Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Gairah Liar Pembantu Lugu
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Sang Pemuas
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
Gairah Sang Majikan
Bukan hal mustahil jika seseorang yang kamu benci tiba-tiba datang ke tempat kerjamu di siang bolong. Di saat semua energinya sudah habis terkuras karena pekerjaan, hal yang harusnya dia simpan untuk perjalanan pulang harus rela ia habiskan di sini. Di depan gerbang sekolah tempat ia mengajar.
"Lo nggak bisa berhenti ganggu gue?" tanya Airin sarkas. Ia sudah lelah seharian ngoceh di depan anak-anak. Dia sudah tidak ada lagi tenaga untuk ngotot dan teriak di depan Leon.
"Kenapa harus gini sih, Rin? Emang nggak bisa maafin aku sekali aja. Aku hilaf, Rin." Leon tetap merengek meminta maaf di hadapannya. Sungguh Airin sudah jijik mendengar kata itu selama enam bulan ini.
"Gue udah bilang sama lo, ada dua kesalahan yang gue nggak maafin. Lo masih nggak ngerti bahasa manusia?"
Dia tahu, orang yang ada di hadapannya ini dulu pernah hampir jadi suaminya. Namun, ada hal yang tak lagi sejalan. Jika semua dipaksakan ia akan tersiksa secara batin. Ia tak mau lagi hidup dalam kebohongan. Ia tak mau lagi perasaannya menyetir kehidupannya. Ia tak mau lagi besar cintanya menjadikan buta dengan kebahagiaan sendiri.
"Aku nggak akan berhenti. Kamu belum menikah. Aku akan memohon terus agar kamu mau maafin aku."
"Lo terlambar, Leon. Gue udah punya kekasih. Dan gue bakal nikah sama dia. Cukup dengan semua ocehan lo itu. Lo nggak usah repot-repot lagi datang ke sini. Karena percuma, lo nggak akan gue terima lagi."
"Kamu pikir aku bakal percaya sama omong kosongmu itu? Aku tahu kamu makhluk Tuhan yang susah jatuh cinta."
"Terserah lo mau percaya atau tidak." Saat Airin akan berbalik, tangannya dicekal oleh Leon.
"Lepasin!" Airin berusaha melepaskan cekalan Leon. Namun, sia-sia. Leon terlalu kuat dibanding dirinya.
"Mana? Coba tunjukkan pacar barumu itu." Leon menaikkan sebelah bibirnya tanda tak percaya akan apa yang Airin katakan.
Tanpa pikir panjang tangan Airin meraih tangan seorang siswa yang berjalan keluar gerbang. Laki-laki tinggi dengan jaket dan celana jeans ini akan membuat Leon percaya bahwa ia memang kekasihnya.
"Dia ... dia pacarku."
Tidak berselang lama, cekalan tangan Leon pun mengendur. Beruntung tidak banyak orang di gerbang sekolah, Airin tidak akan menjadi pusat perhatian. Tidak di gerbang belakang memang jarang sekali ada yang mau lewat. Entah kenapa Airin selalu suka lewat sana, karena terlalu sepi ia jadi menikmati acara menyendirinya.
Di bawah pohon-pohon yang berjejer di dalam pagar, suara gesekan ranting, dan angin yang seolah tahu suasana ini akan menjadi yang terkahir.
Dewa tidak percaya, dia masuk dalam sebuah pertengkaran pasangan kekasih saat ia pulang sekolah. Ia sengaja lewat pintu belakang karena tahu di sana tidak banyak siswa lalu lalang. Desas desus tentang hantu di kelas pojok membuat tempat ini menjadi sepi.