Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Cintai Dan Miliki Aku Mas!

Cintai Dan Miliki Aku Mas!

Fahmi.E

5.0
Komentar
60
Penayangan
4
Bab

Terkadang sulit jika mencintai seseorang yang tidak mencintai kita sama sekali. Dan kita juga harus berusaha agar orang yang kita cintai juga mencintai kita. Sama halnya dengan Naura gadis cantik periang yang di jodohkan oleh keluarganya dengan lelaki tampan kaya raya tapi sayangnya sikapnya dingin. Bahkan api pun mungkin tak bisa melelehkan sikap lelaki yang sudah di jodohkan dengan Naura itu. Apakah kisah cinta Naura akan berjalan mulus walaupun dengan adanya perjodohan? Yuk simak kelanjutan ceritanya ya!

Bab 1 Tatapan Penuh Damba

"Naura! Ibu ingatkan lagi nanti malam jam 10 kita ada acara makan malam!" ucap Mamanya Naura yang saat ini sedang bersiap.

"Iya Ma." jawab Naura dengan suara lemasnya.

Naura Putri William wanita cantik yang baik hati, ramah tidak sombong dan terkadang menjadi somplak jika obatnya sudah habis, dan tentunya bukan berarti Naura gila ya! Dia somplak kalo melihat hal yang dia kagumi termasuknya seperti artis di drakor yang sering dia tonton jika sedang tidak ada pekerjaan. Naura terlahir dari keluarga kaya raya dan masih keturunan ningrat itu harus menuruti apa saja yang keluarganya inginkan.

Tahun ini Naura genap menginjak umur 23 tahun, dia juga memiliki satu saudara lelaki bernama Kevin Putra William. Umur mereka berdua hanya terpaut satu tahun saja jadi tidak terlalu jauh.

Naura memiliki satu toko kusus wanita di umurnya yang masih 20 tahun, dan sekarang dia sudah mengembangkan tokonya itu menjadi 3 cabang.

Tapi sayangnya, Naura yang masih semangat untuk mengejar mimpinya harus rela di kubur dalam-dalam karena dia harus menikah dengan Janson Damian Dirgantara. Pria tampan yang dingin dan pemain wanita.

Perjodohan yang harus terlaksanakan hanya karena kedua keluarga mereka saling bersahabatan.

Keluarga Janson yang sangat terkenal dengan kekayaannya yang melimpah ruah itu pun harus menjodohkan anak semata wayangnya.

Karena kedua orang tua Janson sudah angkat tangan menghadapi sikap Janson yang gemar sekali berganti-ganti wanita.

Dan malam ini, keluarga mereka akan bertemu dan juga sekalian akan merembuk perjodohan yang sudah di sepakati dan di setujui oleh semua keluarga.

"Kak! Udah belum? Papa sama Mama udah nunggu di mobil itu!" teriak Kevin dari luar kamar Naura.

"Iya bentar!" jawab Naura.

"Jangan lama-lama! Nanti Mama keburu keluar taring sama tanduknya!"

"Kuwalat kamu Dek sama Mama kayak gitu!" tegur Naura saat dia sudah keluar dari kamarnya.

"Ya kan gitu sih Kak, Mama kalo nunggu nggak sabaran giliran kita yang nunggu nggak sabar eh malah Mama yang marah," curhat Kevin yang biasa mengantar Mamanya itu kemana saja dan harus setia mendengar semua omelan dari Mama tersayangnya itu.

"Udah ah! Yuk ke depan!" Naura menggandeng tangan Kevin keluar rumah menuju ke mobil yang di sana sudah ada Mama dan Papanya.

Jika orang lain yang melihat Naura dan Kevin jalan berdua pasti mengiranya mereka sepasang kekasih. Maklum saja tubuh Kevin jauh lebih besar di bandingkan dengan tubuh Naura yang mungil.

Dan benar saja, saat Naura masuk ke dalam mobil terlihat wajah Mamanya yang sudah masam.

"Ma, maaf tadi Naura bingung milih gaunnya." ucap Naura dengan sedikit menunduk.

"Tak apa, Mama sudah sangat puas melihat penampilan kamu malam ini. Perfect!" puji Monica Mamanya Naura.

"Iya sayang, kamu malam ini cantik sekali. Mirip dengan Mama mu saat muda dulu." sambung William.

"Sudah-sudah! Ayuk jalan! Keburu nanti keluarga Janson menunggu kita lama kan kasian."

Kevin yang bertugas menjadi supir pun langsung mengendari mobilnya menuju ke rumah keluarga Janson.

Walaupun malam tapi jalanan selalu ramai, maklum saja namanya juga di kota pasti akan selalu ramai walaupun sudah malam pun.

Perjalanan menuju ke rumah keluarga Janson di tempuh hampir 35 menit lebih, sampainya di sana ternyata keluarga besar Dirgantara sudah menunggu kehadiran keluarga William.

"Selamat malam Bastian!" sapa William kepada Bastian Papanya Janson.

"Malam Will! Akhirnya kalian datang juga." sambut Bastian yang langsung memeluk William sahabatnya itu.

"Ayuk masuk! Di dalam sudah di siapkan hidangan yang sangat lezat untuk kalian."

"Merepotkan saja Bas."

"Ah tidak ada yang repot jika untuk calon besan dan juga calon menantu kesayangan aku ini." Bastian pun memeluk Naura. Karena sejak kecil Bastian sudah menganggap Naura seperti anak kandungnya sendiri.

"Buat aku nggak nih Om?" rajuk Kevin yang sepertinya dia juga ingin di anggap sebagai anaknya Bastian.

"Ah Om lupa kalo masih ada bujangan satu ini." ucap Bastian sambil menepuk pundak Kevin.

Bastian yang hanya memiliki satu anak dan itu Janson lelaki maka dia sangat senang jika bersama dengan Naura.

Begitupun istrinya Amelia, dia sangat menyayangi Naura lebih dari dia menyayangi Janson anaknya sendiri.

Sedangkan Naura sendiri belum pernah melihat Janson yang saat ini. Karena dulu terakhir Naura bertemu dengan Janson saat Naura masih kuliah dan masih merintis usahanya sendiri.

Janson sendiri dia tinggal di luar negri dan harus pulang karena paksaan dari keluarganya.

Naura pernah sekali melihat Janson itu pun lewat poster yang di pajang di pinggiran jalan. Janson sebagai pengusaha sukses termuda yang sangat dingin sedinginnya kutub Utara tapi sayangnya dia tertutupi oleh ketampanannya jadi semua wanita yang melihatnya bisa langsung jatuh cinta.

Sama halnya dengan Naura saat ini, dia yang tak pernah jatuh cinta sama sekali langsung meleleh saat melihat wajah Janson yang sangat tampan itu.

Bahkan tubuh tegapnya membuat Naura menjadi berkhayal yang tak pasti.

"Usap Kak ilernya! Malu-maluin tau." tegur Kevin kepada Naura yang melongo melihat ketampanan Janson.

"Apaan sih Dek! Ganggu aja deh."

"Ganjen banget sih Kak! Nggak pernah lihat cowok ganteng apa?"

"Pernah tapi di drakor." Jawab Naura jujur apa adanya.

"Dasar gaje!" ledek Kevin dan langsung meninggalkan Naura yang masih berdiri mematung memandangi Janson yang saat ini sedang menyerutup kopinya.

"Ya ampun, itu kenapa saat minum saja bisa seksi ya? Ah jadi nggak sabar pengen cepet di halalin deh." gumam Naura yang masih mengagumi Janson.

"Yang sabar dong cantik! Tunangan aja belum masak udah pengen di halalin."

Naura terlonjak kaget saat tiba-tiba ada suara dari belakang yang mengaget kannya.

"Ya ampun Tante! Ngagetin Naura aja! Untung Naura nggak jantungan." kesal Naura.

"Jantungan karena kaget sama Tante apa karena lihat anak Tante?"

"Dua duanya Tan." jawab Naura sambil tersipu malu.

Ya, wanita yang di panggil Tante oleh Naura dan yang sudah mengagetkan Naura tadi adalah Amelia Mamanya Janson.

Mereka terlihat santai saat mengobrol karena memang mereka sangat akrab. Bahkan Naura lebih senang dan nyambung jika bersama dengan Amelia ketimbang dengan Mamanya sendiri.

"Udah ah! Yuk gabung di sana bareng mereka!" ajak Amelia sambil menggandeng tangan Naura.

Dengan senang hati Naura pun langsung menuju ke meja makan dan duduk tepat di samping Janson.

Uch! Harumnya nih cogan! Batin Naura saat dia sudah duduk di samping Janson.

Naura pun tersenyum kepada Janson tapi sayangnya Janson hanya bersikap biasa saja saat Naura sudah duduk di sampingnya. Bahkan wajahnya datar tak ada ekspresi sama sekali.

Sepertinya dia ini kulkas 10 pintu ya! Batin Naura sambil menunduk malu.

Yaelah Naura punya malu juga ya!

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Fahmi.E

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku