Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Moments And Memories

Moments And Memories

Archille Evelina

5.0
Komentar
1.1K
Penayangan
5
Bab

Kisah hubungan antar remaja sekolah yang memiliki permasalahan di masa lalu, Evelina adalah gadis pintar yang cantik dan banyak yang menyukainya tetapi dia sulit untuk jatuh cinta sedangkan Nox Cyril adalah pria tampan dari keluarga elit jadi banyak yang menyukainya tetapi dia memiliki luka di masa kecil. Mereka dipertemukan kembali tetapi Evelina tidak dapat mengingatnya. Hubungan mereka semakin rumit, tidak hanya itu dia bertemu dengan tiga laki-laki lainnya yaitu Lucas Aland merupakan model remaja yang terkenal, Frans Vessalius sang anak berbakat di bidang IT dan Owen Blouse pewaris di bidang kedokteran no. 1 di dunia. Apa yang akan terjadi? Apakah ingatan sang gadis itu kembali? Apakah mereka tetap memendam perasaan? Dan juga apa yang terjadi pada masa lalu mereka?

Bab 1 Awal

Seorang anak laki-laki sedang berbicara kepada gadis kecil sambil tersenyum hangat kepadanya. Tiba-tiba dunia berubah menjadi gelap gulita dan tidak ada sama sekalipun cahaya yang terpancar pada dunia gadis kecil itu. Terdapat bayang-bayang serta suara pada anak laki-laki itu yang terdengar menangis yang menghantuinya dan anak laki-laki itu melihat gadis kecil itu. Hati sang gadis kecil itu entah kenapa terasa sesak yang cukup mendalam yang telah ia rasakan, ketika melihat anak laki-laki itu.

Kring...kring...

Terdengarlah bunyi deringan alarm dari kamar seorang gadis. Ketika mendengar suara tersebut, gadis berambut panjang hitam kecokelatan dengan warna mata cokelat terang itu dengan tiba-tiba terbangun dari tidurnya dan mengeluarkan banyak keringat pada wajahnya.

“Hanya mimpi?” tanya gadis itu.

Tapi entah kenapa saat gadis itu terbangun dari mimpinya, tiba-tiba saja ia menitikkan air matanya dan sedang bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Padahal, itu hanya sebuah mimpi seperti pada umumnya saja. Kemudian, gadis itu berdiri dari tempat tidurnya dan bergegas untuk bersiap-siap berangkat sekolah. Hari ini merupakan hari pertamanya menjadi siswa SMA.

Sebelum itu, perkenalkan nama gadis itu adalah Evelina Caroline dan saat ini dia umurnya masih 15 tahun, tapi sebentar lagi dia akan berumur 16 tahun. Sekarang ini, dia sudah menjadi siswi SMA. Evelina berpikir bahwa kehidupannya akan menjadi gadis yang normal pada umumnya, tapi siapa sangka bakalan terjadi suatu hal di luar perkiraannya. Lalu, Evelina berdiri di depan cermin di kamarnya dan berkaca untuk melihat penampilannya. Dia merasa bahwa wajahnya tidak seperti biasanya, wajah gadis itu terlihat sangat pucat.

"Hari ini wajahku terlihat pucat, apakah karena mimpi itu?” tanyanya pada dirinya sendiri. Lalu, Evelina menyemangati dirinya sendiri. Tak lama kemudian, dia mendengarkan suara bunyi bel pada rumahnya.

Ting...tong...

Setelah itu, Evelina membuka pintu rumahnya dan ternyata orang yang datang adalah sahabatnya, Larissa Kraliss. Sebut saja namanya Rissa, tidak hanya sahabatnya saja. Tetapi, dia juga tinggal di sekitar lingkungan rumah Evelina yang bersebelahan dengannya. Mereka sudah berteman sejak kecil atau yang biasanya disebut teman masa kecil. Rissa seperti biasa selalu menjemput Evelina saat berangkat sekolah dan Rissa merasa senang berangkat bersama Evelina.

Kemudian, Evelina berpamitan kepada orang tuanya. Karena dia ingin berangkat ke sekolahnya.

“Ayah, Ibu, aku berangkat!” pamitnya.

“Hati-hati di jalan, Eve. Rissa tolong jaga dia, ya!” bilang ibunya Evelina berkata kepada Rissa.

“Eve, jangan berbicara kepada seorang lelaki, ya!” tegas ayah Evelina menatap tajam kepada anak gadisnya.

“Iya, iya. Aku tahu itu, Ayah,” sahut Evelina.

Evelina pun bergegas pergi dari hadapan orang tuanya, karena ia tidak nyaman melihat tingkah ayahnya itu. Kemudian, dia menutup pintu rumahnya.

“Maaf telah membuatmu lama menunggu,” kata Evelina.

“Tidak, kok. Seperti biasanya ayahmu terlalu posesif. Wkwk ...,” sahut Rissa dengan tertawa kecil.

"Hahaha ... seperti itulah ayahku," sahut Evelina yang masih tidak terbiasa dengan perilaku ayahnya.

Mereka pun berangkat ke sekolah bersama-sama. Selama perjalanan menuju ke sekolah baru mereka, Rissa langsung menggandeng tangannya Evelina. Evelina membalasnya dengan senyumannya kepada sang sahabatnya. Dia sudah terbiasa dengan tingkah laku Rissa yang lengket kepadanya.

Sesampai di sekolah baru mereka, kedua gadis itu mengikuti upacara penerimaan murid baru yang mana merupakan tradisi sekolah ini, SMA Codeland. Kepala sekolah memberi sambuatan kepada siswa-siswa baru tahun pertama karena telah menjadi murid SMA Codeland. Setelah kepala sekolah selesai memberi sambutan, sekarang mempersilahkan perwakilan dari tahun pertama yang biasanya diwakilkan oleh peringkat pertama pada ujian masuk sekolah.

Perwakilan tersebut pun tiba di panggung utama, siswa tersebut sudah berdiri di panggung utama tersebut. Dia adalah seorang lelaki tampan berambut putih keperakan dengan warna mata biru permata. Lelaki itu telah meraih peringkat pertama dan namanya adalah Nox Cyril. Kemudian, lelaki itu memperkenalkan dirinya dan berpidato memberi ucapan terima kasih karena sudah diterima di SMA Codeland. Para murid di sekolah ini pun mulai ribut ketika Nox berpidato, Karena dia merupakan anak keluarga Cyril yang sangat berpengaruh di kota ini, Lefko dan juga parasnya sangat tampan.

“Eh ... eh ... bukannya itu Nox dari keluarga Cyril?” bisik senior A.

“Kyaaa!! Benar ... beruntungnya kita bisa melihatnya secara langsung,” sahut senior B.

Evelina dengan Rissa sedang menyimak pidato tersebut. Rissa pun ikut berkomentar, ketika mendengarkan keributan di sekitarnya. “Heh ... seperti biasanya keluarga Cyril menarik perhatian banyak orang,” bisik Rissa. Evelina mendengarkan Rissa berkomentar dan ia berkata, “Apa kau mengenalnya?”

Rissa mendengarkan pertanyaan Evelina, ia tidak terlalu terkejut dengan pertanyaan Evelina. Bahwa Evelina tidak mengetahui Nox ataupun mengenal keluarga Cyril. Padahal, semua orang di sini tidak ada yang mengenal anak tunggal keluarga Cyril.

“Seperti biasanya dirimu, tidak tertarik apa pun kecuali buku dan musik,” kata Rissa sambil menggandeng lengan Evelina dan terlihat senang.

“Ayahnya merupakan partner kerja kakakku jadi saat kecil aku sering bertemu dengannya,” jelas Rissa.

“Oh, begitu ... apakah kau dekat dengannya?” tanya Evelina.

“Tidak juga. Eve. Jangan sampai kamu tertarik dengan cowok itu! Walaupun dia terlihat tersenyum, itu hanya senyum palsunya dan sandiwaranya saja. Sebenarnya dia orang yang kejam dan memiliki kepribadian yang buruk,” gerutu Rissa.

“Baiklah. Kau seperti ayahku saja,” sahut Evelina sambil tersenyum tipis.

Di pertengahan pidato Nox, lelaki itu dengan tiba-tiba berhenti sejenak ketika melihat Evelina.

Evelina melihat Nox sedang memandangnya. “Siapa yang dia lihat? Tidak mungkin aku, kan? Paling Cuma perasaanku saja,” tanya Evelina dalam hatinya.

Kemudian, Nox melanjutkan kembali pidatonya dan itu semua berjalan dengan lancar. Para murid, guru, serta kepala sekolah tersanjung dengan pidatonya.

Beberapa jam kemudian...

Upacara tersebut telah selesai, para siswa pun membubar diri mereka, Kemudian, para murid baru melihat daftar kelasnya pada papan pengumuman. Mereka ingin mengetahui masing-masing dari mereka di tempatkan di kelas mana.

Evelina yang baru saja dari toilet tadi, dia pun bergegas melihat daftar kelasnya. Lalu, Rissa mendatangi Evelina setelah melihat papan pengumuman tersebut.

“Eve, syukurlah kita satu kelas!” kata Rissa sambil memeluk Evelina.

Evelina tersenyum, dia merasa senang tahun pertamanya bisa satu kelas dengan Rissa. Karena dia selalu tenang saat bersama dengan Rissa yang merupakan sahabatnya sendiri. Mereka pun menuju ke kelas, yaitu kelas 1-4. Sesampai di kelas itu, banyak siswa bergerombol dan cukup ramai di tempat tersebut. Karena di kelas itu, banyak orang yang menarik perhatian. Terutama empat cowok yang berkelompok itu, yaitu Nox Cyril keluarga Cyril yang sangat berpengaruh dalam dunia bisnis, Lucas Aland merupakan model remaja yang sudah terkenal sejak kecil, Franss Vessalius merupakan sang anak berbakat di bidang IT, dan Owen Blouse berasal dari keluarga terkenal di bidang kedokteran.

Di sisi lain lagi yang tidak kalah terkenal, Larissa Klariss merupakan keluarga Klariss dari desainer terkenal. Tidak lupa juga dengan gadis bermata cokelat terang tersebut, walaupun Evelina terbilang sederhana. Dia mempunyai IQ 200 sejak kecil pun dia meraih banyak penghargaan sains. Tidak hanya itu, ia memiliki paras yang sangat cantik. Jadi, tidak heran banyak orang menyukainya. Karena hari ini merupakan hari pertama sekolah jadi mereka tidak ada jam pelajaran, Rissa mengajak Evelina untuk berkeliling mengenal lingkungan sekolah.

“Eve, ayo kita ke rumah kaca! Katanya sekolah kita memilki kebun bunga dan beraneka buah beri,” ajak Rissa.

“Benarkah? Ayo pergi!” sahut Evelina sambil menarik tangan Rissa.

Sesampai di rumah kaca, Evelina terkagum melihat kebun bunga dan beri yang begitu indah. Karena Evelina sangat menyukai buah stroberi, dia pun langsung memakannya.

“Eve ... apa yang kau makan?” tanya Rissa dengan terkejut.

“A-Apa ... ini tidak boleh dimakan?” tanya Evelina dengan wajah pucatnya.

“Tidak kok, itu boleh. Coba lihat tulisannya,” kekek Rissa sambil menunjukkan papan tulisan tersebut.

Evelina merasa lega, dia kira bahwa hari pertamanya ini akan dihukum dan wajahnya menjadi cemberut.

“Sudah, sudah. Aku hanya bercanda, Eve. Maafkan aku,” kata Rissa dengan menyesal.

“Bagaimana kita ke perpustakaan saja?” ajak Rissa.

Rissa yang mengetahui Evelina menyukai buku, mengajaknya ke perpustakaan untuk menebus permintaan maafnya. Evelina mengangguk dan memaafkannya karena sudah membawanya ke perpustakaan. Sesampai di perpustakaan, mata Evelina berbinar-binar karena banyak buku yang unik dan belum pernah dibacanya sama sekali pun. Evelina meminjam banyak buku, Rissa menawarkan bantuan kepada Evelina dan mereka sambil berjalan. “Eve ... kau terlalu menyukai buku. Apa ini tidak terlalu berlebihan?” tanya Rissa.

“Hmm ... aku bukan menyukai buku, tapi aku menyukai bahan referensi dalam buku yang dapat diteliti,” sahut Evelina.

Di kala itu, Nox dengan Franss sedang bersama. Mereka sedang berjalan di lorong sekolah, mereka merupakan sahabat sejak kecil. Nox yang sedang memarahi Franss untuk jangan bermain game sambil jalan di lorong sekolah. Evelina dengan Rissa yang sedang asik bercerita tentang buku, tidak menyadari ada orang di depannya. Begitu juga Nox yang sedang memarahi Franss.

Brakkk...

Nox dan Evelina tertabrak satu sama lain, Evelina pun terjatuh bersamaan dengan bukunya.

Rissa pun bergegas dan panik mendatangi Evelina. “Eve apa kau baik-baik saja?” cemas Rissa.

Evelina mengangguk bahwa dia baik-baik saja. Di sisi lain, Nox melihat Evelina terjatuh. Kemudian, dia mengulurkan tangan untuk membantunya.

“Hei ... apa kau terluka?” tanya Nox.

“Ya, aku tidak apa-apa. Maafkan aku,” sahut Evelina karena tidak melihat jalan.

“Bukankah dia gadis yang tadi? Perasaan familiar ini ... apakah gadis ini adalah ‘dia’?” pikir Nox

Perasaan familiar ini yang dirasakan Nox saat memegang Evelina dan menatap gadis itu. Kemudian, Evelina bangun dan dia berdiri, setelah terjatuh tadi. Nox pun

melihat wajahnya mirip dengan orang yang dia kenal dan menyebut namanya. “Evelina?” panggil Nox.

Nox yang masih memegang tangannya, mereka menatap satu sama lain. Lalu, muncul lah perasaan nostalgia yang dirindukan olehnya, ketika mereka melihat satu sama lain.

BERSAMBUNG...

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku