I Love You, Om
Tok
Vina membuka pintunya perlahan, ke dua katanya menangkap
ia segera meraih remote untuk menutup gorden otoma
rak-gerik karyawannya di luar kantornya. Jika dia lagi tidak ingin di ganggu, Alex selalu menutup kelambu yang terpa
alu duduk di kursi tepat di depan Alex. Dia
rnya, memutarnya sembari
alam-lama di dalam. Semua pasti mengira jika aku ad
pannya, sekilas dia melirik ke arah
aja?" tanya Alex tanp
tas, membentuk garis halus kerutan di keningnya. "Maks
s meja, dia mengangkat kepalanya menatap wa
pegawai lain," Alex beranjak b
pa gang sebenarnyabterjadi. Dan mereka tahu dari mu
biasa di sini. Dan tidak tahu apa hubungan kita,"
n Alex. Tapi dia tetap saja tidak paham dengan sem
ingin aku ja
ak
? Apa kamu
dia menghembusk
lihat. Tapi bukanya kemarin malam dia hanya diam tanpa
x, "Apa kamu yakin denga
buat hubungan awal kita," ucap Alex membuat
nya. "Jangan pikirkan apa yang di katakan mereka semuanya. Dan lebih baik sekarang, kamu fok
erdiri, ia menarik jas hitam yang sudah rap
lan itu membuat l
" tan
nya hubungan saudara sama sekali." tanya Vina mendongakkan k
aku duku. Meski aku tak seumuran ayah kamu, tapi aku menganggap dia adalah kakak kandung aku," j
e depan, dia meraih tangannya. "Maaf!!
hanya ingin berter
uk a
h kenal, menjadi kenal." ucapnya. Mengangkat kepalanya
Kamu akan tenang berada di dekatku, jadi jangan pergi
nya Vina semakin
an wajahnya, dengan badan sedikit menunduk. Hembusan
, apa aku gak bisa melihat d
njauh darinya. "Maaf!!" ucap
ingin di katakan
dak ada, kalau kamu mau p
p ke arah Alex, Vina hanya menunduk dan seger
kkk
i dengan tubuh terus menunduk, dan ra
a mengerutkan wajahnya. Berpikir seribu kali siapa yang dia tabrak itu,
buru-buru?" tan
an. Menundukkan badannya satu kali. Dan seg
harus sial terus!!" umpatnya
pir satu gerakan saja bibir kita pasti bertemu," umpatnya sembari me
memikirkan ia. Lagian dia istri orang, Vina. Jangan sampai kanu tergod
anya Sisil yang membuatnya terkenjyt, dia seketika
ru saja bertem
denganmu?" tanya Sisil penasaran, dia mengg
rah!!" jelas Vina. "Tapi ada satu
tanya Sisil men
inta Sisil mendek
ingin masuk ke ruangannya. Apa kamu tahu d
" tanya Sisil sembari memutar otaknya mencoba berpikir
akan dia baru tahu jawabannya, padahal tidak sam
ia ganteng. Atau dia lebih d
nya, "Emang ada laki-laki
erbahak, dia kembali duduk di kursi kerja