icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Terbelenggu Cinta Saudara Tiri

Bab 4 Bukan Sebagai Saudara

Jumlah Kata:1352    |    Dirilis Pada: 02/06/2022

u obrolan pun terkecuali dari gadis kecil yang duduk di antara

enggak nangis lagi," ucap Irina yang melanjutkan

n kamu." Key mengambil beberapa butir nasi y

tiga orang lain yang duduk bersama mereka di sana. Ketig

n Handoko, sang kepala keluar

ta pergi ke pantai, y

biasa. Ucapannya itu menghentikan Irina yang hendak ber-yes ria,

at raut kekecewaan Irina pun

memasukkan sesendok nasi ke dalam mulutnya tanpa minat sedikit p

menggenggam tangan Key dan menatap

Kakak udah janji sam

dirinya yang masih merasa muak setiap kali melihat kedua orang tuanya bermesraan

beranjak dari kursinya da

oko meremas sendok di tangannya. Rahangnya men

ggenggamnya dengan lembut. Handoko menoleh dan

terbiasa menerima keluarga barunya. Terlebih lagi ... " Karin menggantungkan kalimatnya da

Ravano dan Keanna hampir benar-benar bahagia, sebelum pe

Papa

benar-benar mendengar kalimat Handoko. Dia ter

iat menegur putranya tapi H

ku yang ngobrol sama Keanna," ujar Ravano se

ergian Ravano. Jantung keduan

ma sekali semenjak lima bulan lalu, dan ... aku tidak pernah

semuanya pada Tuhan. Aku yakin, suatu hari nanti kita

milih wanita sebagai pendamping hidupnya. Karin seperti sosok malaikat, dia

nya bersama Ravano, kebahagiaan itu seolah direnggut secara paksa oleh keadaan. Takdir berkata lain. Ked

ia, kini berubah menjadi sebaliknya. Mereka hampir saja menjalin hubungan, sebelum akhirnya

erus berjalan menaiki tangga. Dengan setengah berlari akhirnya Ravano

" ucap Ke

lum lo den

g biarin gue sendiri

langsung dengan mata Key yang entah kenapa kini berubah menjadi begitu dingin. Seperti

ka dengan membuang muka dan mel

cewek itu tanpa men

hendak kembali menggenggam tangan Key

an tangannya ke dalam saku celana, pertanda kalau dia bena

olong jaga sikap lo sama Irina karena dia sama sekali

k penting." Key mendorong Ravano menjauh dari pintu kamarnya. "Gue selalu berusaha bersikap baik di depan Irina

berada di depan Ravano. Sebelum dia berhasil masuk, tiba-tiba Ra

" ujar Ravano setelahnya. "T

kalah erat , hingga tanpa sadar i

*

per satu siswa memasuki area sekolah. Tidak te

ada di dekat gerbang. Sesekali dia mengobrol dengan seorang

i bisa cuci mata," goda Ravano sembari memperha

lahnya itu tertawa pelan. "Iya dong.

u, Ravano ik

kalo pagi," ucap Pak Udin. Ravano sontak menoleh. Tanpa bertanya pun, di

p ha

alu merhatiin, tapi emang cukup sering sih.

uki gerbang. Namun cewek itu tidak menghentikan langkahnya hingga benar-benar melewati gerbang. "

Ravano. "Makasih buat apa?" gum

ann

pat langkahnya, berusaha menghindari Ravano. Hampir setiap pagi ia berusaha menghindari Ravano dengan tida

bang lagi? Tumben," ujar R

h, namun Ravano juga tidak ingin tertinggal darinya. Bukannya merasa ke

darinya, dia menjauhi Ravano. Dan hal itu sudah disadari oleh kedua orang tua mereka sejak lama. Tapi ada sisi lain yang tak orang tua mereka ketahui, di mana baik Ravano maupun Key, mereka

gadis itu memerah bak kepiting rebus. Apalagi jika kedua orang tua m

, ya?" ujar Ravano pelan, tapi mas

h lo, Rav!" jawab Key terang-terangan hingg

ik pelan salah satu permukaan pipi

rsa

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Di Tengah Malam2 Bab 2 Teasing Step Sister at Library3 Bab 3 Hak untuk Bahagia4 Bab 4 Bukan Sebagai Saudara5 Bab 5 Permainan Takdir6 Bab 6 Berbeda7 Bab 7 Cemburu8 Bab 8 Bianglala9 Bab 9 Phobia10 Bab 10 Permintaan Maaf11 Bab 11 Perasaan12 Bab 12 Sleep Well13 Bab 13 Khilaf14 Bab 14 Making Out Session15 Bab 15 Hot Chocolate16 Bab 16 Posesif17 Bab 17 Tawuran18 Bab 18 Tristan Arova19 Bab 19 Khawatir20 Bab 20 Pengganggu21 Bab 21 Toxic22 Bab 22 Murid Baru23 Bab 23 Perusak Hubungan Orang24 Bab 24 Fakta Mengejutkan25 Bab 25 Baikan26 Bab 26 Ajakan Setan 27 Bab 27 Firasat28 Bab 28 Traktiran29 Bab 29 Lip Tint30 Bab 30 Kebetulan Atau Kesengajaan 31 Bab 31 Pelampiasan32 Bab 32 Pelampiasan (b)33 Bab 33 Teman Baru34 Bab 34 Bekal35 Bab 35 Pengecut36 Bab 36 Pembalasan37 Bab 37 Egois38 Bab 38 Perubahan39 Bab 39 Cincin40 Bab 40 Masalah Baru41 Bab 41 Masalah Baru (2)42 Bab 42 Alasan43 Bab 43 Tempat Baru Untuk Bersandar44 Bab 44 Hilang Kendali45 Bab 45 Beruntung46 Bab 46 Renungan 47 Bab 47 Kabar Gembira48 Bab 48 Perpisahan Awal Pertemuan 49 Bab 49 Berdamai Dengan Diri Sendiri50 Bab 50 Like a Siblings51 Bab 51 Hidup Tenang 52 Bab 52 Dugaan 53 Bab 53 Si Penakut yang Berubah Menjadi Pahlawan 54 Bab 54 Pesan Misterius55 Bab 55 Konflik Kembali 56 Bab 56 Es Krim57 Bab 57 Waspada 58 Bab 58 Hina59 Bab 59 Murka60 Bab 60 Kesalahan 61 Bab 61 Ketenangan Diri62 Bab 62 Kembali Terulang 63 Bab 63 Kembali Terulang (2)64 Bab 64 Pembelaan yang Sia-Sia 65 Bab 65 Memanfaatkan Masa Lalu 66 Bab 66 Berhadapan Langsung 67 Bab 67 Masalah Bersama 68 Bab 68 Di Sore Hari 69 Bab 69 Sosok Penyelamat70 Bab 70 Ekspetasi 71 Bab 71 Tanggung Jawab72 Bab 72 Kekuatan 73 Bab 73 Tatapan Tulus 74 Bab 74 Bayang-Bayang 75 Bab 75 Nasihat Ayah76 Bab 76 Sisi lain Axcel77 Bab 77 Sisi Lain Axcel (2)78 Bab 78 Misi Pencarian Kelas79 Bab 79 Tertutup 80 Bab 80 Keinginan 81 Bab 81 Rindu 82 Bab 82 Serangan Balasan 83 Bab 83 Puncak Penyesalan 84 Bab 84 Berbeda 85 Bab 85 Berakhir 86 Bab 86 It's Okay To Be Not Okay 87 Bab 87 Dinding Baja 88 Bab 88 88. Kalimat Penenang