icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Terbelenggu Cinta Saudara Tiri

Bab 5 Permainan Takdir

Jumlah Kata:1727    |    Dirilis Pada: 02/06/2022

is itu berjalan menuju salah satu rak dan menyi

berdiri bersandar di rak yang ada di sebelahnya

lewati Ravano. Namun tangannya berhasil ditarik

y .

ep

atap Key yang menunduk, seolah tak memb

gan gue, Rav

pergi dari sana, lelaki itu menahan Key dan membawa gadis itu ke salah satu rak yang letaknya di pal

ini berubah, Kea

Rav. Sebelum semuanya berubah sep

Key agar gadis itu menatap matanya. "Iya, gue emang berubah. Gue

an gue, Ravano. Sekar

gga tanpa sadar ia mulai meninggikan suaranya. Key sempat melirik ke

rupsi lelaki itu saat hendak kembali angkat suara,

a kasar dan ia menarik

Kita gak bisa ka

k bicara kembali, Ravano segera membungkam gadis itu dengan menggunakan bi

ka sampai ada yang melihat mereka dan melaporkan ke BK. Kedua tangann

akukan itu sia-sia saat lidah milik Ravano su

Keanna dengan napas yang tak teratur, lalu jemari tangannya berpindah me

rujar, "Ini di sekolah, Rav! Kita masih sekolah jadi jangan bertingkah seenaknya!" Selesai meng

nah berniat membenci atau pun menjauhi Ravano. Tapi setiap kali berada di dekatnya, Key sama sekali tidak bisa menahan perasaannya. Dia

lan Ravani dan terus m

eks berhenti saat ia tanpa sengaja

murid perempuan sembari menat

tru memanfaatkan kesempata

ann

gadis itu kini malah berjalan semakin jauh. Ravano baru saja

? Lo lagi maraha

ankan kata 'adik' pada kalimatnya. Kedua matanya memicing. Dan t

auh dengan sudut bibir yang terangkat. Sejak dulu dia memang tidak pernah menyukai kedekatan R

berubah status menjadi sepasang saudara. Kabar bahagia yang tidak pernah diprediksi olehnya. Kesemp

a, meskipun Keanna secara terang-terangan berubah menjauhinya karena status baru mereka. Dan Silvi tahu kalau p

akdir ataukah keduanya memang dita

laun akan segera menembak Key. Namun rupanya takdir tidak pernah mengizinkan

gai sepasa

*

esan Key sebelumnya. Gadis itu duduk di bangkun

ey yang tengah membuka bo

ab Key menolak ajakannya ke kantin. Karena pada dasarnya alasan Key adalah Ravano. Key tidak

pangg

H

l menjeda ucapannya dan menatap Key. "Gue rasa lo ga

jika saja Adel tahu seperti apa hubungannya dan Ravan

ini. Key pasti akan menghindar setia

ano gak pernah ada niata

a menahan diri agar tak membentak Adel di sana, apalagi sa

a tahu dengan pasti, rasanya berat jika dihadapkan dengan situasi yang dialami oleh Key. Ketika dua orang sedang sibuk menjalin kasih, kemudian takdir lain menghancurkan seg

antara Ravano dan juga Keanna lebi

tiba seorang anggota OSIS masuk ke dalam kelas.

a ada anggota OSIS yang mencari dirinya. Gadis itu den

g menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan, beser

tu memerintahnya dengan nada y

a kali sebelum akhirn

khawatir terjadi sesuatu. Key pun

-buru. Perasaan Key mendadak tidak enak. Apakah dia membuat kesalahan? Ra

yang terlihat begitu ramai. Semua orang yang ada di sana terlih

sedang

Seragamnya kotor dengan wajah yang babak belur. Kedua mata Key memelotot saat melihat Ravano-lah pelakunya. Le

van

Key yang menatapnya dengan tatapan tidak percaya. Bagaimana tidak, selama ini Ravano adalah murid

ketua OSIS sekolahnya hingga babak belur. Dan yang lebih menyebalkan lagi, kenapa Andra hanya diam saja

aknya orang yang ada di sana, kenapa tidak

wa sama l

. Di bangkit dari tubuh Andr

gerakan kaki Ravano. Bahkan Key pun ikut

*

belum sepenuhnya saling memaafkan. Tapi setidaknya

n berdua," ucap guru BK itu dengan tatapan elangnya yang

dan Andra menjawa

dangan mereka sempat bertemu sebelum Key kembali membuang muka. Key diminta menunggu di sana oleh guru BK karena hanya di

si mereka berdua. Jika sampai terjadi

guk pelan.

boleh

n segera keluar tan

avano hanya diam menatapnya, mengingat dirinya masih menyimpan sisa emosinya pada si Ketua

a maaf. Sorry,

, gue ngerti kok. Gue juga yang sal

n pergi meninggalkan Ravano dan Keanna ya

dia? Lo gak pernah kayak gini, Ra

es disebut sebagai Ketua OSIS, Key. D

gak mau tahu, setelah ini jangan sam

ggak tentang lo!" Ravano berusaha membela diri namun Key ju

rsa

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Di Tengah Malam2 Bab 2 Teasing Step Sister at Library3 Bab 3 Hak untuk Bahagia4 Bab 4 Bukan Sebagai Saudara5 Bab 5 Permainan Takdir6 Bab 6 Berbeda7 Bab 7 Cemburu8 Bab 8 Bianglala9 Bab 9 Phobia10 Bab 10 Permintaan Maaf11 Bab 11 Perasaan12 Bab 12 Sleep Well13 Bab 13 Khilaf14 Bab 14 Making Out Session15 Bab 15 Hot Chocolate16 Bab 16 Posesif17 Bab 17 Tawuran18 Bab 18 Tristan Arova19 Bab 19 Khawatir20 Bab 20 Pengganggu21 Bab 21 Toxic22 Bab 22 Murid Baru23 Bab 23 Perusak Hubungan Orang24 Bab 24 Fakta Mengejutkan25 Bab 25 Baikan26 Bab 26 Ajakan Setan 27 Bab 27 Firasat28 Bab 28 Traktiran29 Bab 29 Lip Tint30 Bab 30 Kebetulan Atau Kesengajaan 31 Bab 31 Pelampiasan32 Bab 32 Pelampiasan (b)33 Bab 33 Teman Baru34 Bab 34 Bekal35 Bab 35 Pengecut36 Bab 36 Pembalasan37 Bab 37 Egois38 Bab 38 Perubahan39 Bab 39 Cincin40 Bab 40 Masalah Baru41 Bab 41 Masalah Baru (2)42 Bab 42 Alasan43 Bab 43 Tempat Baru Untuk Bersandar44 Bab 44 Hilang Kendali45 Bab 45 Beruntung46 Bab 46 Renungan 47 Bab 47 Kabar Gembira48 Bab 48 Perpisahan Awal Pertemuan 49 Bab 49 Berdamai Dengan Diri Sendiri50 Bab 50 Like a Siblings51 Bab 51 Hidup Tenang 52 Bab 52 Dugaan 53 Bab 53 Si Penakut yang Berubah Menjadi Pahlawan 54 Bab 54 Pesan Misterius55 Bab 55 Konflik Kembali 56 Bab 56 Es Krim57 Bab 57 Waspada 58 Bab 58 Hina59 Bab 59 Murka60 Bab 60 Kesalahan 61 Bab 61 Ketenangan Diri62 Bab 62 Kembali Terulang 63 Bab 63 Kembali Terulang (2)64 Bab 64 Pembelaan yang Sia-Sia 65 Bab 65 Memanfaatkan Masa Lalu 66 Bab 66 Berhadapan Langsung 67 Bab 67 Masalah Bersama 68 Bab 68 Di Sore Hari 69 Bab 69 Sosok Penyelamat70 Bab 70 Ekspetasi 71 Bab 71 Tanggung Jawab72 Bab 72 Kekuatan 73 Bab 73 Tatapan Tulus 74 Bab 74 Bayang-Bayang 75 Bab 75 Nasihat Ayah76 Bab 76 Sisi lain Axcel77 Bab 77 Sisi Lain Axcel (2)78 Bab 78 Misi Pencarian Kelas79 Bab 79 Tertutup 80 Bab 80 Keinginan 81 Bab 81 Rindu 82 Bab 82 Serangan Balasan 83 Bab 83 Puncak Penyesalan 84 Bab 84 Berbeda 85 Bab 85 Berakhir 86 Bab 86 It's Okay To Be Not Okay 87 Bab 87 Dinding Baja 88 Bab 88 88. Kalimat Penenang