Om Om Kaya
amun sayangnya, Erin meminum alkohol di depannya tanpa tau, jika kadar alkohol di dalam minuman itu sangatlah besar. Untuk or
ia sudah menghabiskan tiga gelas besar dari minuman itu. Kini tubuh Erin benar-benar teras
depannya. Pendengaran dan penglihatannya yang kini terasa kabur, sampa
ria paruh baya yang terlihat sangat menjijikkan. Tubuhnya yang gendut dan rambutnya yan
i tengah berbicara padanya akibat efek alkohol yang begitu kuat. Dengan tenaganya yang masih tersisa, Erin p
nya. "Kamu cantik sekali, gadis muda. Siapa namamu?" Tanya pria paruh baya itu sambil me
engan terbata bata, merasa bahwa suara
ak sengaja terjatuh ke atas pangkuan pria yang bahkan wajahnya saja, tidak bisa ia lihat deng
alanya yang terasa seperti sedang berputar putar itu, Erin p
a dalam satu ruangan yang sama dengan Erin. Hasratnya langsung mencuat, begitu gunun
itu pun berbicara dengan lantang, sehingga membuat Erin kini dapat mendengar suaran
egitu mengetahui pria yang dari tadi berada dalam satu ruangan yang sama dengannya, ternyata adalah pria tua yang bahkan seluruh rambutny
hawatir yang dari tadi ia takutkan, kini justru benar-benar terjadi pada dirinya. Meskipun Erin sudah me
h yang menjijikan untuk di lihat. "Mau lari ke mana kamu?" Ujarnya dengan
ang di buat dari kaca itu untuk menyelamatkan dirinya. "Mu, mundur! Ka ... kalau tidak, aku be
yang mirip seperti kakeknya. Semua penampilan pria di depannya kini, benar-benar mirip sekali dengan kakeknya yang kini sudah mati. Mulai dari perutnya yan
ng akan ia layani adalah pria tua yang mirip dengan kakeknya, Erin merasa tidak ada bedanya ia dengan wanita-wanita selingkuhan kakeknya dulu, yang sudah
tu yang tidak menunjukkan sedikit pun jika ia merasa taku
an ancamannya, membuat Erin dengan terpaksa, harus melemparkan vas bunga itu agar bisa melindungi dirinya sendir
s, membuat pria tua di depannya jadi lebih mudah untuk menangkapnya. "Akhirnya kena!" Teriak pria itu yang mera
Erin yang masih muda itu bahkan sampai tidak bisa melawan pria yang bahkan sudah masuk
unuhnya. Pakaian Erin pun di sobek sobek, bibir Erin yang tipis itu dengan paksa di curi, kedua
tua itu. Suara teriakan Erin yang sangat keras, membuat orang yang tengah lewat di depan ru