Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Godaan Wanita Kedua

Godaan Wanita Kedua

Aku Suka Kamu

5.0
Komentar
9.4K
Penayangan
66
Bab

Elisa tak menyangka, kebaikan hatinya untuk menampung sang sahabat di istananya justru menjadi awal petaka hancurnya rumah tangga yang sudah ia bangun selama lima tahun bersama dengan Aries, pria yang sangat dicintainya. "Aku hamil Mas." Seperti disambar petir di siang bolong, Elisa begitu terkejut mendengar apa yang baru saja keluar dari mulut sahabatnya. Orang yang sangat dipercaya olehnya justru mengkhianati dengan begitu kejam. Sanggupkah Elisa mempertahankan rumah tangganya, dan menerima Alin sebagai madunya. Atau justru pergi meninggalkan pria yang telah mengkhianatinya dan mencari kebahagiaannya sendiri?

Bab 1 Rasa Curiga

Aries mengerutkan keningnya, apakah dia bermimpi mendengar yang Alin katakan? Wanita yang mati-matian memintanya untuk menjadikan dia satu-satunya milik ternyata dengan begitu entengnya mengatakan ingin dia kembali bersama dengan Elisa.

Apa Alin waras? Atau justru wanita itu telah merencanakan sesuatu dibalik keikhlasannya memberikan kesempatan untuknya kembali lagi bersama dengan Elisa.

"Jangan menatapku curiga seperti itu? Aku serius dengan ucapanku. Aku sadar jika hatimu bukanlah untukku, melainkan untuk Elisa. Aku menjadi orang ketiga di dalam rumah tangga kalian, menusuk sahabatku sendiri dari belakang. Aku dengan teganya merebut pria yang Elisa cintai, sekarang aku sadar dan aku ingin mengembalikan keadaan menjadi seperti semula lagi," ujar Alin menjelaskan seolah dia mengerti dengan yang dipikirkan oleh Aries tentang dirinya.

Aries menatap lekat wajah Alin. Mencari kebohongan atas setiap kata yang terlontar dari mulut wanita itu padanya.

Perselingkuhan di antara dirinya dan juga Alin bukanlah sepenuhnya kesalahan wanita itu. Dia pun turut bersalah karena sebagai seorang pria, dia tak bisa setia pada satu orang wanita.

Nafsu belaka yang dia rasakan pada Alin, kini telah menghancurkan segala mimpi yang dirajut bersama dengan Elisa dulu. Menyesal itulah yang Aries rasakan. Ingin rasanya mengembalikan keadaan seperti dulu lagi, dimana dirinya dan Elisa merajut rumah tangga bahagia, sedangkan Alin hanyalah orang asing yang dibantu oleh sang istri dan memberikan tumpangan pada Alin untuk tinggal di rumah mereka.

"Apa kamu benar-benar ingin mengembalikan keadaan seperti dulu lagi Alin? Dimana aku bersama dengan Elisa dan kamu bukan siapa-siapa bagi kami berdua?" tanya Aries.

"Jika itu bisa membuatmu bahagia, maka aku akan melakukannya. Aku ingin menebus kesalahan yang pernah aku lakukan pada sahabatku," jawab Alin dengan yakin.

Sekarang Aries yang menjadi serba salah saat mendengar yang dikatakan oleh Alin barusan. Apa dia menjadi orang yang jahat, mengorbankan Alin demi kebahagiaannya?

Tapi sejak dari awal, seharusnya hubungannya dan Alin tidak pernah terjadi. Aries tahu semua itu salah, tapi dia tetap melanjutkan hubungan terlarang itu. Jika sudah seperti ini, siapa yang harus disalahkan. Dirinya atau Alin? Atau mereka berdua memang sama-sama telah bersalah.

"Mas, aku tidak pernah memilih pada siapa cintaku ini berlabuh. Tapi dari lubuk hatiku yang paling dalam, aku tidak pernah merasa menyesali telah mencintai pria sepertimu Mas. Walaupun aku tahu, awal dari hubungan kita itu memang salah," ucap Alin.

Alin meraih tangan Aries, mengusap punggung tangan pria itu dengan lembut. Alin terisak, dia menatap lekat wajah Aries yang tak ingin menatap dirinya.

"Aku setuju jika kamu menceraikan aku, setelah bayi ini lahir aku benar-benar akan pergi dari kehidupanmu Mas. Aku berjanji tidak akan pernah mengganggumu ataupun Elisa lagi. Tapi jika boleh aku ingin meminta satu hal padamu, selama hubungan kita masih berstatus sebagai suami istri, tolong perlakukan aku dengan baik selayaknya seorang Istri sama seperti dulu kamu memperlakukanku Mas," ujar Alin.

Aries menghembuskan napas kasar, sadar jika saat ini Alin memang membutuhkan perhatian darinya sebagai seorang suami. Aries seharusnya tidak egois, di dalam kandungan Alin ada anaknya dan dia harus memperhatikan darah dagingnya terlepas dari bagaimana perasaannya pada Alin saat ini.

"Maafkan aku Alin. Maaf karena aku telah menyakitimu," kata Aries.

Alin tersenyum, "Tidak apa-apa Mas. Beri aku kesempatan untuk merasakan menjadi istrimu sampai perpisahan di antara kita benar-benar akan terjadi," kata Alin.

Tanpa menjawab, Aries menarik Elisa ke dalam pelukannya. Bingung harus bereaksi bagaimana, hatinya tidak ingin kembali lagi bersama dengan Alin. Tapi tanggung jawabnya sebagai seorang suami dan juga calon ayah, membuat perasaannya menjadi serba salah sekarang.

"Aku akan berusaha, tapi aku minta padamu Alin. Tolong jangan lagi menganggu Elisa, biarkan dia hidup dengan tenang," ucap Aries memperingati.

"Iya Mas, aku tidak akan pernah menganggu Elisa lagi. Aku tidak akan mengecewakanmu."

Alin berkata dengan sungguh-sungguh, dia memeluk buku Aries. Tentu saja dia tidak akan mengganggu karena bukan dirinya yang akan menangani wanita itu. Tapi ada orang lain yang akan membalaskan rasa sakit hatinya pada Elisa, karena lagi-lagi wanita itu menjadi penghalang untuk dia bisa memiliki Aries seutuhnya.

***

Neta kini dipanggil untuk datang oleh Alvaro ke rumahnya. Masih ada hal yang mengganjal dipikirkannya, dan harus dia tanyakan pada wanita itu.

Alvaro tidak ingin menuduh, tapi dia hanya ingin memperingati saja. Jangan sampai Neta membocorkan dimana dia dan Elisa sekarang tinggal pada orang lain.

"Al, aku minta maaf. Bukan maksudku untuk berkata lancang. Hanya saja aku ..."

"Katakan saja Net, apa kamu yang memberitahu pada Aries di mana kita tinggal sekarang?" desak Alvaro meminta Neta untuk mengakui semuanya.

Neta menganggukkan kepalanya pelan, tidak memiliki pilihan lain lagi selain mengakui kesalahan yang dia lakukan pada Elisa dan juga Alvaro.

Dia memang bersalah, tapi tidak pernah bermaksud untuk memberikan peluang pada Aries mendekati Elisa lagi. Neta hanya ingin Aries dan Elisa menyelesaikan masalah yang terjadi di antara keduanya.

Tapi Neta tidak menyangka niat baiknya tidak sebaik yang terjadi. Ia berpikir Aries memang benar-benar ingin menyelesaikan masalahnya dengan Elisa dan meminta maaf pada wanita itu atas apa yang dilakukan. Namun, nyatanya Aries datang untuk meminta Elisa kembali lagi bersama dengannya.

"Al, maaf ... Aku memang memberitahu Aries alamat rumah kalian. Aku bermaksud baik dan tidak menyangka Aries menginginkan hal lain, bukan untuk meminta maaf padamu," sesal Neta.

"Tapi Net, tidak seharusnya kamu melakukan semua itu. Kamu sadar karena sikap lancangmu itu, Aries ..."

"Al." Elisa menegur, tidak ingin sampai Alvaro tidak bisa mengendalikan emosinya dan sampai mengatakan hal-hal yang buruk pada Neta.

Alvaro berdecak kesal, ingin rasanya dia marah pada Neta. Tapi sadar jika Neta adalah orang yang selama ini membantunya dan Elisa.

Tidak ada gunanya juga jika dia marah pada wanita itu, Aries sudah tahu di mana mereka tinggal sekarang. Tidak ingin bersembunyi terus dan menghindar dari Aries, Alvaro akan menghadapi pria itu dan memperketat penjagaan pada Elisa demi menghindari kegilaan Alin yang bisa saja mencelakakan Elisa lebih dari yang pernah wanita itu lakukan.

"Aku minta maaf Elis, Al," ujar Neta tak henti-hentinya mengucapkan kata maaf karena dirinya, Aries kembali membuat ulah dengan ingin menghancurkan hubungan Elisa dan Alvaro.

Hubungan yang dengan susah payah, Alvaro bangun demi mendapatkan kepercayaan dari seorang Elisa, wanita yang pernah tersakiti karena pernikahan yang dijalinnya dengan Aries.

"Sudahlah Net, jangan meminta maaf seperti itu terus. Semua sudah terjadi dan yang terjadi bukan sepenuhnya kesalahan dirimu," kata Elisa menenangkan Neta dan meyakinkan wanita itu jika semuanya akan baik-baik saja.

"Elisa benar Net. Kamu tidak perlu merasa bersalah seperti itu. Untuk masalah Aries sepertinya aku sudah tidak bisa menghindar lagi, aku akan menghadapinya," ujar Alvaro.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku