/0/15588/coverorgin.jpg?v=611b3d4c8d11aacf8d7e8fda5cd71503&imageMogr2/format/webp)
"masih jauh Ga?" Tanya Farisa. Hatinya mulai tak tenang, jangan jangan Ega mau menculiknya. "Ya ampun bodoh banget sih aku, kenapa mau saja di ajak orang yang baru kenal." Ucapnya dalam hati.
"Egaa...!" teriak Risa.
"Iya kenapa Sa?" jawab Ega sedikit panik.
"Berhenti di depan bang!" perintahnya, pada pak supir.
Setelah membayar taxi, Ega mengajak Farisa masuk kesebuah rumah, namun Farisa masih berdiri terpaku di depan rumah Ega, rumah mewah berlantai dua.
Farisa mengurungkan niatnya masuk kerumah Ega, Farisa merasa tak pantas menginjakan kakinya di rumah semewah itu.
"Sa ayo masuk! Malah bengong sih, masih tak percaya kalau aku orang baik?" tanya Ega.
"Ga, maaf ya, aku nggak jadi nginep, aku mau cari kontrakan saja," ucap Farisa.
Bukan takut di culik, tapi Farisa takut, tak diterima keluarga Ega.
Namun bukannya menjawab, Ega malah menggenggam lembut jemari Farisa.
"Sa, dirumah cuma ada mama sama mbok Sum, dan aku, tadi sudah bilang sama mama, kalau aku pulang bersamamu," ucap Ega meyakinkan Farisa.
Tok!
Tok!
Tok! Ega mengetuk pintu.
Seorang perempuan tua, membukakan pintu "Eeh Mas Ega sudah pulang, ini siapa mas? pacarnya ya?" tanyanya ceplas ceplos.
"Apaan si Mbok, mama mana mbok?" yang di tanya bukannya menjawab malah senyum senyum nggak jelas.
"Ada di dalam Mas," jawab mbok Sum.
"Ayo Neng silahkan masuk!" ajak mbok Sum.
Farisa hanya mengangguk, lalu mengikuti Ega dari belakang.
"Mamaa," sapa Ega sambil tersenyum.
Perempuan yang sedang duduk di sofa pun tersenyum melihat kearah Ega, dan Farisa.
"Ini pasti Farisa ya," ucapnya.
"I..iya Tante," jawab Farisa gugup.
"Aku Yasinta, mamanya Ega."
"Ya sudah, kalian pasti capek, istirahatlah dulu!" kata Yasinta ramah.
"Ga, antar Farisa kekamarnya ya,?" ucap Yasinta.
"Siap bos!" jawab Ega patuh.
Mendengar jawaban Ega yang sangat bersemangat, Yasinta hanya geleng geleng kepala melihat tingkah anaknya. Dirinya heran, tumben saja Ega bisa begini ceria saat bersama seorang gadis.
Selama ini Ega tak sesemangat ini, apa lagi kalau dirinya membahas soal perempuan, Ega terlihat malas menanggapinya. Pernah suatu saat Yasinta meminta Ega untuk melamar Gina, karena hanya gadis itu yang dekat sama Ega. Namun Ega menolak dengan alasan Gina cuma teman biasa saja, dan Ega tak punya perasaan lebih. Kalau sudah begitu, Yasinta tak mau memaksakan keinginannya, pada anak semata wayangnya. Baginya kebahagiaan anaknya lebih penting dari apapun. Walau sejujurnya dirinya ingin sekali, Ega menikah dan segera, memberinya seorang cucu.
Selesai membersihkan diri Farisa bingung mau ngapain, ingin keluar menemui Ega, tapi ini kan sudah malam, takut di sangka perempuan nggak bener. mungkin lebih baik tidur saja, pikirnya.
Baru saja Farisa merebahkan tubuhnya, terdengar suara Ega memanggilnya.
"Sa, makan dulu yuk!" katanya.
Farisa keluar menghampiri Ega. Dilihatnya Ega semakin mempesona.
"Aduh mikir apa sih?" makinya dalam hati.
"Sa, makan yuk! aku udah lapar nih," ajakan Ega pun di iyakan Farisa dengan anggukan.
Ada bermacam lauk, yang tersedia di meja makan, sampai Farisa bingung memilihnya. Matanya tertuju pada ayam goreng, seketika
ia, teringat ibunya. "Menu kesukaan ibu, aah ibu aku kangen ibu, aku kangen makan bersama ibu." Tak terasa bulir bening menetes di matanya.
"Sa, ayo dong makan! kok malah nangis sih, jelek tau." Ucap Ega sambil mengusap pipi Farisa.
"Maaf Ga, aku hanya teringat ibu, ibu suka sekali dengan ayam goreng," ujar Farisa.
"Sa, aku tau apa yang kamu rasakan, tapi kamu jangan berlarut-larut dalam kesedihan. Kamu harus semangat Sa, semangat demi ibumu. Ibumu ingin kamu bahagia, jadi kamu harus membuktikannya," ucap Ega menyemangati Farisa.
"Sekarang makan dulu Sa, aku suapin ya bujuk Ega.
"Aku bisa sendiri Ga," sahutnya, sembari mengambil sesendok nasi lalu memakannya.
Tanpa mereka berdua sadari, ternyata Yasinta melihat dan mendengar percakapan mereka. Ada rasa sedih melihat gadis itu menangis, tak dapat di bayangkan bagaimana rasanya kehilangan seorang ibu, karena dirinya pernah merasakannya, dan Yasinta berjanji dalam hatinya akan menjaga, dan menyayangi Farisa layaknya anak sendiri.
/0/16835/coverorgin.jpg?v=e4fb7f2d306934fd883fb8ff2f2e9fc3&imageMogr2/format/webp)
/0/16644/coverorgin.jpg?v=20240403225543&imageMogr2/format/webp)
/0/20147/coverorgin.jpg?v=094d6dee3fe128eb23ca338f58cea767&imageMogr2/format/webp)
/0/3092/coverorgin.jpg?v=6017a83f5795db14f6aeff4606c5d9c3&imageMogr2/format/webp)
/0/5309/coverorgin.jpg?v=20250121173918&imageMogr2/format/webp)
/0/4019/coverorgin.jpg?v=e1ef4fa87eee2dc58998acc3365705d4&imageMogr2/format/webp)
/0/3467/coverorgin.jpg?v=526864a4342f26f6a9b70352d999bf13&imageMogr2/format/webp)
/0/3822/coverorgin.jpg?v=5116589108a57a18ef2dd8e2017914b3&imageMogr2/format/webp)
/0/7429/coverorgin.jpg?v=84e91445dd5a8d6ad3350ad2d733146b&imageMogr2/format/webp)
/0/13816/coverorgin.jpg?v=dcd375df5c7eb6ce2b672d32a556e176&imageMogr2/format/webp)
/0/20601/coverorgin.jpg?v=c767a518547a1a5362b5171616e93730&imageMogr2/format/webp)
/0/20602/coverorgin.jpg?v=d75af516ce6fb953d1ae24f7069b49dd&imageMogr2/format/webp)
/0/21102/coverorgin.jpg?v=c55ab420031c6a689fe09783289427aa&imageMogr2/format/webp)
/0/29626/coverorgin.jpg?v=d8cac33ef2d543b9f1242d18eecb9f24&imageMogr2/format/webp)
/0/30174/coverorgin.jpg?v=3fce10af200491cc19356ae3f7a2b9fa&imageMogr2/format/webp)
/0/29976/coverorgin.jpg?v=d1d4433cdd5df3d4b63172c66fabef97&imageMogr2/format/webp)
/0/17756/coverorgin.jpg?v=67f8281776458874bdf9be3e50b257a5&imageMogr2/format/webp)
/0/18523/coverorgin.jpg?v=d570a0637f187c3966d29727aadb9e06&imageMogr2/format/webp)