Wanita Kedua Tuan Marcello

Wanita Kedua Tuan Marcello

Malieka Moon

5.0
Komentar
975
Penayangan
43
Bab

Raya, gadis muda nan cantik datang dalam kehidupan Tuan Marcello sebagai wanita kedua. Dan itu bukan atas kemauannya. Karena sebuah kesalahpahaman, malam itu Marcel telah merenggut kesucian Raya secara paksa, di luar kesadarannya. Padahal keesokan paginya Marcel akan bertunangan dengan kekasihnya yang bernama Celina. Namun begitu Raya mencoba untuk mengikhlaskan dan melupakan kejadian itu. Gadis itu memilih pergi dan pulang ke kotanya. Tidak di sangka, Raya justru mengandung anak Marcello. Dan ia terpaksa pergi dari rumah karena di usir oleh keluarganya. Raya pun terpaksa pergi mencari keberadaan Marcello, tapi tidak sangka ternyata ia datang tepat di hari pernikahan pria itu. Namun, hari itu juga Marcello menikahinya tanpa sepengetahuan istri pertamanya, Celina. Tanpa Marcello sadari benih-benih cinta telah tumbuh di hatinya untuk Raya. Dapatkah Raya menjadi satu-satunya wanita di hati Marcello? Ataukah ia akan selamanya menjadi Wanita Kedua Tuan Marcello?

Bab 1 Malam Yang Kelam

"Di mana aku?"

Raya mengedarkan pandangan matanya, memindai setiap sudut ruangan yang terasa begitu asing baginya, pengap, dan minim pencahayaan. Seharusnya, dia berada di kamar pengantin bersama calon suaminya. Tapi, mengapa dia justru ada di gudang seperti ini?

Lalu, di mana baju pengantinnya? Mengapa dia tiba-tiba menggunakan dress merah ketat seperti yang biasa digunakan kakak tirinya?

Raya mencoba mengingat apa yang terjadi, tetapi dia hanya samar mengingat sempat bertemu kakak tirinya dan berbincang sebentar.

"Arrgh!" Rasa sakit di kepala membuat Raya mengerang. "Tidak ... aku harus bisa keluar dari tempat ini secepatnya. Mas Rafka pasti sedang menungguku saat in!"

Dengan bersusah-payah, Raya mencoba untuk bangkit begitu sadarkedua tangan dan kaki yang terikat.

"Tolong! Siapapun, tolong keluarkan aku dari tempat ini!" Raya berteriak sekuat tenaga, berharap ada seseorang yang mendengar teriakannya dan tergerak hati untuk menolongnya.

Sayangnya, nihil.

Tak menyerah, kali ini Raya menggunakan kedua tangannya yang terikat untuk merangkak. Gadis itu berusaha untuk mencapai pintu keluar yang berada beberapa meter di depannya.

"Tolong! Tolong keluarkan aku dari sini!" Raya kembali berteriak, sambil terus merangkak ke depan.

Sayup-sayup, perempuan itu dapat mendengar suara derap langkah kaki yang mendekat.

Raya langsung menegakkan tubuhnya, berharap jika yang datang adalah orang yang akan menyelamatkannya.

Brak!

Tubuh Raya langsung terlonjak kaget begitu mendengar suara pintu yang di buka dengan kasar dari luar.

Hanya saja, harapan Raya sirna begitu melihat beberapa orang pria dengan penampilan menyeramkan dari balik pintu.

"Bawa gadis pencuri ini keluar! Kita akan menyerahkannya kepada tuan Marcello," titah seorang pria bertubuh tegap dengan mengenakan kacamata hitam.

"Tunggu! Pencuri? Apa maksud kalian? Ke mana kalian akan membawaku?" Rasa was-was langsung menyelimuti hati Raya begitu tangannya di cekal oleh dua orang pria bertubuh kekar.

"Ck! Berhentilah berpura-pura, Nona," sahut pria berkacamata dengan santai, "kau harus bertanggungjawab karena berani mengambil dokumen milik tuan kami."

"Lepaskan aku! Kalian salah orang!" Raya meronta sekuat tenaga dengan wajah ketakutan, "aku ingin pulang!"

Namun, dua orang pria berbadan kekar tetap membawanya dengan paksa keluar dari ruangan itu. Mereka tidak menghiraukan teriakannya.

"Kau tidak perlu khawatir. Sebentar lagi, kau akan pulang ke alam baka," ujar pria berkacamata sambil menyeringai lebar.

"Aku ingin pulang ke rumahku! Tolong, lepaskan aku. Aku mohon, hari ini aku akan menikah. Calon suami dan keluargaku pasti sangat menantikan kehadiranku."

"Menikah? Kau ingin menikah Nona?" tanya pria berkacamata hitam dengan sinis.

"I-iya aku akan menikah hari ini, tolong lepaskan aku biarkan aku pulang," pinta Raya dengan wajah memelas.

"Jangan khawatir, kau pasti akan menikah," jawab pria tersebut dengan senyum penuh arti.

Dan tiba-tiba saja salah satu pria itu membekap mulut Raya dengan sebuah sapu tangan, membuat tubuh gadis itu terkulai lemas tidak sadarkan diri.

Dengan cepat, mereka membawa tubuh Raya masuk ke dalam mobil lalu meninggalkan tempat itu.

*****

Menjelang tengah malam, mobil yang membawa Raya akhirnya tiba di halaman sebuah mansion yang sangat luas dan megah.

"Kurung gadis ini di kamar atas! Jangan lupa beri dia makanan untuk yang terakhir kalinya." Pria berkacamata hitam kembali memberi perintah begitu mereka turun dari mobil.

Raya yang baru saja sadar dari pingsannya langsung berteriak histeris sambil terus meronta-ronta. Tidak ada yang dapat dilakukannya dengan mata tertutup dan tangan terikat, selain berteriak minta tolong dan meronta sekuat tenaga.

"Cepat bawa dia masuk! Aku sudah bosan mendengar teriakannya!"

"Baik, Tuan!"

"Lepas! Lepaskan aku!" teriak Raya sambil terus meronta, menendang ke segala arah.

Namun nyatanya, dengan mudah mereka membawa tubuhnya ke lantai atas lalu menguncinya di dalam sebuah kamar setelah terlebih dulu melepaskan ikatan di tangan dan kepalanya.

"Tolong! Lepaskan aku! Keluarkan aku dari tempat ini! Biarkan aku keluar!" Dengan sisa tenaga dan asa yang masih ada, Raya kembali berteriak sembari menggedor-gedor pintu dengan sekuat tenaga.

Berulang kali, ia melakukan hal tersebut, namun tidak ada satu orang pun yang mendekat, hingga menguras sisa tenaga dan kekuatannya, percuma.

"Ya Tuhan, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa nasibku tiba-tiba berubah seperti ini?"

Rasa lelah dan putus asa mulai menyelimuti hatinya. Tangis dan air mata sudah tidak berguna. Pasrah, itulah yang dapat di lakukannya.

Dengan kondisi tubuh lemah dan lapar, Raya memilih untuk membaringkan tubuhnya ke atas tempat tidur. Berharap jika ia terbangun nanti semuanya akan baik-baik saja.

******

Di sisi lain, sebuah mobil sport baru saja memasuki halaman mansion.

Seorang pria bertubuh tinggi atletis dengan wajah rupawan nampak turun dari mobil sambil sesekali memijit pelipisnya.

"Tuan, apa Anda baik-baik saja?" Raut wajah khawatir terlihat di wajah sang asisten pribadi, manakala melihat tuannya berjalan sempoyongan.

Mengangkat tangannya ke atas--tidak ingin terlihat lemah--Marcello pun lantas menjawab singkat, "Aku baik-baik saja."

Layaknya orang yang sedang mabuk, Marcello menapaki anak tangga satu demi satu.

Pria itu berusaha menahan sesuatu yang semakin membuat tubuhnya tidak terkendali.

Dipegangnya kepala yang semakin terasa pusing. Rasa panas itu semakin menjalar di tubuhnya, hingga membuat konsentrasinya menghilang.

Niat hati ingin masuk ke dalam kamarnya, namun langkah kaki itu justru membawanya masuk ke kamar lain.

Rasa panas itu semakin merajai tubuhnya. Dia tidak tahu siapa wanita yang sedang meringkuk di atas tempat tidur. Hanya saja, Marcello merasakan keinginan luar biasa untuk menyentuhnya.

"Aku menginginkanmu." Suara serak Marcello seketika membuat gadis itu ketakutan setengah mati.

Semakin meronta, semakin Marcello beringas mengoyak helai kain di tubuhnya, hingga tidak menyisakan sehelai benang pun.

"Tolong, jangan, aku mohon." Tubuh lemah itu memohon karena tidak dapat berbuat apa-apa ketika Marcello menindih tubuhnya.

"Jangan menolakku." Suara berat Marcello terdengar begitu menusuk.

Isak tangis dan cucuran air mata gadis itu tidak dapat menghentikan keinginannya akan sebuah pelepasan.

"Sa-sakit, aku mohon hentikan."

Marcello tidak perduli. Bahkan, cakaran dan gigitan di tubuhnya tidak berarti apa-apa baginya. Hingga dirinya mendapatkan pelepasan berulang kali, barulah pria itu menyudahi perbuatannya.

Sementara gadis itu--Raya--terkulai lemah tidak sadarkan diri.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Malieka Moon

Selebihnya

Buku serupa

Terjebak Gairah Terlarang

Terjebak Gairah Terlarang

kodav
5.0

WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?

Dari Istri Tercampakkan Menjadi Pewaris Berkuasa

Dari Istri Tercampakkan Menjadi Pewaris Berkuasa

Gavin
5.0

Pernikahanku hancur di sebuah acara amal yang kuorganisir sendiri. Satu saat, aku adalah istri yang sedang hamil dan bahagia dari seorang maestro teknologi, Bima Nugraha; saat berikutnya, layar ponsel seorang reporter mengumumkan kepada dunia bahwa dia dan kekasih masa kecilnya, Rania, sedang menantikan seorang anak. Di seberang ruangan, aku melihat mereka bersama, tangan Bima bertengger di perut Rania. Ini bukan sekadar perselingkuhan; ini adalah deklarasi publik yang menghapus keberadaanku dan bayi kami yang belum lahir. Untuk melindungi IPO perusahaannya yang bernilai triliunan rupiah, Bima, ibunya, dan bahkan orang tua angkatku sendiri bersekongkol melawanku. Mereka memindahkan Rania ke rumah kami, ke tempat tidurku, memperlakukannya seperti ratu sementara aku menjadi tahanan. Mereka menggambarkanku sebagai wanita labil, ancaman bagi citra keluarga. Mereka menuduhku berselingkuh dan mengklaim anakku bukanlah darah dagingnya. Perintah terakhir adalah hal yang tak terbayangkan: gugurkan kandunganku. Mereka mengunciku di sebuah kamar dan menjadwalkan prosedurnya, berjanji akan menyeretku ke sana jika aku menolak. Tapi mereka membuat kesalahan. Mereka mengembalikan ponselku agar aku diam. Pura-pura menyerah, aku membuat satu panggilan terakhir yang putus asa ke nomor yang telah kusimpan tersembunyi selama bertahun-tahun—nomor milik ayah kandungku, Antony Suryoatmodjo, kepala keluarga yang begitu berkuasa, hingga mereka bisa membakar dunia suamiku sampai hangus.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku