Cinta Bukan Sepenggal Dusta

Cinta Bukan Sepenggal Dusta

Lona O'S

5.0
Komentar
8.4K
Penayangan
99
Bab

Kecantikan adalah suatu anugerah. Namun tidak selamanya kecantikan membawa kepada kebahagiaan. Mary Aram wanita cantik dari muara Mua justru terbelenggu dan terpenjara oleh kecantikannya sendiri. Kelicikan, keculasan, keserakahan berkuasa atas dirinya menjadikan dirinya hanya sebagai boneka hidup. Namun cinta itu bukan cuma sepenggal dusta, yang memampukan dia untuk tetap bertahan memperjuangkan hidupnya sendiri.

Bab 1 Kesialan Di Pagi Hari

"Nona! Kau sangat cantik!" Seseorang menarik tangan Mary Aram, hingga membuat gadis itu hilang keseimbangan. Gadis itu pun terhuyung jatuh dalam pelukan pria yang menarik tangannya.

Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, pria itu langsung memagut bibir Mary Aram. Gadis itu tersentak kebingungan berusaha melepaskan diri. Sayangnya pria itu dengan penuh percaya diri terus bergerak maju mengunci diri Mary Aram di antara pohon dan tubuhnya.

"Tuan lepaskan aku!" Mary Aram berontak memukul-mukul tubuh pria di hadapannya. Semakin gadis itu memberontak, semakin pula pria itu mendesak melekat pada tubuhnya.

"Tidak! Kau sangatlah cantik, napasmu sangat harum membuat diriku mabuk," bisik pria itu semakin penuh perasaan dengan pagutannya.

Mary Aram mencakar wajah pria itu, cakaran ampuhnya cukup membuat pria itu tersentak dan melepaskan pagutannya.

"Keterlaluan kau!" Mary Aram sangat marah mencuci mulutnya dengan air mineral. Mukanya merah padam menahan amarah.

Pria itu tersenyum nakal menghapus darah akibat cakaran Mary Aram, "Nona, kau tampak seperti kucing liar yang menggemaskan ketika sedang marah. Sangat menggoda!"

"Apakah orang tuamu tidak pernah mendidikmu untuk bersopan santun Tuan? Tidak berpendidikan!" Mary Aram mengguyur pria itu dengan air, kemudian gerak cepat tangannya memukulkan botol bekas air mineral pada wajah pria itu.

"Keterlaluan kau Mary Aram! Berani sekali kau menggoda teman priaku!" Seorang wanita berlari mendekat dan langsung menjambak rambut Mary Aram.

"Meina Aram! Hentikan!" Pria itu menghalangi teman wanitanya agar tidak melukai Mary Aram.

"Kakak, jika ia adalah teman priamu, ikat lehernya dengan rantai! Agar Pitbull satu ini tidak sembarangan menjilat wajah orang lain," Mary Aram menendang tungkai pria itu. Sambil menghentakkan kaki, Mary Aram segera berlalu.

Masih sempat Mary Aram mendengar perdebatan pria tidak sopan itu dengan kakak sepupunya. Ingin rasanya Mary Aram menghajar pria itu, namun apa daya dirinya kalah kuat.

["Adam Mizeaz! Kau tidak bisa seenaknya menggoda perempuan lain, terlebih lagi ia adalah adik sepupuku. Itu suatu penghinaan bagiku!" rupanya wanita itu sangat marah dan menegur pria tidak beretika itu.]

["Aku bukan kekasihmu Meina Aram! Aku bebas bergaul dengan gadis manapun," pria itu terdengar sangat gusar.]

Mendapati pria yang bernama Adam Mizeaz itu terus menatap dirinya, Mary Aram segera berlari melintasi taman kampus menuju ruang kuliahnya.

"Keterlaluan! Pria itu mengejar!" Mary Aram mempercepat larinya, ada sebersit rasa takut melintas di hati. "Apa maunya pria itu?"

Mary Aram semakin panik, kain tenun yang dikenakannya menghambat laju lari. Saat menaiki anak tangga taman, gadis itu pun tersandung kakinya sendiri dan terjungkal menggelinding nyaris masuk ke kolam ikan. Dalam sekejap dunia menjadi sunyi dan gelap...

Ketika terbangun, Mary Aram berada dalam pelukan seorang pria di ruangan yang asing.

"Keterlaluan Kau Adam Mizeaz! Bagaimana jika tidak ada aku? Tentunya gadis ini sudah tenggelam ke dalam kolam ikan koi," suara itu dekat pada telinga Mary Aram, bahkan detak jantungnya pun terdengar jelas.

"Amar Mea, Aku hanya ingin berjalan bersamanya saja! Hari ini jadwalku mengajar di kelasnya. Gadis ini sangat cantik dan badung, aku tertarik padanya ketika menjadi pembimbing kelompok di kegiatan pekan penerimaan mahasiswa baru."

Mary Aram menggeliat, sejenak terasa sakit pada sekujur tubuhnya. "Lepaskan aku, Aku harus mengikuti kuliah!"

"Kau tidak bisa mengikuti kuliah Nona! Ada cedera pada kepalamu, luka lecet serta lebam di kaki dan tanganmu juga cukup serius. Kau harus mendapat perawatan intensif," Adam Mizeaz mengobati luka-luka pada tangan dan kaki Mary Aram.

"Perawatan intensif?" Mary Aram berusaha bangkit, dirinya sangat tidak nyaman berada dalam pelukan pria asing "Bukankah aku baik-baik saja, tidak sekarat? Jangan coba-coba membodohiku!"

"Baiklah, aku Amar Mea Malawi. Jika kau tidak mengalami vertigo, aku akan mengantarmu pulang," dengan hati-hati Amar Mea Malawi memindahkan tubuh Mary Aram ke samping, lalu beringsut bangkit dari tempat tidur.

Namun dalam sekejap dunia seakan berputar hebat, Mary Aram menekan kepalanya dengan kedua telapak tangan.

"Sebaiknya kau rawat inap, sebutkan nomor orang tuamu," Amar Mea Malawi mengeluarkan ponsel.

"Jangan! Jangan! Aku tidak ingin membuat ayahku cemas. Perjalanan dari Muara Mua kemari membutuhkan waktu empat jam," Mary Aram bersandar pada dinding, kepalanya sangat tidak nyaman. "Antarkan saja aku ke asrama mahasiswa."

"Dalam kondisi seperti ini kau akan tinggal di asrama?" Amar Mea Malawi mengerutkan kening, "Kau tidak akan nyaman tinggal di kamar yang ramai dalam kondisi sakit."

"Adam Mizeaz, aku akan membawa gadis ini tinggal di kediamanku. Di sana banyak pelayan yang bisa merawatnya," Amar Mea Malawi meninggalkan ruang perawatan. Amar Mea Malawi adalah pribadi yang tegas, keputusannya tidak dapat diganggu gugat.

Namun Adam Mizeaz ragu-ragu, haruskah gadis di hadapannya ini tinggal di kediaman Mea Malawi?

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Gairah Liar Dibalik Jilbab

Gairah Liar Dibalik Jilbab

Gemoy
5.0

Kami berdua beberapa saat terdiam sejanak , lalu kulihat arman membuka lilitan handuk di tubuhnya, dan handuk itu terjatuh kelantai, sehingga kini Arman telanjang bulat di depanku. ''bu sebenarnya arman telah bosan hanya olah raga jari saja, sebelum arman berangkat ke Jakarta meninggalkan ibu, arman ingin mencicipi tubuh ibu'' ucap anakku sambil mendorong tubuhku sehingga aku terjatuh di atas tempat tidur. ''bruuugs'' aku tejatuh di atas tempat tidur. lalu arman langsung menerkam tubuhku , laksana harimau menerkam mangsanya , dan mencium bibirku. aku pun berontak , sekuat tenaga aku berusaha melepaskan pelukan arman. ''arman jangan nak.....ini ibumu sayang'' ucapku tapi arman terus mencium bibirku. jangan di lakukan ini ibu nak...'' ucapku lagi . Aku memekik ketika tangan arman meremas kedua buah payudaraku, aku pun masih Aku merasakan jemarinya menekan selangkanganku, sementara itu tongkatnya arman sudah benar-benar tegak berdiri. ''Kayanya ibu sudah terangsang yaa''? dia menggodaku, berbisik di telinga. Aku menggeleng lemah, ''tidaaak....,Aahkk...., lepaskan ibu nak..., aaahk.....ooughs....., cukup sayang lepaskan ibu ini dosa nak...'' aku memohon tapi tak sungguh-sungguh berusaha menghentikan perbuatan yang di lakukan anakku terhadapku. ''Jangan nak... ibu mohon.... Tapi tak lama kemudian tiba-tiba arman memangut bibirku,meredam suaraku dengan memangut bibir merahku, menghisap dengan perlahan membuatku kaget sekaligus terbawa syahwatku semakin meningkat. Oh Tuhan... dia mencium bibirku, menghisap mulutku begitu lembut, aku tidak pernah merasakan ini sebelumnya, Suamiku tak pernah melakukannya seenak ini, tapi dia... Aahkk... dia hanya anakku, tapi dia bisa membuatku merasa nyaman seperti ini, dan lagi............ Oohkk...oooohhkkk..... Tubuhku menggeliat! Kenapa dengan diriku ini, ciuman arman terasa begitu menyentuh, penuh perasaan dan sangat bergairah. "Aahkk... aaahhk,," Tangan itu, kumohooon jangan naik lagi, aku sudah tidak tahan lagi, Aahkk... hentikan, cairanku sudah keluar. Lidah arman anakku menari-nari, melakukan gerakan naik turun dan terkadang melingkar. Kemudian kurasakan lidahnya menyeruak masuk kedalam vaginaku, dan menari-nari di sana membuatku semakin tidak tahan. "Aaahkk... Nak....!"

Membalas Penkhianatan Istriku

Membalas Penkhianatan Istriku

Juliana
5.0

"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Cinta Bukan Sepenggal Dusta
1

Bab 1 Kesialan Di Pagi Hari

28/11/2022

2

Bab 2 Kepanikan Melanda

28/11/2022

3

Bab 3 Terenggut Di Tempat Yang Asing

28/11/2022

4

Bab 4 Ritual Makan Bersama

28/11/2022

5

Bab 5 Kesengsaraan Tidak Berujung

28/11/2022

6

Bab 6 Berdamai Dengan Keadaan

28/11/2022

7

Bab 7 Kemarahan Ayah

28/11/2022

8

Bab 8 Meredakan Amarah Naga

28/11/2022

9

Bab 9 Bimbang

28/11/2022

10

Bab 10 Sebuah Keputusan

28/11/2022

11

Bab 11 Ritual Menyesakkan

28/11/2022

12

Bab 12 Fakta Yang Menakutkan

28/11/2022

13

Bab 13 Penyesalan

02/12/2022

14

Bab 14 Nyonya Muda

02/12/2022

15

Bab 15 Aram Yang Lain

02/12/2022

16

Bab 16 Duri-Duri Manja

02/12/2022

17

Bab 17 Sungguh Keterlaluan

02/12/2022

18

Bab 18 Jeritan Hati

02/12/2022

19

Bab 19 Kecemburuan Amar Mea

02/12/2022

20

Bab 20 Hanyut

02/12/2022

21

Bab 21 Pilu Dan Miris

02/12/2022

22

Bab 22 Dilema

02/12/2022

23

Bab 23 Bersitegang

02/12/2022

24

Bab 24 Wanita Liar

02/12/2022

25

Bab 25 Mandat Tuan Besar Sahu Mea

02/12/2022

26

Bab 26 Memperbaiki Keadaan

02/12/2022

27

Bab 27 Siluman Rubah

02/12/2022

28

Bab 28 Tikus Pengerat

02/12/2022

29

Bab 29 Sosok Itu

02/12/2022

30

Bab 30 Permainan Keadaan

02/12/2022

31

Bab 31 Rindu Yang Terkekang

02/12/2022

32

Bab 32 Kegembiraan Tuan Besar

02/12/2022

33

Bab 33 Ritual Pengabdian

02/12/2022

34

Bab 34 Tangisan Beracun

02/12/2022

35

Bab 35 Kegeraman Yang Tragis

02/12/2022

36

Bab 36 Tanpa Martabat

02/12/2022

37

Bab 37 Sebuah Pertarungan

02/12/2022

38

Bab 38 Senyuman Licik

02/12/2022

39

Bab 39 Kerinduan Dan Penyesalan

02/12/2022

40

Bab 40 Hanya Sebuah Kenangan

02/12/2022