Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Rahasia Istri yang Terlantar
Gairah Liar Pembantu Lugu
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Sang Pemuas
“Bagaimana dengan tawaranku beberapa hari yang lalu, Farhan? Apa kau sudah memutuskannya?” Pak Andika menagih jawaban pada Farhan.
Farhan bingung, ia menatap Andika dan putrinya yang berada di sampingnya, yaitu Lidia. Lidia tersenyum sangat manis pada Farhan, melihat senyuman Lidia itu membuat Farhan semakin bingung.
“Maaf, Pak, tapi saya sudah menikah. Saya tidak bisa menikah lagi,” tolak Farhan dengan halus.
Benar, Farhan sudah menikah. Dia menikah dengan wanita bernama Sarah, Sarah memiliki kepribadian yang baik, lembut dan penurut. Pernikahan mereka sudah berjalan selama tiga tahun. Namun, mereka belum juga dikaruniai seorang anak. Memang belum rizeki untuk mereka, Tuhan memiliki banyak cara dan takdir yang baik untuk para hambanya.
“Ha-ha-ha … apa yang kamu banggakan dari Istri kamu itu, Farhan? Bukankah banyak di luar sana memiliki Istri lebih dari satu? Jika kau bersama dengan Puriku, aku bisa menaikkan jabatanmu menjadi direktur, bahkan aku bisa memberikan 15% saham perusahaanku padamu. Ini adalah kesempatan emas untukmu, Farhan, jangan sampai kau menyesalinya,” bujuk Pak Andika.
Andika menawarkan sesuatu yang sangat fantastis, dia bukanlah orang biasa. Andika merupakan boss dari tempat Farhan bekerja selama ini. Andika rela memberikan apa saja pada Farhan demi putrinya tercinta. Penawaran yang diberikan oleh Andika itu memang sangat menggiurkan, tetapi, apakah dia harus menerimanya? Tidak mungkin jika dirinya harus menikah lagi. Ia sangat menyayangi Sarah, tidak mungkin jika dirinya harus menghianati istrinya.
“Bagaimana, Farhan?” tanya Andika lagi. “Aku bisa membantumu untuk menutupi pernikahanmu dengan putriku dari Istrimu,” sambung Andika dengan memaksa.
Farhan menunduk dan memejamkan matanya sebelum menjawab, pertanyaan itu benar-benar sangat sulit.
***
Sarah bangkit dari sofa dengan perut yang terasa mual dan pusing tak tertahankan. Ia memegang perutnya dengan perasaan tidak enak, Sarah berjalan ke kamar mandi dengan langkah terhuyung. Ketika ia mencoba memuntahkannya, yang keluar hanya berupa air.