Om Om Kaya

Om Om Kaya

Canna Oprhe

5.0
Komentar
22.1K
Penayangan
230
Bab

"Apa kamu yakin akan melakukan pekerjaan ini?" Tanya madam Egeline. Tanpa rasa ragu, Erin pun mengangguk. "Saya yakin." Jawabnya. "Baiklah, meskipun ini masih yang pertama kalinya untukmu, aku harap kamu bisa melakukannya dengan baik menggunakan tubuhmu." Kata madam Egeline setelah menghela nafas berat. Demi membayar biaya rumah sakit neneknya yang tengah berada dalam masa kritis sekarang ini, Erin Tiathe, wanita muda yang baru menginjak usia 19 tahun itu pun, dengan nekat, pergi ke sebuah club malam dan menjual dirinya dengan harapan agar bisa mendapatkan uang untuk membayar biaya rumah sakit neneknya.

Bab 1 Nekat, Bekerja Sebagai Wanita Penghibur

Untuk melunasi biaya rumah sakit dan operasi neneknya yang tengah sekarat itu, Erin dengan nekat pergi ke sebuah club malam di ibu kota untuk mengambil pekerjaan sebagai wanita penghibur agar bisa menghasilkan uang dengan cepat.

Dengan tergesa gesa, Erin Tiathe datang tanpa persiapan apapun. Ia hanya menggunakan kaos oblong dan celana panjang, serta sandalnya yang hampir putus akibat ia pakai untuk berlari dari rumah sakit hingga ke tempat club malam, dimana ia akan mulai bekerja malam ini.

Begitu sampai di club malam itu, Erin pun dengan cepat langsung masuk diam-diam, menemui pemilik club malam yang kebetulan adalah salah seorang yang tak sengaja ia kenal beberapa waktu lalu. Erin pun menengok ke sana kemari, di tempat yang gemerlap akibat lampu disko itu, untuk mencari keberadaan wanita, yang bisa memberinya pakaian untuk memulai pekerjaannya yang pertama kali sebagai wanita penghibur.

Setelah sekian lama mencari, Erin pun pada akhirnya menemukan wanita berambut pirang, yang merupakan pemilik dari club malam ini. Erin pun segera menghampirinya dengan tampang yang lusuh, "Madam!" Panggil Erin dengan keras, agar wanita berambut pirang itu dapat mendengar suaranya di tengah suasana yang ramai saat ini.

Wanita berambut pirang yang biasanya di panggil dengan sebutan madam Egelline itu, kini langsung menengok ke arah sumber suara yang seperti sedang memanggilnya. Ia pun memasang ekspresi terkejut tak percaya, begitu melihat Erin yang dengan beraninya, datang ke club miliknya dengan tampang yang lusuh dan pakaian yang berantakan.

Madam Egeline pun langsung segera membawa Erin ke tempat yang sepi, agar tidak ada yang melihatnya. "Apa yang kamu lakukan di sini dengan tampang yang berantakan seperti ini? Bagaimana jika para pelangganku langsung pulang begitu melihatmu?" Ungkapnya merasa kesal, akibat Erin yang dengan sembarangan pergi ke club miliknya.

Sebenarnya, Erin pun tidak ingin melangkahkan kakinya ke dalam tempat berzina yang penuh dosa ini. Tapi mau bagaimana lagi? Situasi dan keadaan lah yang membuatnya terpaksa datang untuk menjual dirinya. Karna bagi Erin, menyelamatkan nyawa neneknya merupakan hal yang lebih penting dari pada keperawanan dan harga diri yang ia miliki.

Karna mau bagaimana pun juga, hanya neneknya lah satu satunya keluarga yang ia miliki dan yang masih tersisa saat ini. Tentunya Erin tidak akan membiarkan neneknya pergi meninggalkan dirinya sendirian di dunia yang keras ini.

"Ma, maafkan aku. Aku ke sini karna ingin bekerja, berikan aku pekerjaan yang waktu itu sempat kau tawarkan padaku." Tutur Erin terburu buru, mengingat kembali kondisi neneknya yang memerlukan uang dengan segera, untuk melakukan operasi.

Madam Egeline pun terkejut tak percaya di buatnya. Karna ternyata pada akhirnya, Erin yang beberapa waktu lalu menolak tawarannya untuk ikut bergabung, kini justru menghampirinya sendiri untuk meminta pekerjaan. Madam Egeline pun tersenyum, ia merasa puas dengan Erin yang datang sendiri untuk meminta kembali pekerjaan yang sempat ia tolak beberapa waktu lalu.

Sambil menaikkan ujung bibirnya, madam Egeline pun mengucapkan basa basi terlebih dahulu sekaligus untuk mengetahui, hal apa yang membuat Erin sampai menemuinya terlebih dahulu. "Tumben sekali kamu sampai seperti ini. Keadaan terdesak apa yang sampai membuatmu pada akhirnya mau bergabung dan bekerja di sini?" Tanyanya merasa penasaran.

Erin pun mau tidak mau harus menceritakannya. Karna tidak baik untuknya mengulur waktu lebih lama lagi, "Aku butuh uang untuk membayar biaya rumah sakit nenekku dengan segera. Kalau tidak, nenekku tidak akan segera melakukan operasi." Ujar Erin yang menceritakan alasannya datang dan sampai meminta pekerjaan.

Mendengar alasan yang di ucapkan Erin, madam Egeline pun menganggap perkataannya masuk akal. Karna tidak mungkin gadis polos sepertinya, mau melakukan pekerjaan hina seperti ini jika tidak sedang berada dalam situasi yang terdesak.

Madam Egeline pun menatapnya dari atas hingga ke bawah. Ia yang bahkan kini sudah lumayan tua itu, sampai di buat kagum dengan bentuk tubuh Erin yang sangat indah. Meskipun tidak begitu terlihat karna pakaiannya yang longgar dan lusuh, Madam Egeline tentunya tidak akan salah menilai.

Apalagi di tambah dengan kulit putih dan paras cantik yang di miliki Erin, pasti membuat pria manapun yang melihatnya langsung terpesona. Kini yang di butuhkan Erin hanyalah sedikit perawatan pada tubuh dan wajahnya, setelah itu, kecantikannya pasti akan langsung terpancar dari dalam dirinya. Karna pada dasarnya, Erin memang cantik secara alami tanpa harus di permak.

"Baiklah. Aku menerimamu untuk bergabung dan ikut bekerja di sini," Ucap madam Egeline sambil tersenyum puas.

Di saat seperti ini lah Erin merasa gemetar. Namun meskipun begitu, ia sudah tidak bisa mundur lagi setelah memantapkan hati. Tidak masalah jika ia kehilangan aset satu satunya yang berharga dari dirinya, karna baginya, keselamatan neneknya lebih penting dari apapun di dunia ini.

Erin pun tak lupa dengan tujuannya datang kemari. "Tapi sebelum mulai bekerja, aku ingin meminta upahku terlebih dahulu." Tuturnya dengan sorot mata yang seolah menunjukkan bahwa ia tidak percaya dan masih merasa ragu.

Madam Egeline pun merasa tertantang mendengar Erin yang masih sangat muda itu, bahkan berani berkata seperti itu seolah tidak percaya padanya. Padahal biasanya madam Egeline membayar pekerjanya setelah melakukan pelayanan, namun kali ini, berbeda untuk Erin.

"Wah wah. Padahal kamu belum bekerja, tapi sudah meminta upah duluan?" Katanya meledek Erin yang tidak sabaran.

Erin pun tidak peduli dengan bagaimana tanggapan madam Egeline padanya. Karna jujur, di dalam hatinya ia masih merasa sedikit takut, jika setelah selesai melakukan pekerjaan yang hina itu, ia justru tidak di bayar dan neneknya tak kunjung bisa di operasi.

Setelah meledek Erin, Madam Egeline pun merogoh sakunya dan mengeluarkan segebok uang kemudian memberikannya pada Erin. "Karna kali ini merupakan yang pertama kalinya bagimu, aku memberikanmu uang sedikit lebih banyak dari pada yang lainnya." Ucapnya sambil melemparkan beberapa tumpukan uang itu kepada Erin.

Erin pun segera menangkapnya, ia menyimpan uang itu di dalam kantong kresek, untuk membayar biaya rumah sakit neneknya nanti. Madam Egeline pun merasa senang melihat Erin yang sangat antusias saat memasukkan uang yang barusan ia lempar.

"Padahal biasanya aku membayar para pekerjaku setelah mereka selesai melakukan pelayanan. Tapi khusus untukmu, aku berikan lebih awal. Maka dari itu, kamu harus berterima kasih padaku karna telah memperlakukanmu lebih baik dari pada yang lainnya," Ujar madam Egeline sambil menyembunyikan wajahnya dari balik kipas tangan yang sedang ia pegang saat ini.

Erin pun mau tidak mau harus mengucapkan terima kasih, karna bagaimana pun juga, madam Egeline lah yang sudah menolongnya dengan memberikan pekerjaan meskipun tidak halal.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Perhitungan Pahit Seorang Istri

Perhitungan Pahit Seorang Istri

Gavin
5.0

Suamiku, Banyu, dan aku adalah pasangan emas Jakarta. Tapi pernikahan sempurna kami adalah kebohongan, tanpa anak karena kondisi genetik langka yang katanya akan membunuh wanita mana pun yang mengandung bayinya. Ketika ayahnya yang sekarat menuntut seorang ahli waris, Banyu mengusulkan sebuah solusi: seorang ibu pengganti. Wanita yang dipilihnya, Arini, adalah versi diriku yang lebih muda dan lebih bersemangat. Tiba-tiba, Banyu selalu sibuk, menemaninya melalui "siklus bayi tabung yang sulit." Dia melewatkan hari ulang tahunku. Dia melupakan hari jadi pernikahan kami. Aku mencoba memercayainya, sampai aku mendengarnya di sebuah pesta. Dia mengaku kepada teman-temannya bahwa cintanya padaku adalah "koneksi yang dalam," tetapi dengan Arini, itu adalah "gairah" dan "bara api." Dia merencanakan pernikahan rahasia dengannya di Labuan Bajo, di vila yang sama yang dia janjikan padaku untuk hari jadi kami. Dia memberinya pernikahan, keluarga, kehidupan—semua hal yang tidak dia berikan padaku, menggunakan kebohongan tentang kondisi genetik yang mematikan sebagai alasannya. Pengkhianatan itu begitu total hingga terasa seperti sengatan fisik. Ketika dia pulang malam itu, berbohong tentang perjalanan bisnis, aku tersenyum dan memainkan peran sebagai istri yang penuh kasih. Dia tidak tahu aku telah mendengar semuanya. Dia tidak tahu bahwa saat dia merencanakan kehidupan barunya, aku sudah merencanakan pelarianku. Dan dia tentu tidak tahu aku baru saja menelepon sebuah layanan yang berspesialisasi dalam satu hal: membuat orang menghilang.

Bosku Kenikmatanku

Bosku Kenikmatanku

Juliana
5.0

Aku semakin semangat untuk membuat dia bertekuk lutut, sengaja aku tidak meminta nya untuk membuka pakaian, tanganku masuk kedalam kaosnya dan mencari buah dada yang sering aku curi pandang tetapi aku melepaskan terlebih dulu pengait bh nya Aku elus pelan dari pangkal sampai ujung, aku putar dan sedikit remasan nampak ci jeny mulai menggigit bibir bawahnya.. Terus aku berikan rangsang an dan ketika jari tanganku memilin dan menekan punting nya pelan "Ohhsss... Hemm.. Din.. Desahannya dan kedua kakinya ditekuk dilipat kan dan kedua tangan nya memeluk ku Sekarang sudah terlihat ci jeny terangsang dan nafsu. Tangan kiri ku turun ke bawah melewati perutnya yang masih datar dan halus sampai menemukan bukit yang spertinya lebat ditumbuhi bulu jembut. Jari jariku masih mengelus dan bermain di bulu jembutnya kadang ku tarik Saat aku teruskan kebawah kedalam celah vaginanya.. Yes sudah basah. Aku segera masukan jariku kedalam nya dan kini bibirku sudah menciumi buah dadanya yang montok putih.. " Dinn... Dino... Hhmmm sssttt.. Ohhsss.... Kamu iniii ah sss... Desahannya panjang " Kenapa Ci.. Ga enak ya.. Kataku menghentikan aktifitas tanganku di lobang vaginanya... " Akhhs jangan berhenti begitu katanya dengan mengangkat pinggul nya... " Mau lebih dari ini ga.. Tanyaku " Hemmm.. Terserah kamu saja katanya sepertinya malu " Buka pakaian enci sekarang.. Dan pakaian yang saya pake juga sambil aku kocokan lebih dalam dan aku sedot punting susu nya " Aoww... Dinnnn kamu bikin aku jadi seperti ini.. Sambil bangun ke tika aku udahin aktifitas ku dan dengan cepat dia melepaskan pakaian nya sampai tersisa celana dalamnya Dan setelah itu ci jeny melepaskan pakaian ku dan menyisakan celana dalamnya Aku diam terpaku melihat tubuh nya cantik pasti,putih dan mulus, body nya yang montok.. Aku ga menyangka bisa menikmati tubuh itu " Hai.. Malah diem saja, apa aku cuma jadi bahan tonton nan saja,bukannya ini jadi hayalanmu selama ini. Katanya membuyarkan lamunanku " Pastinya Ci..kenapa celana dalamnya ga di lepas sekalian.. Tanyaku " Kamu saja yang melepaskannya.. Kata dia sambil duduk di sofa bed. Aku lepaskan celana dalamku dan penislku yang sudah berdiri keras mengangguk angguk di depannya. Aku lihat di sempat kagett melihat punyaku untuk ukuran biasa saja dengan panjang 18cm diameter 4cm, setelah aku dekatkan ke wajahnya. Ada rasa ragu ragu " Memang selama ini belum pernah Ci melakukan oral? Tanyaku dan dia menggelengkan kepala

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Om Om Kaya
1

Bab 1 Nekat, Bekerja Sebagai Wanita Penghibur

08/03/2022

2

Bab 2 Mencoba Alkohol Untuk yang Pertama Kalinya

08/03/2022

3

Bab 3 Terjebak Dalam Satu Ruangan

08/03/2022

4

Bab 4 Di Selamatkan oleh Pria tak di Kenal

08/03/2022

5

Bab 5 Memperebutkan Kantung Plastik

08/03/2022

6

Bab 6 Mengganti Kerugian yang di Alami Erin

08/03/2022

7

Bab 7 Mengajak Erin Menjalin Hubungan

08/03/2022

8

Bab 8 Mengantarkan Erin ke Rumah Sakit

08/03/2022

9

Bab 9 Persyaratan Dalam Kontrak

08/03/2022

10

Bab 10 Memberikan Black Card

08/03/2022

11

Bab 11 Operasi yang Berhasil

10/07/2022

12

Bab 12 Terpaksa Berbohong

11/07/2022

13

Bab 13 Mengantar Erin ke Kampus

11/07/2022

14

Bab 14 Mengalami Gangguan di Kampus

11/07/2022

15

Bab 15 Menerima Perlakuan Kasar dari Viona

12/07/2022

16

Bab 16 Menyelamatkan Erin dari Viona

12/07/2022

17

Bab 17 Mencari Tahu apa yang Sebenarnya Terjadi

12/07/2022

18

Bab 18 Nenek Irna Mendadak Hilang

12/07/2022

19

Bab 19 Menipu Nenek Irna

12/07/2022

20

Bab 20 Mencari Penjaga untuk Nenek Irna

12/07/2022

21

Bab 21 Pergi Berdua Saja dengan Erin

12/07/2022

22

Bab 22 Terpaksa Menerima Barang Pemberian Max

12/07/2022

23

Bab 23 Memborong Semua Pakaian yang Ada

12/07/2022

24

Bab 24 Sesuatu yang Sengaja di Rahasiakan

12/07/2022

25

Bab 25 Nenek yang Mulai Curiga

12/07/2022

26

Bab 26 Di Buat Kecewa Setelah Menerima Panggilan

12/07/2022

27

Bab 27 Perbuatan Viona yang Telah Melewati Batas

12/07/2022

28

Bab 28 Menyiksa Erin dengan Kejam

12/07/2022

29

Bab 29 Merusak Pakaian Pemberian Max

12/07/2022

30

Bab 30 Datang ke Kampus Erin

12/07/2022

31

Bab 31 Berhasil Mendapatkan Bukti

12/07/2022

32

Bab 32 Mencegah Max Membalas Viona

02/08/2022

33

Bab 33 Berhasil Mengalihkan Perhatian Max

02/08/2022

34

Bab 34 Saling Meminta Maaf

03/08/2022

35

Bab 35 Membawa Nenek Erin Kembali

04/08/2022

36

Bab 36 Memberikan Rumah kepada Erin

05/08/2022

37

Bab 37 Berusaha Menghindari Viona

06/08/2022

38

Bab 38 Mengetahui Kenyataan Pahit

07/08/2022

39

Bab 39 Meminta Penjelasan pada Max

08/08/2022

40

Bab 40 Mencium Max

09/08/2022