah, om!!" ucapnya tersenyum simpul.
"Kamu naik apa" tanya Alex semakin khawatir pada gadis itu.
"Aku naik taksi, om. Mobil papa di jual krmarin. Saya juga tidak tahu, kenapa?"
"Baiklah! Aku antar sekarang!" Alex menarik lengan Vina berjalan mrlewati para pegawai kantor yang menatapnya dengan tatapan tak suka.
"Om, aku bisa pulang sendiri!!"
"Sudah dimlah, papa kamu telah percayakan semuanya padaku. Jadi aku akan menjaga kamu!!" Alex berhenti tepat di samping mobil sport hitam, yang terlihat sangat mengkilat. "Masuklah!!" ucapnya, sembari membuka pintu mobil untuk Vina.
"Eh.. Iya, om!!" Vina bergegas masuk, dengan perasaan malu-malu, Vina duduk dengan tumpukan buku sekolah di atas pahanya.
Entah apa yang ada di pikirannya. Dia merasa tidak bisa percaya dengan laki-laki itu. Entah, apa dia laki-laki yang baik atau tidak?
Bab 1 Pertemuan Pertama
14/12/2022
Bab 2 Kepergian Papa
14/12/2022
Bab 3 Pekerjaan Baru
14/12/2022
Bab 4 Lebih dekat dengannya
14/12/2022
Bab 5 Siapa Dia
14/12/2022
Bab 6 Kenapa Dia Mendekatiku
14/12/2022
Bab 7 Kecupan Hangat Pertama
14/12/2022
Bab 8 Kenapa aku cemburu
14/12/2022
Bab 9 Sentuhan Om
14/12/2022
Bab 10 Berbaring Berdua
14/12/2022
Bab 11 Mendadak Liburan
16/02/2023
Buku lain oleh Bear bee
Selebihnya