Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
”Siapa wanita itu Juan? Kenapa aku baru melihatnya?” seru Romeo yang baru saja masuk ke ruangannya. Juan pun bingung dengan apa yang sedang ditanyakan oleh bosnya itu.
”Yang mana, banyak wanita di sini Romeo,” seru Juan mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya. Ruangan tersebut memang transparan dari dalam siapapun bisa melihat ke luar namun tidak dari luar tak ada seorangpun yang tahu keadaan di dalam ruangan tersebut.
”Itu, wanita dengan blouse berwarna biru dan rok hitam selutut,” ucap Romeo menunjuk pada wanita yang sedang dia tanyakan pada Juan.
”Aku tak tahu, sepertinya dia karyawan baru karena aku belum pernah melihatnya sebelum ini, baiklah nanti akan aku tanyakan pada bagian kepegawaian,” ujar Juan.
”Tidak sebaiknya kau menanyakan sekarang karena aku ingin tahu sekarang Juan!” seru Romeo membuat Juan mau tak mau merogoh sakunya mengambil ponselnya.
”Hallo George, aku ingin kau membawakan data karyawan baru ke ruangan Mr. Romeo sekarang!”
”Baiklah, tunggu sebentar saya akan datang kesana.”
Klik.
”Kita tunggu George datang dari sana kita bisa mengetahui siapa wanita itu apakah dia berstatus single, merried or widow?” ucap Juan terkekeh karena baru kali ini dia melihat sahabatnya Romeo sangat antusias terhadap wanita.
Biasanya Romeo akan cuek dan terlihat dingin dengan semua wanita yang mendekatinya.
Tok...tok...tok...
Juan pun segera membukakan pintunya, ”Masuklah!” seru Juan.
”Duduklah George!” seru Romeo.
George pun duduk dan menyerahkan data karyawan baru yang diminta oleh Romeo. Romeo menelitinya dengan sangat cermat ada sekitar tiga puluh orang dan Juliet berada di nomor dua puluh lima.
Romeo langsung tertuju pada wanita yang terlihat formal namun tetap terlihat cantik, dialah yang sedang dia cari.
”Juliet Therano,” gumam Romeo.
George yang mendengar pun langsung mengangkat wajahnya dia khawatir jika keputusannya menerima gadis itu akan menjadi boomerang untuknya karena dia lulus seleksi secara murni karena memang dia memiliki kemampuan yang sedang dibutuhkan oleh bagian tersebut.
”Apakah ada yang salah Tuan dengan dirinya?” ucap George memberanikan diri bertanya pada Romeo.
Romeo hanya menggelengkan kepalanya singkat. ”Apa itu orangnya?” Romeo menunjuk pada seorang gadis yang sedang tersenyum kepada sesama rekannya.
”Oh benar Tuan dia yang namanya Juliet, dia yatim piatu ibunya baru meninggal sebulan yang lalu,” ucap George membuat Romeo menaikkan sebelah alisnya.
”Kau begitu detail mengetahui semuanya, apakah kau mengintrogasi dirinya?” seru Romeo nampak tidak suka dengan cara George yang tidak profesional menurutnya.
”Saya memang menanyakan hal-hal tersebut padanya, karena saya ingin melihat motivasi apa yang membuatnya ingin bekerja di sini Tuan. Maaf jika Tuan merasa kurang berkenan dengan semua ini,” ujar George pasrah jika Romeo akan marah padanya nanti.
”Baiklah, tolong kau perlakukan dia dengan baik,” ucap Romeo membuat George pun tidak mengerti akan maksud dari perkataan Romeo.
”Kau tidak faham maksudnya George tolong kau perlakukan dia dengan baik, jadi biarkan dia bekerja sendiri dan jangan menyulitkan dirinya. Faham?” ucap Juan dan George yang baru faham maksudnya pun langsung mengangguk.
”Saya yakin dia bisa bekerja dengan baik karena riwayatnya bekerja pada perusahaan sebelumnya cukup bagus dan dia juga mahasiswa terbaik lulusan Harvard university jadi saya sangat yakin ketika memutuskan untuk menerimanya saat itu,” ungkap George.
”Baiklah kau boleh kembali bekerja terima kasih untuk informasinya,” seru Romeo meminta George kembali mengurus pekerjaannya.
”Juan kau awasi terus dia,” seru Romeo.
”Eh, apa kau bilang?” ucap Juan dia tak percaya jika sahabatnya memintanya untuk mengawasi seorang gadis biasa yang cantik seperti Juliet.