Kisah cinta Lana dan Noah yang diwarnai lika liku yang manis. Di mana Noah adalah seorang pemuda berandalan yang suka bertindak semaunya, arogan, dan sangat keras kepala. Namun, tidak banyak yang tau jika dia menyimpan rasa sakit yang teramat yang diciptakan oleh kedua orang tuanya. Pertemuannya dengan Lana, gadis dengan kehidupan yang sempurna, tetapi banyak kekangan, sehingga membuat dia menjadi gadis yang pendiam. Perkenalannya dengan Noah, membuat gadis yang masih duduk di bangku SMA itu menjadi berubah. Lana menjadi gadis pembangkang dan mulai berani berbohong, tapi Noah juga merubah Lana menjadi gadis yang periang. Permasalahan timbul, saat Lana menyuruh Noah merubah sifat arogan, dan semaunya sendiri, karena Lana ingin memperkenalkan Noah kepada keluarganya. Lana ingin Noah bisa diterima oleh keluarganya. Saat Noah ingin berubah agar bisa di terima oleh keluarga gadis yang membuatnya jatuh cinta itu, Noah harus diingatkan oleh kenangan masa lalunya yang jelas saja bukan kenangan masa lalu yang indah. Dapatkah mereka bersatu? Atau malah akan mengharuskan Noah meninggalkan Lana?
Bocah laki-laki yang usianya sekitar 10 tahun itu sedang berdiri tertegun di depan pintu kamarnya, matanya tidak berkedip sama sekali, dia tidak sedang melihat hal yang menyenangkan di depannya, melainkan dia melihat sesuatu yang membuat kedua lututnya bergetar.
Pyar ...
Terdengar suara pecahan benda yang dilempar, dan bunyinya menggema di seluruh ruangan. Bocah itu masih tidak bergeming berdiri di tempatnya.
"Ayah, Mama, sudah! Jangan bertengkar sepertini, kenapa kalian membuat kita ketakutan?" suara seorang gadis dengan rambut yang di kepang duanya, dia berusaha berada di tengah-tengah pertengkaran kedua orang tuanya.
"Kamu diam saja, Nat!" bentak seorang wanita cantik dengan rambut sebahunya. "Kamu masih kecil dan tidak tau tentang apa yang terjadi di sini. Jadi diamlah!" sekali lagi dia membentak gadis yang usianya masih 18 tahun itu.
"Sandra! Jangan membentak putrimu seenaknya, dia sudah dewasa dan dia berhak tau semuanya," bentakan seorang pria dengan rambut berwarna blondenya.
"Dia memang harus tau semuanya, semua tentang apa yang sudah kamu lakukan di luar sana, kamu benar-benar menjijikan, aku sudah tidak mau lagi bersama dengan kamu. Dan Noah akan ikut denganku nantinya. Dia tidak akan hidup dengan pria brengsek seperti kamu!" serunya dengan nada tinggi.
"Noah ... Noah, kamu di mana?" Wanita itu berjalan menuju ke dalam kamar putranya. Noah tertegun melihat wajah mamanya yang sudah berderai air mata, wanita itu duduk dengan dua lutut menyangga tubuhnya, kedua tangannya memegang erat kedua lengan tangan Noah. "Noah, kamu akan ikut mama, kamu tidak perlu tinggal di sini lagi."
Tangan bocah kecil itu terangkat mengusap tetesan air mata yang ada di pipi mamanya. "Mama kenapa?"
"Mama tidak apa-apa, Sayang. Kamu sekarang ambil tas kamu dan kita pergi dari rumah ini." Wanita itu berdiri dan menyambar tas ransel berwarna hitam yang ada di atas meja belajar, dia memasukkan beberapa baju Noah-putranya ke dalam tas itu dan menggandeng tangan Noah keluar dari kamar itu.
Pria dengan rambut blondenya itu hanya melihat diam ke arah istrinya dan putra kecilnya. "Ma, aku tidak mau mama dan ayah berpisah, aku dan Noah masih membutuhkan kalian. Aku mohon, Ma," Gadis yang tak lain adalah kakak Noah bahkan sampai memegang erat tangan mamanya agar tidak pergi dari rumah itu.
"Lepaskan, Na!" Wanita itu menghentakkan tangannya dengan kasar. "Kamu sebaiknya ikut dengan ayah kamu, karena mama hanya akan mengajak Noah pergi."
"Ma, aku tetap bersama Nathali," ucap Noah lirih.
"Kamu akan pergi dengan mama, Noah. Kita tinggalkan mereka saja, nanti kalau kamu ingin bertemu dengan Nathali, mama bisa mengantarkan."
Noah dan mamanya berjalan menuju pintu keluar. Saat mamanya akan membuka pintu, terdengar teriakan keras dari ayah Noah. Seketika Noah dan mamanya menoleh ke arah belakang. Di sana mereka tubuh Nathali yang sudah tergeletak di lantai dengan tangan yang bersimbah darah
"Nat!" teriak mama Noah. Noah pun sekali lagi hanya bisa terdiam di tempatnya, dia benar-benar shock melihat tubuh kakaknya yang tidak bergerak sama sekali saat kedua orang tuanya memanggil- panggil namanya.
Noah hanya bisa melihat ayahnya membawa tubuh kakaknya keluar dan masuk ke dalam mobil, sedang mamanya mencoba berbicara dengan Noah, tapi Noah seolah tidak mendengar jelas apa yang mamanya ucapkan.
"Noah bangun ... bangun Noah!" suara seseorang memanggil Noah, dan seketika Noah membuka kedua matanya dengan keringat bercucuran.
"Dan, ini--?" Noah langsung bangkit dari tidurnya, dia duduk bersebelahan dengan sahabatnya.
"Kamu mimpi buruk lagi? Apa tentang keluarga kamu?"
"Brengsek! Aku ingin sekali melupakan masa lalu itu." Noah mengusap wajahnya kasar.
"Sudahlah! Kejadian itu sudah berlalu beberapa tahun yang lalu, kamu harus melupakan kejadian itu?" Tangan pria itu menepuk pundak Noah.
Memang kejadian itu sudah sangat lama, bahkan sekarang Noah sudah bukan bocah kecil lagi yang polos dan tampak culun, dia sudah berubah menjadi seorang pria dengan paras yang sangat tampan dan memiliki postur tubuh yang gagah, tapi kenangan masa lalunya benar-benar menjadi mimpi buruk di setiap tidurnya. Kenangan-kenangan itu yang membuat Noah menjadi pribadi yang berbeda.
Noah mengambil napas panjangnya. "Aku memang harus melupakan kejadian itu. Bahkan aku harus melupakan jika aku pernah memiliki keluarga seperti itu." Noah beranjak dari tempatnya dia menuju lemari pendingin dan mencari minuman yang mengandung alkohol kesukaannya.
"Noah, pagi ini kamu punya rencana apa? Kita tidak punya uang sedikitpun. Apa kita akan pergi ke rumah ayah tiri kamu saja dan seperti biasa, kita akan meminta uang kepadanya?"
"Aku tidak mau, nanti malam saja kita pergi ke arena balap, di sana aku akan menantang Bruno dan Hugo untuk balapan, dan aku yakin, kita akan mendapatkan uang dari sana."
Daniel sahabat Noah itu membanting tubuhnya di atas kasur. "Lalu pagi ini kita mau berbuat apa?" tanyanya malas.
"Aku mau pergi ke suatu tempat hari ini."
"Apa? Pergi Ke suatu tempat? Kalau begitu aku ikut." Dan langsung beranjak dari tempatnya.
"Maaf, Dan, aku tidak bisa mengajak kamu, aku ingin sendirian ke sana, kamu di sini saja." Noah menyaut jaket hitam miliknya dan kunci motornya yang ada di atas nakas.
"Apa kamu sedang menyembunyikan sesuatu dariku Noah?" tanya Dan curiga. "kita sudah lama menjadi sahabat, sejak kamu kabur dari rumah, kita sama-sama memutuskan untuk tinggal bersama seperti saudara, tanpa ada rahasia apapun."
Noah hanya memberikan seringaiannya dan dia keluar dari kamar itu. Dan, kembali merebahkan tubuhnya, dia sudah tau bagaimana sifat sahabatnya itu.
Noah sudah sampai di tempat yang dia tuju. Noah memarkirkan motornya, dan berjalan perlahan masuk ke arah pemakaman, di sana suasananya sangat sepi, bahkan hanya Noah yang tampak sebagai manusia. Noah berdiri di salah satu pusaran yang tidak terlihat nama di batu nisan itu.
Noah duduk berjongkok di samping pusaran itu.
"Maaf, jika aku tidak pernah ke sini. Tapi aku akan tetap mengingatmu." Noah terdiam sejenak, kenangan masa lalunya seolah kembali tergambar jelas di depannya.
"Kenapa mama selama ini membohongiku? Aku membencimu, bahkan aku ingin melupakan jika aku mempunyai keluarga, kalian benar-benar bukan orang tua yang aku harapkan!"
Tlit ... Tlit ...
Noah tersadar akan lamunannya. Saat ponsel di sakunya berdering, dia melihat nama yang tidak asing baginya pada layar ponselnya.
"Halo."
"Noah, apa kamu nanti bisa datang ke sini?"
"Besok pagi aku bisa ke sana, saat ini aku belum bisa ke sana. Apa semua baik-baik saja?" tanya Noah dengan raut wajah cemasnya, dia berharap semua akan baik-baik saja.
Salam kenal ya kakak pembaca semua, semoga suka dengan cerita yang aku tulis, semoga kakak semua sehat selalu. Aamiin.
Bab 1 Noah
12/05/2022
Bab 2 Kehidupan Bebas Noah
12/05/2022
Bab 3 Gadis Di Tepi Jalan
12/05/2022
Bab 4 Benda Aneh
12/05/2022
Bab 5 Penyebab Masalah
12/05/2022
Bab 6 Aturan Dan Aturan
12/05/2022
Bab 7 Tidak Mendapat Izin
12/05/2022
Bab 8 Bertemu Lagi
12/05/2022
Bab 9 Berharap Tidak Bertemu Lagi
12/05/2022
Bab 10 Datang Ke Acara Pesta
12/05/2022
Bab 11 Hal Mengerikan
12/05/2022
Bab 12 Sang Penolong
12/05/2022
Bab 13 Keberanian Noah
12/05/2022
Bab 14 Pertengkaran Sahabat
12/05/2022
Bab 15 Kebingungan Lana
12/05/2022
Bab 16 Untuk Lana
12/05/2022
Bab 17 Perasaan Apa Ini
12/05/2022
Bab 18 Ciuman Pertama
12/05/2022
Bab 19 Bertemu Kamu Lagi
12/05/2022
Bab 20 Si Penyelinap
12/05/2022
Bab 21 Kedekatan Mereka
08/06/2022
Bab 22 Hubungan Yang Indah
08/06/2022
Bab 23 Noah Untuk Lana
08/06/2022
Bab 24 Sisi Lain Noah
08/06/2022
Bab 25 Kecemburuan
08/06/2022
Bab 26 Tidak Mau Bicara
08/06/2022
Bab 27 Bukti Cintakah
08/06/2022
Bab 28 Pertama Kali Part 1
08/06/2022
Bab 29 Pertama kali part 2
08/06/2022
Bab 30 Hari yang Indah
08/06/2022
Bab 31 Hadiah Untuk Noah
08/06/2022
Bab 32 Hampir Ketahuan
08/06/2022
Bab 33 Rencana Lagi
08/06/2022
Bab 34 Kejadian Buruk
08/06/2022
Bab 35 Kejadian yang tak Diinginkan
08/06/2022
Bab 36 Berita Bahagia
08/06/2022
Bab 37 Mengenal Noah yang Sebenarnya
08/06/2022
Bab 38 Cinta Tulus Lana
08/06/2022
Bab 39 Tinggalkan Dia Part 1
08/06/2022
Bab 40 Tinggalkan Dia Part 2
08/06/2022
Buku lain oleh Rey
Selebihnya