I Love You, Om
ntah dari mana datang pikiran untuk menjadikan dia sebagai kakaknya. Kakak yang selalu ada buat dia dan me
--
wah berwarna hitam lekat, itu berhenti tepat di depan pintu kantor. Semua pegawai sudah siap meny
iar aku saja yang buka pintu, Vina!" bisik Alex menep
idak sedikit yang berdesas-desus di belakangnya. M
pintu dan mempersilahkan Vina wanita yang baru bekerja sebagai anak magang di kantornya
yentuh dagu Vina, wanita itu seketika gugup, dia ber
yang aku lakukan, anggap saja aku kakak kamu," ucap Alex mendekatkan wajahnya dengan tangan kiri menyand
akan terus seper
ini. Padahal aku hanya ing
angan sentuh
ntuh kamu , padahal aku aku hanya ingin melihat wajah kamu dari dekat. Aku jangan perduli dengan apa yang di Kataka
e
i bisa sadar jika dia punya wani
istri b
ngk
gak mu
ina, membuat wanita itu mengerjapkan matanya sekil
sembari menundukk
harus minta m
stri. Takutnya nanti banyak gosip bertebaran tentang kita," jelas Vina menundu
ti. Karena papa kamu telah menitipkan kamu. Maka dari i
kamu bisa menganggap aku kakak atau om, t
erti, tanpa menatap ke dua
uk, banyak tugas yang ak
lex;" jawabn
ke dalam kantor, dan di ikuti V
dalam perusahaan milik Alex, terdengar desas-desus di balik ujung pojokan ruangan pegawai. Vina hany
karyawan
di dia yang men
i rumah tuan Alex," sambung
gan nanti j
masih kecil. Gak
esarnya, tua atau muda. Lagian dia cantik
gnya tuan Alex
dia sudah menikah, tapi tidak
ik napasnya dalam-dalam, menehannya, lalu mengeluarkan secara perlahan. Vin
adaan kantor di sini!!" ucap Alex, setelah mengantar Vina di
ik, kalau di kantor wajahnya terlihat sang
dia bisa merasakan kerja di kantor. Meski bukan milik papany
ni. Dengan ini kelak nanti aku bisa membantu pe
--
di pergelangan tangannya, masih sama menunjukan pukul 11 siang. Satu jam lagi adalah j
dengan ke dua tangan di lipat di atas meja, untuk menjadi tumpuan kepalanya. "Ahh...
ngat lapa,"Desahnya m
serak, berat khas laki-laki membangunka
" pungkas V
rahnya. "Jika bicara denganku jangan menunduk, mengerti!!" pekik Alex lirih, mendekatkan w
dirinya. Melihat kejadian itu bukanya semua pegawai diam, tapi mereka tidak terima boss sekal
di sini," Vina menepis tangan Alex dan kembali fokus menata
x bangkit dari duduknya, dia merapikan
a, melihat kaki jenjang itu perla
ngomong apa sama kamu?
mengerjakan semua ini," Vina menunjukan tumpukan berkas di mejanya. Padahal dari tadi pagi tumpukan berkas it
gar tentang ucapan oran
menganggukkan kapalnya kecil
ti boss Alex marah," S
di kantor panggilannya
n panggil dia kakak," goda Sisil, di sa
. Aku titip berkas ini ya
an goda dia," Sisil
encubitku?" ta
an tajam mereka
p menerkamnya. Seketika dia langsung menunduk lagi. "Cepat
uangan Alex yang tak jauh dari tempat dia. Bahkan ruangan Alex berada tepat di depannya