Om Om Kaya
ampiri Erin dan dengan cepat menarik kerah pakaian pria tua yang sedang menindihnya saat ini. Pria tua itu pun lan
Tanya Max, sambil mencengker
pakaiannya adalah Maxmillan Crocus, seorang presdir muda yang begitu terkenal di negaranya. "Tu,ya yang justru bertanya alasannya bisa ada di sini. "Seharusnya akulah yang bertanya padamu. Apa yang ka
uk akal. "Ini adalah club malam! Tentu saja saya melakukan sesuatu yang biasa terjadi di
a lakukan tadi bukanlah sebuah kesalahan. Justru yang aneh adalah sikap wanita yang bekerja di sini yang seolah menarik ulur dirinya
jika memang wanita yang berteriak tadi benar-benar bekerja di sini, seharusnya ia tidak berteriak akan
sedang berada di mana ia saat ini. "Pergilah, sebelum aku berubah pikiran." Ka
club malam seperti ini, tentu saja ia tidak bisa dengan gegabah melayangkan tinjun
i keluar dengan terbirit birit. Max pun menengok ke sekelilingnya, mencari wanita yang tadinya b
nonjol, akibat pakaian yang ia kenakan terlalu terbuka. Max pun menghampirinya dengan p
uat Max mengerti, jika saat ini ia masih merasa waspada akan kejadian yang baru saja menimpa dirin, tapi entah kenapa, rasanya tubuh Erin masih saja gemetar karna merasa cemas. Namun begitu melihat tatapan lembut dan l
Erin pun duduk dengan perasaan yang tidak nyaman, mengingat pakaian yang ia kenakan kini begitu terbuka. Bahkan
ilah ini, meksipun merasa tidak nyaman, setidaknya dengan jas ini, kamu tidak akan merasa kedinginan." Kata Max
i, melainkan seorang gadis yang terlihat jauh lebih muda darinya. Tentu saja Max merasa telah terjadi sesuatu yang tidak beres,
tu, Erin merasa bahwa dirinya tetaplah harus mengucapkan terima kasih dengan semua ba
i seorang Maxmillan Crocus, presdir terkenal di negara ini. Hal ini wajar saja terjadi, karna Erin bahkan tidak pernah melihat b
ng buruk, gadis muda di sampingnya ini bahkan tidak lupa hanya untuk sekeda
n pukul 11 malam, itu artinya, dua jam lagi neneknya sudah harus melangsungkan operasi, tapi dirinya bahkan belum melunasi semua biayanya. Tentu saja hal ini membuat E
si Erin saat ini. "Tunggu dulu, mau pergi ke mana kamu?" Kedua kaki Max seolah bergerak sendiri, ke arah di mana gadis yang tadin
*
engok ke sekeliling, mencari kembali di mana letak