icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Terbelenggu Cinta Saudara Tiri

Bab 3 Hak untuk Bahagia

Jumlah Kata:1652    |    Dirilis Pada: 01/06/2022

ng sedang dinyanyikan itu pun terhenti. Rava

yang berada di sebelahnya

?" tanya Ravano sembari meletakkan gitar y

" Temannya itu tertawa pelan dan per

nanjaya, teman s

av?" Kinn menyikut pe

ninju bahu Kinn.

Silvi liatin lo tuh. Di

oridor itu tengah memperhatikannya dengan senyuman yang sulit diartikan. Sementara teman-temanny

ibirnya dan berkata, "bodo

membuang p

k, kan? Dia yang paling cantik se-ke

mangnya lo kira cu

emasuki kantin yang saat

ekati sang pemilik k

ya begitu dia bertemu Key di sana. Dilihatnya gadis itu juga tengah memesan b

ehkan kepalanya. Kemudian dia dan Adel berja

Key. Lo gak ngerasa

alu basah juga sih." Key membuang napas mengingat Ravano yang rela melepas jaket untuknya. Gadis i

ujanan," timpal seseorang

menatap Ravano yang mulai berulah lagi. Jika sudah seperti itu, ia juga tak bisa berbuat banyak walau

kedua alis yang bertaut. Tangannya diam-diam

belah alisnya. "Ken

a dan membuang panda

pul. "Ehm ... nanti

sa naik

Key menolak tawarannya. Ia sempat menghela napas, lalu kembali berujar,

ilih memainkan ponselnya dan mengabaikan Ravano yang sud

eseorang datang memba

Bi," uca

ketika Key dan Ravano dalam situasi seperti saat ini. Ia tahu kalau mereka a

mburu?" Ucapan Kinn sukses membuat Adel memelototkan

" Adel memutar kedua

y dengan cepat memotong ucapan Adel. Sementara saha

ya, Kinn! Zaneth!" protes Adel denga

soto ayam miliknya tanpa

kali melirik Key yang

merlukan waktu dan fokus yang ekstra untuk mengerjakannya. Padahal tadi dia mengerjakan di perpustakaan dengan berbagai macam buku paket. Tapi itu masi

rima tawaran Adel untuk pulang bersama, meskipun arah rumah mereka berlawan

ilik motor sembari

ujar Key usai diri

ngerjain tugas. Jadi gue nunggu di

pernah ny

nya lalu turun dari motorny

memandang tajam Ra

ap Ravano santai

tangannya. "Bentar lag

a? Ya

lo masih diem? P

edua tangannya di depan dada seraya memuta

cuma nyuruh lo pula

dada. "Besok pagi lo mau berdiri lagi di depan gerbang?"

urusa

ue temen

eh padanya. Gadis itu hendak pergi, nam

ke ma

i tak

ang bar

sembari berusaha mel

mencengkeram pergelanga

pat. Dia beralih menatap Ravano

lang sendiri

ah kalo sampai lo p

dah ngg

ca. Dia pun melonggarkan tangannya, membiarkan gadis

ya, menjauhinya, bahkan mungkin membencinya. Dan Rava

*

ali dia melirik ke arah gadis yang berjala

rangkul Key namun gadis itu dengan sege

nginjakkan kakinya di anak tangga pertama, seorang gadis kecil berlari menghampirinya dan langsung mem

n girang tanpa melepaskan pelukannya. Key sempat menahan napasnya beber

u bukan untuknya, tapi dia ikut bahagia. Setidaknya di

il tadi. Salah satu tangannya terlihat membawa sebuah piring yang berisi berbagai mac

ika sang mama menatap

wanita itu dan dengan gerakan pelan melepas pelu

ap Irina. "Kakak mau ganti baju dulu,

yang selalu berhasil membuat dunia Ravano runtuh seketika. Ketika senyuman t

arnya. Irina sedikit menatap Key kecewa, senyuman anak itu

nya dengan garis lengkungan ke

anita itu juga menatap Ravano, kembali menunjukkan senyuman penuh luka. Kemudian

baju dulu," ucap Karin pada putrinya. "Seka

mbali cerah. Dia mengangguk, dan langsung mengg

anak tangga. Langkahnya terhenti di depan pint

pangg

ada ja

tah

Mendingan lo pergi,"

y tidak sedang berganti baju. Dia tahu saat ini Key tengah berada di balik pintu

l kembali Rav

gi,

gan situasi itu, ia segera merogoh kantung celanan

gera memasangkan kembali kuncinya namun Ravano lebih cepat dan lelaki

pernah gak sih lo berpikir kalau kita berdua juga punya hak buat bahagia, kan? Gak perlu memaksakan

ita ini sekar

anya saudara tiri." Usai mengatakanny

g masih kesulitan dalam membiasakan diri. Ia selalu berpikir, kalau sejak awal h

ano tapi justru berakhir dengan meremas seragam lelaki itu saat ia merasa ada benda b

rsa

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Di Tengah Malam2 Bab 2 Teasing Step Sister at Library3 Bab 3 Hak untuk Bahagia4 Bab 4 Bukan Sebagai Saudara5 Bab 5 Permainan Takdir6 Bab 6 Berbeda7 Bab 7 Cemburu8 Bab 8 Bianglala9 Bab 9 Phobia10 Bab 10 Permintaan Maaf11 Bab 11 Perasaan12 Bab 12 Sleep Well13 Bab 13 Khilaf14 Bab 14 Making Out Session15 Bab 15 Hot Chocolate16 Bab 16 Posesif17 Bab 17 Tawuran18 Bab 18 Tristan Arova19 Bab 19 Khawatir20 Bab 20 Pengganggu21 Bab 21 Toxic22 Bab 22 Murid Baru23 Bab 23 Perusak Hubungan Orang24 Bab 24 Fakta Mengejutkan25 Bab 25 Baikan26 Bab 26 Ajakan Setan 27 Bab 27 Firasat28 Bab 28 Traktiran29 Bab 29 Lip Tint30 Bab 30 Kebetulan Atau Kesengajaan 31 Bab 31 Pelampiasan32 Bab 32 Pelampiasan (b)33 Bab 33 Teman Baru34 Bab 34 Bekal35 Bab 35 Pengecut36 Bab 36 Pembalasan37 Bab 37 Egois38 Bab 38 Perubahan39 Bab 39 Cincin40 Bab 40 Masalah Baru41 Bab 41 Masalah Baru (2)42 Bab 42 Alasan43 Bab 43 Tempat Baru Untuk Bersandar44 Bab 44 Hilang Kendali45 Bab 45 Beruntung46 Bab 46 Renungan 47 Bab 47 Kabar Gembira48 Bab 48 Perpisahan Awal Pertemuan 49 Bab 49 Berdamai Dengan Diri Sendiri50 Bab 50 Like a Siblings51 Bab 51 Hidup Tenang 52 Bab 52 Dugaan 53 Bab 53 Si Penakut yang Berubah Menjadi Pahlawan 54 Bab 54 Pesan Misterius55 Bab 55 Konflik Kembali 56 Bab 56 Es Krim57 Bab 57 Waspada 58 Bab 58 Hina59 Bab 59 Murka60 Bab 60 Kesalahan 61 Bab 61 Ketenangan Diri62 Bab 62 Kembali Terulang 63 Bab 63 Kembali Terulang (2)64 Bab 64 Pembelaan yang Sia-Sia 65 Bab 65 Memanfaatkan Masa Lalu 66 Bab 66 Berhadapan Langsung 67 Bab 67 Masalah Bersama 68 Bab 68 Di Sore Hari 69 Bab 69 Sosok Penyelamat70 Bab 70 Ekspetasi 71 Bab 71 Tanggung Jawab72 Bab 72 Kekuatan 73 Bab 73 Tatapan Tulus 74 Bab 74 Bayang-Bayang 75 Bab 75 Nasihat Ayah76 Bab 76 Sisi lain Axcel77 Bab 77 Sisi Lain Axcel (2)78 Bab 78 Misi Pencarian Kelas79 Bab 79 Tertutup 80 Bab 80 Keinginan 81 Bab 81 Rindu 82 Bab 82 Serangan Balasan 83 Bab 83 Puncak Penyesalan 84 Bab 84 Berbeda 85 Bab 85 Berakhir 86 Bab 86 It's Okay To Be Not Okay 87 Bab 87 Dinding Baja 88 Bab 88 88. Kalimat Penenang