Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Terbelenggu Cinta Saudara Tiri

Terbelenggu Cinta Saudara Tiri

Daes Eag

5.0
Komentar
8.8K
Penayangan
88
Bab

Jatuh cinta itu memanglah bukan kesalahan. Namun bagaimana jika jatuh cinta pada kakak tiri sendiri? Apakah itu sebuah kesalahan? Hal itu dirasakan oleh Key dan juga Ravano, yang diam-diam saling jatuh cinta di belakang orang tua mereka hingga hubungan terlarang itu membawa mereka ke dalam masalah yang rumit. Bahkan di saat Key perlahan bisa melepaskan, Ravano justru semakin menggenggam gadis itu erat hingga benar-benar terjebak di dalam hubungan yang semakin tak sehat.

Bab 1 Di Tengah Malam

Hanya terdengar suara detakan jam di tengah malam yang begitu sunyi. Jarum jam masih menunjukkan angka satu dini hari, di mana sebagian besar orang-orang sedang lelap-lelapnya di dalam dunia mimpi.

Hal itu tak terkecuali dengan salah satu pemilik kamar di sebuah kediaman. Ia tampak masih tertidur lelap dengan selimut tebal yang membungkus tubuhnya, melindungi pori-pori kulitnya dari udara malam yang semakin dingin walau jendela kamar dan juga pintu balkon sudah ditutup rapat.

Kedua matanya perlahan mengerjap pelan saat merasa ada sesuatu yang membuat tempat tidurnya bergerak. Sebelum ia benar-benar membuka mata, sebuah tangan terasa melingkari perutnya.

Key seketika membuka matanya lebar saat ia mendapati seorang pria yang entah sejak kapan sudah tertidur bersamanya di sana. Dadanya terasa bergemuruh, bersamaan dengan hembusan napas yang menerpa permukaan wajahnya dengan lembut.

"Ra-Rav .... " Gadis itu mendadak gugup, sementara pria di depannya malah semakin mengeratkan tangannya di pinggang milik Key, menarik tubuh gadis itu agar semakin menempel dengannya. Tak peduli bagaimana reaksi Key saat ini yang mati-matian menahan napasnya karena terlalu gugup. Ravano selalu bergerak tiba-tiba, seperti biasanya.

"Tidur, Key," lirih Ravano dengan suara yang serak. Bahkan kedua matanya tak terbuka sama sekali, tapi pria itu seolah menyadari kalau dirinya memang sedang ditatap oleh seseorang.

"Sejak kapan lo di sini, Rav? Kalo sampe ketahuan mama sama papa." Key merengek, setengah berbisik seraya berusaha melepaskan diri dari kungkungan Ravano tapi yang selanjutnya terjadi semakin membuatnya kehilangan akal sehat.

Ravano secara tiba-tiba membuka kedua matanya dan pria itu semakin mendekatkan wajahnya pada Key. "Gue bilang tidur, Key," tegasnya dengan kedua mata yang menatap dalam ke arah mata milik gadis di depannya.

"Tapi, lo-"

Ravano tak membiarkan Key melanjutkan kalimatnya dan pria itu mengecup pelan bibir yang terus menyita perhatiannya.

"Mama sama papa kan lagi tidur. Jadi, semuanya aman. Irina juga lagi tidur kok." Ravano menunjukkan seulas senyuman tipis dan semakin mendekap Key erat, tanpa tahu kalau gadis itu sedang berusaha mengatur degup jantungnya yang semakin menjadi-jadi.

"Dingin, Key." Setelah menaikkan selimut, Ravano berangsur bergerak ke ceruk leher Key dan membiarkan wajahnya di sana seraya menikmati bau feromon khas milik gadis itu.

Key menelan ludahnya berkali-kali. Walau sudah sering begini, tapi sikap Ravano tetap saja selalu membuatnya sukses tak bisa berpikir dengan jernih. Pada akhirnya, Key menyerah dan ia memilih balas mendekap Ravano.

Berkali-kali ia berpikir kalau semua yang mereka berdua lakukan itu adalah salah, tapi ia juga tak bisa mengalah begitu saja hingga kembali jatuh ke dalam perangkap yang sama, apalagi Ravano yang berkata padanya secara terang-terangan kalau ia tak akan menyerah apapun yang terjadi dan tak peduli keadaannya seperti apa.

Di siang hari, mereka bersikap biasa layaknya saudara terutama saat di sekolah dan juga di rumah tepatnya ketika orang tua mereka ada. Namun akan berbeda jika semua orang sudah tertidur, berpetualang di dalam mimpi.

*

Seorang gadis menengadahkan kepalanya menatap tulisan besar yang terpampang jelas di depan kedua matanya. Mengabaikan rambutnya yang mulai basah karena jutaan rintik hujan.

SMA PELITA

"Mau sampe kapan lo natap tulisan di gerbang?" Seseorang berujar.

Sesuatu menghalangi pandangan gadis itu. Dia menoleh.

"Lo murid baru?" Seorang siswa laki-laki yang tubuhnya lebih tinggi darinya itu berucap lagi. Dengan kedua tangannya yang masih memegang sesuatu, menutupi kepala gadis itu dari hujan, mengabaikan dirinya sendiri.

"Kenapa lo natap gue begitu? Ini bukan pertemuan pertama lo sama gue, 'kan?" Lelaki itu berujar kembali dengan salah satu

Gadis itu masih terdiam menatapnya.

Namanya Leandre Keanna Eirene. Sering dipanggil Key oleh teman-temannya.

"Key!"

Selang beberapa detik kemudian gadis itu mengerjapkan matanya. "Eh? S-sori."

"Ini masih pagi dan lo udah bertingkah aneh. Mikirin apa, hm?"

Gadis yang dipanggilnya Key itu membuang pandangan. Dia segera melangkahkan kedua kakinya, diikuti oleh lelaki itu.

"Jaket lo basah," ucap Key menoleh ke atas kepalanya. "Seragam lo juga."

"Iya, dan itu gara-gara lo." Lelaki itu menurunkan jaketnya begitu mereka berdua sampai di sebuah koridor.

"Gue gak nyuruh lo ngelepas jaket lo, 'kan?" Key menatapnya.

"Dan ngebiarin lo berdiri seharian di depan gerbang sambil hujan-hujanan? Itu yang lo mau? Gue gak mungkin ngelakuin itu, Keanna." Diusapnya pelan puncak kepala Key, membuat gadis itu secara refleks menghindar.

Key membuang napasnya kasar. Kemudian dia mempercepat langkahnya, masih dengan lelaki itu yang mengikutinya di belakang.

"Lo gak nyadar tadi Pak Udin liatin lo? Keliatan tuh. Warna biru, 'kan?" Lelaki itu membuang pandangan, lalu tertawa pelan dengan kedua mata yang masih memandangi penampilan gadis yang berjalan di depannya.

Key melotot. Dia langsung menyilangkan kedua tangannya dan berbalik. "Ravano!"

"Inget, ya. Semua ini gak gratis. Lo harus tanggung jawab karena gara-gara lo, seragam gue jadi ikutan basah." Ravano melingkarkan salah satu tangannya di pinggang ramping Key, bahkan mengusapnya pelan. Hal itu membuat gadis itu melotot karena tindakan Ravano yang terbilang nekat. Ia khawatir jika ada guru atau murid lain yang melihat.

"Rav, ini di sekolah!" Key berusaha memperingatkan. Ia melepaskan tangan Ravano dengan paksa hingga benar-benar terlepas dari tubuhnya. Namun sebelum membiarkan Key pergi, Ravano justru menarik tangan Key hingga gadis itu tertarik ke belakang dan kesempatan itu Ravano gunakan untuk mengecup salah satu permukaan pipi Key.

"Ra-Ravano!!" protes Key dengan wajah yang sudah memerah hingga ke telinga.

Gadis itu buru-buru mengejar Ravano yang sudah lebih dulu berlari menjauhinya. Sementara lelaki itu menoleh padanya dari kejauhan. Dia tersenyum. Ravano Delvin Arion namanya.

Ravano mengedipkan salah satu matanya dari kejauhan, bahkan memberikannya sebuah kiss bye.

"Gue ke kelas duluan!" ucap Ravano sedikit berteriak. Dia juga melambaikan tangan, membuat beberapa siswa yang ada di koridor menoleh ke arahnya.

Key menghentikan pergerakan kakinya. Napasnya sedikit tersengal. Hampir saja, mereka pasti sudah disidang di dalam ruangan BK jika sampai ketahuan. Key semakin tak habis pikir dengan kelakuan Ravano yang semakin hari semakin menjadi. Pernikahan orang tua mereka benar-benar membuat hubungan mereka semakin tak sehat dan itu justru semakin membuatnya terjebak.

Tapi di sisi lain, Key juga merasa senang karena ia bisa bertemu dengan Ravano setiap waktu tanpa harus repot-repot menelepon dan bertukar pesan dengannya. Dan beberapa detik kemudian bibir milik gadis itu membentuk seulas senyuman tipis.

Namun senyuman itu tak bertahan lama karena perlahan menghilang selang beberapa detik setelahnya.

"Ini semua salah, Rav," lirih Key. Ia mengepalkan kedua tangannya. Dengan gontai gadis itu berjalan menaiki satu per satu anak tangga menuju kelasnya. Ia membuang napasnya kasar.

Padahal sebelum semua ini terjadi, ia dan Ravano adalah sepasang anak muda biasa yang saling jatuh cinta. Namun saat tahu kalau ternyata orang tua mereka diam-diam dekat dan bahkan memutuskan untuk menikah, sifat Ravano semakin berubah dan terus menerus membuat Key terjebak di dalam hubungan terlarang tanpa orang tua mereka ketahui.

-bersambung

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku