Om Om Kaya
am kresek berwarna hitam itu tidaklah hilang. Erin bahkan sampai mengecek dan menghitung kembali nominal yang a
n bersemangat keluar. Ia tak sabar hendak pergi ke rumah sakit, membayar biaya pengobatan neneknya dan bis
eline tiba-tiba datang dan menghadangnya. "Mau pergi ke mana k
sa kesal, karna jalannya untuk pulang justru di jarang oleh madam Egeline. "Tentu
aja membuat madam Egeline marah besar saat ini. "Kamu bahkan sudah membuat kekacauan, tapi d
. Tentu saja madam Egeline langsung mengetahui, jika di dalam kresek polos itu terdapat uang yang telah ia berikan pada
ya di kembalikan. "Apa yang anda lakukan? Cepat berikan kembali uang itu!" Teriak Erin yang bahkan sampai meloncat
a agar bisa kembali selamat dan hidup dengan sehat. Karna dengan uang itu, neneknya bisa menjalani operasi dan penyakitnya mungkin saja bisa l
yang ku berikan?" Katanya dengan marah, setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri, seperti apa kekacauan y
ng telah berbohong pada saya! Anda bilang tidak akan ada pria tua di sini, tapi nyatanya apa?"
sebodoh ini. Rupanya kamu percaya pada omong kosong ku itu? Seharusnya kamu juga mengerti arti dari pekerjaan ini," Madam Egeline tidak meng
an cepat ingin segera pergi ke neneknya, sambil membawa kantung plastik berwarna hitam itu dalam dekapannya. Namun sayangnya, saat Erin
g itu hingga terjatuh ke atas lantai. Tubuh Erin kini terombang ambing ke atas, akibat kerah pakaian
engaja membawa bawahannya tersebut untuk menahan Erin. "Apa kamu pikir bisa lolos begitu saja setelah berbuat seperti ini?" Madam Ege
ngambil kembali uang yang tengah ia berikan padanya. "Jangan! Anda sudah membe
yang telah ia berikan. "Siapa bilang aku tidak boleh mengambilnya kembali? Turunkan dia," Kata madam
yang keras. Erin pun meringkuk, menangis di atas lantai yang dingin itu dengan menyedihkan. Ia pun dengan cepat l
ya agar genggaman tangan Erin bisa lepas. "Lepaskan aku! Dasar hina!" Te
ya, hal itu tidak membuat Erin langsung menyerah begitu saja. "Kembalikan dulu uangnya. Saya
rasa ingin tertawa. "Cih, jangan harap. Apa kamu pikir aku takut dengan ancamanmu itu?" Madam Egeline pu
il membawa banyak sekali anak buahnya untuk membantu Erin yang tengah kesusahan seperti sekarang ini. Tentu saja begitu melihat Maxmilla