Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Rahasia Istri yang Terlantar
Gairah Liar Pembantu Lugu
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Siang hari yang berselimut awan mendung membuat suasana Ibukota tampak kelam di mana masyarakat tampak terburu menyelesaikan aktifitas outdoor agar terhindar dari hujan yang kapan pun bisa turun akibat cuaca saat ini.
Beralih ke seberang di satu sekolah menengah umum terkemuka Ibukota, Delano duda gagah tanpa anak-presiden direktur Golden Pearl perusahaan berskala interntional masuk ke dalam jip mercy mewahnya, lantas menyandarkan punggungnya sambil menghela napas.
Sekali lagi dia gagal menemukan adik kembarnya yang diusir Blade sang ayah dari rumah mewah keluarga mereka di Los Angeles. Dia baru saja dari sekolah tersebut untuk menemukan adiknya yang dikabarkan mengajar di sana sebagai guru biologi, tapi ada daya pihak sekolah mengatakan sang adik sudah tidak mengajar lagi sebagai guru honorer, tidak tahu dipindah mengajar di mana.
Ayah mereka bernama Blade Kenrich seorang billionaire terkemuka di dunia, sedangkan ibu mereka bernama Nelida Howart salah satu putri kembar Neil Howart billionaire dari Las Vegas. Adik kembar Delano punya kepribadian ganda. Saat terbakar cemburu, sang adik menganiaya kekasihnya dengan kekerasan seksual. Akibat dari itu dua kekasih si adik terdahulu meninggal dunia. Blade pun menjadi murka, maka di usir sang adik. Dia sebagai kakak tidak tega, lantas memindahkan Golden Pearl ke Jakarta demi menemukan si adik yang dikabarkan ada di Jakarta.
Tetapi apa daya selama tiga tahun mencari, jejak si adik bagai ditelan bumi. Haruskah dia menyerah saat ini? Tidak, sebab dia sebagai anak tertua Blade ingin mereka berkumpul lagi. Paling tidak bersamanya di Jakarta, sebab si adik tidak betah tinggal bersama orang tua mereka di Los Angeles. Blade sangat streng mendidik kedua putra kembarnya, sementara Nelida sibuk mengelola Summer Boutique milik perempuan itu.
Tidak lama masuk Jack asisten Delano ke dalam mobil, duduk di sebelah tuan muda ini. Delano menikah muda dengan teman kuliahnya melalui perjodohan yang dilakukan Nelida. Tetapi malang pernikahan itu berakhir sebab sang istri meninggal dalam kecelakaan mobil.
Hari itu Alina si istri yang tengah mengandung anak pertama mereka memacu mobilnya demi minta kebenaran darinya yang dikabarkan asyik bermesraan dengan Elanor sekretaris Nelida. Padahal Delano tidak melakukan hal tersebut. Pria itu sedang konsentrasi penuh menangani proyek pembangunan resort di selatan Los Angeles, hanya ditemani Jack, Matt dan Pete dua ajudan setianya.
Siapa yang membuat berita itu? Nelida. Perempuan ini sebenarnya bukan bernama Nelida tetapi Nalda, bukan pula ibu Delano, tetapi menjadi ibu pria itu karena kejadian di masa lalu. Yang anak kandung Nelida adalah adik kembar Delano. Nalda sang ibu gadungan melakukan itu agar merusak rumahtangga Delano, agar sang putra frustasi, lantas terjebur ke dalam kehidupan playboy. Dengan begitu Delano tidak konsentrasi mengelola Golden Pearl, sehingga dinilai Blade tidak layak kelak mewarisi Kenrich Company sebagai presdir perusahaan itu.
“Tuan Muda.” Jack menegur Delano, “Saya dapat informasi mengenai Tuan Devan.”
Delano mendengar ini langsung menegakan badan, dipandangnya Jack.
“Dia ada di mana, Jack?”
“Beliau mengajar di universitas swasta terkemuka di Jakarta ini.”
+++
Abella mahasiswi berparas cantik dengan bentuk tubuh sintal seksi berstatus wanita menikah sudah selesai mengikuti kuliah saat ini. Perempuan ini menikah di usia 17 tahun dengan Devan guru matematika di sekolahnya dulu yang saat ini dosen pembimbing akademiknya di Universitas Kusuma Mandala universitas swasta terkemuka di Indonesia bertempat di Jakarta.
Namun rumahtangganya dengan Devan tidak seindah mimpi dalam novel-novel percintaan karena sang suami posesif dan pencemburu. Jika tersulut cemburu, dia dianiaya suaminya hingga seringkali keluar masuk ICU di beberapa rumah sakit swasta di Jakarta juga Singapura. Mereka belum dikaruniakan anak, karena setiap Abella positif mengandung, tidak lama keguguran akibat penganiayaan Devan yang mudah cemburu.
Abella tetap bertahan karena sebenarnya Devan sangat mencintainya. Meski pria itu mengaku yatim piatu, bekerja sebagai guru dan dosen, tetapi ternyata seorang pengusaha muda sukses yang melimpahkan kemewahan hidup untuknya. Sang suami pun akrab dengan keluarga Abella, tetapi tidak dekat ke Ewald Bianco yang sebenarnya ayah kandung perempuan itu.
Kini dia bergegas keluar dari ruang perkuliahan bertujuan segera ke ruang kerja sang suami yang berada di gedung A kampus ini. Namun ketika tiba di pintu, Elroy ketua senat Fakultas Psikologi yang adalah teman satu fakultas dengannya menghadang dia.
“Elroy?!” Abella sedikit terkejut dihadang mahasiswa tampan itu yang adalah putra pengusaha mini market nirlaba cukup terkemuka di Jakarta ini.
Elroy tersenyum, segera mendorong Abella masuk kembali ke ruang perkuliahan, lantas cepat ditutup rapat pintu tersebut. Abella menjadi tidak enak perasaannya, sebab dia tahu pria itu ada hati ke dia. Namun tidak bisa mendapatkannya yang sudah istri Devan.
“Kamu mau apa, El?” tanya Abella merasa bulu kuduknya merinding melihat sorot mata Elroy seolah ingin menerkamnya ke dalam hasrat si pria. Dia mundur-mundur melangkah sebab mahasiswa itu terus mendekatinya. “El!” sejurus kemudian dia terpekik kaget karena Elroy meraih pinggang rampingnya, lantas kemudian membungkamnya dengan melumat paksa bibirnya.
Dia cepat mendorong keras tubuh kekar pria itu, sehingga ciuman tersebut terlepas dari bibirnya. “El!” jeritnya memandang Elroy yang tersenyum menyeringai seolah puas berhasil mencium bibirnya yang hanya dicium oleh Devan selama ini, “Kamu gila kah?”
“Iya aku gila, Bel. Aku tergila-gila ke kamu dari awal kita masuk ke universitas ini.” sahut Elroy mengatakan isi kepalanya, “Sayangnya kamu sudah dimiliki pak Devan dosen Psikologi Negara Berkembang yang juga dosen pembimbing akademikmu.”
“Kalau kamu tahu itu mengapa melakukan hal tadi? Di dunia ini banyak wanita yang bisa kamu gila-gilain!”
“Aku inginkan kamu, Abella Bianco!”
“Aku istri Kak Devan!”
“Untuk apa kamu bertahan sama dia, Bella? Dia sakit jiwa!”
Abella tersentak kaget mendengar ini, dari mana Elroy tahu Devan mengalami gangguan kejiwaan?
“Tidak usah kaget Bella.” Elroy tersenyum sarkas, “Aku melihat dengan mataku sendiri saat dia menggaulimu dengan brutal setelah memergokimu berbincang sama pak Sarma dosen pembicara di seminar yang lalu. Dia lakukan itu di dalam mobilnya kan? Lantas setelah itu kamu beberapa hari tidak kuliah.”
Abella tersentak kaget lagi, padahal seingat dia, hari itu basement parkiran dosen hanya ada mobil Devan. Bahkan tidak ada siapa pun saat itu. Dia menelan salivanya memandang Elroy.
“Sudahlah Bella, lepaskan dia, lantas kepelukanku.”
“Jangan mimpikan itu terwujud, El!”
“Pasti terwujud, karena aku menyukaimu, lantas sekarang mendapatkanmu!” Elroy segera menyambar pinggang Abella sambil merampas tas dari pundak perempuan itu yang kemudian dicampakan ke sembarang tempat, lantas didorong sang perempuan hingga ke tepi meja dosen, langsung merobek bagian depan kaus strech di badan sang perempuan.
“Akhhh!” terdengar jeritan Abella, dia memukulkan tangan ke badan Elroy yang kian berhasrat saat ini sebab bibir pria itu bergentayangan menciumi leher indahnya. “El, hentikan!” jeritnya karena merasa tangan pria itu merambah ke melon-melon miliknya. Dia lantas menendang kemaluan Elroy dengan salah satu lututnya.
“Akh!” terdengar jeritan pria itu, di mana menjadi sedikit menjauhi Abella sambil memegangi senjatanya dengan kedua tangannya.
Perempuan ini cepat bergerak ke arah tasnya yang tergeletak di lantai, tapi kedua tangan mahasiswa tersebut menangkap pinggangnya dari belakang.
“Akh!” kini terdengar jeritan Abella karena Elroy kembali mendapatkannya, “Lepas El! Lepasin aku!” jeritnya meronta-ronta karena saat ini sang pria menariknya ke meja, “Akh!” jeritnya lagi sebab satu tangannya ditarik kuat seorang pria dari arah depan sehingga terlepas dari pelukan brutal sang mahasiswa, “Akh!” jeritnya sekali lagi sebab tampak pukulan bertubi mendarat di wajah mahasiswa itu.
“Akhh!” terdengar jeritan Abella yang ketakutan melihat Devan menghadiahkan pukulan bertubi itu ke Elroy, “Astaga!” dia tersentak sebab seseorang cepat menyampirkan jaket ke atas kedua pundaknya, “Brandy?” dia mengenali siapa seseorang itu.
Brandy adalah assisten pribadi Devan. Dia di utus sang dosen mengawasi Abella. Lantas saat melihat si perempuan di dorong masuk ke dalam ruangan ini, cepat dia menelpon Devan. Sudah tentu sang dosen naik pitam, segera meninggalkan ruang miting, tergesa menuju ruang perkuliahan ini. Selanjutnya Elroy diberi hadiah pahit oleh si dosen, sebab dilihat hendak menikmati paksa tubuh seksi kekasih pak dosen.
Brandy cepat meraih tangan Abella, ditarik perempuan ini keluar dari ruang perkuliahan, biar Devan menyelesaikan Elroy.