Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Antara Aku, Kamu, dan Gundikmu

Antara Aku, Kamu, dan Gundikmu

Rukmini

5.0
Komentar
4.6K
Penayangan
36
Bab

Anisa Amanda wanita yang berstatus istri dan mempunyai paras yang sangat cantik, harus mengalami penghianatan yang di lakukan oleh suami dan juga adik sepupunya yang bernama Hendra dan Tia, Anisa yang mengetahui itu tidak akan pernah diam dan akan membalas dendam kepada mereka. Fras Ramadhan adalah duda tampan yang menjadi juru parkir bertemu dengan Anisa tanpa sengaja, siapa sangka fras Ramadhan yang menjadi juru parkir adalah seorang pengusaha sekaligus CEO bintang group yang sangat sukses, pertemuan yang tidak sengaja itu membuat masalah baru bagi Anisa dan menumbuhkan benih cinta antara Fras dan Anisa

Bab 1 Episode 1

Tok!!tok!!tokk

Suara ketukan pintu terdengar nyaring, membuat Anisa yang tertidur di ruang tamu ikut terbangun,karena ingin menunggu sangsuami pulang dari pekerjaannya.

"ya, sebentar" ujar Anisa.

Anisa pun bangkit dan membukakan pintu,terlihat Hendra yang berdiri di ambang pintu, seketika Anisa menelisik melihat penampilan dari suaminya,ada yang sedikit berbeda.

"kenapa kamu?" tanya Hendra kepada Anisa

"tidak ada apa apa mas" Anisa menjawab dengan senyuman

"siapkan air hangat ya Sayang,aku mau mandi"

"iya mas, akan aku siapkan air hangat nya, tunggu sebentar ya"

Anisa berlalu dari hadapan suaminya, tidak butuh waktu lama Anisa telah menyiapkan semuanya.

"sudah siap mas" ucap Anisa kepada Hendra

"ok terimakasih ya sayang " Hendra pun berlalu ke kamar mandi dan segera membersihkan diri.

Ting!!Ting

Terdengar notifikasi dari handphone Hendra, Anisa berjalan untuk mengecek handphone Hendra, Namum handphone Hendra tidak bisa terbuka, ternyata handphone Hendra di kunci.

"kenapa harus di beri sandi segala sih" keluh Anisa dan akhirnya dia menyimpan handphone milik Hendra di atas meja rias kembali.

Tidak lama kemudian Hendra pun keluar dari kamar mandi,dan memakai baju tidurnya.

"mas, tadi ada yang kirim pesan ke kamu, tapi pas aku mau buka, kenapa hape kamu dikunci?" tanya Anisa kepada Hendra,yang lagi membetulkan posisi batalnya.

"oh gapapa sayang, karena di hape mas itu banyak dokumen penting jadi mas kunci deh hapenya"

"oh gitu, kirain kenapa mas"

"gapapa,ayo kita tidur udah malem beso mas harus bangun pagi " ujar Hendra sambil mengajak Anisa untuk tidur

***

"mas bangun, udah pagi" Anisa membangunkan suaminya agar tidak terlambat ke kantor.

"mmm iya sayang,jam berapa sekarang?" tanya Hendra kepada Anisa

"masih jam setengah 6 mas".

"bangun ya,aku mau buatkan kamu sarapan dulu" Anisa segera melangkah ke dapur dan membuatkan nasi goreng,5 menit kemudian nasi goreng buatan Anisa pun sudah matang, aroma nasi goreng pun menguar di indera penciuman Hendra.

"mmm wangi sekali" buru-buru Hendra keluar kamar, dan menghampiri Anisa .

"mas kok masih belum mandi sih"

"mas tadinya mau mandi, karena nasi goreng buatan kamu wangi banget, jadi mas gak jadi mandinya deh". Ucap Hendra sedikit merayu Anisa

Nampak ada semburat warna merah di wajah cantik Anisa, dan Anisa pun tersenyum dengan manisnya.

"ih apaan sih mas,ayo cepetan mandi nanti kesiangan berangkat kerjanya"

"ya udah deh mas mandi dulu ya,mas udah gak sabar buat makan nasi goreng buatan kamu " rayunya

Hendra berjalan ke kamar mandi, sementara Anisa membersihkan wajan yang habis terpakai membuat nasi goreng.

Terlihat Hendra yang sudah rapi dengan jas berwarna hitam di padukan dengan kemeja berwarna maroon dan celana bahan, Hendra terlihat sangat tampan dan gagah. Anisa yang melihat kedatangan suaminya langsung mempersilakan Hendra untuk sarapan bersama, mereka nampak terlihat menyantap sarapan dengan nikmat.

"Alhamdulillah, nikmat banget sayang,mas memang tidak salah memilih istri"

"ah mas, kebiasaan gombalin aku terus "

"ya udah,mas berangkat dulu ya sayang " Hendra pun pamit dan mengecup kening Anisa

"iya mas, hati-hati ya mas dan semangat kerja nya" ucap Anisa dan mencium tangan Hendra

Hendra berangkat ke kantor dengan menggunakan mobil, seketika mobil Hendra pun melesat meninggalkan kediaman nya.

Setelah kendaraan Hendra berlalu, Anisa masuk kedalam rumah dan Dia segera menyelesaikan aktivitasnya. Namum saat Anisa sedang merapikan tempat tidur, Dia melihat sebuah ponsel yang tergeletak di atas meja. Dia berjalan menghampiri benda pipih itu.

"hmm kebiasaan, handphonenya suka tertinggal" celetuk Anisa yang mengambil handphone milik suaminya.tapi, ketika Anisa mau meletakkan barang pipih itu kembali, terdengar suara notifikasi dari handphone tersebut.

Ting!!Ting!!ting

ketika Anisa mau membuka ponsel itu, lagi-lagi terkunci dan tidak bisa terbuka, karena Dia tidak tahu kata sandi dari ponsel tersebut.

"kenapa sih harus di kunci segala? Ya udah lah nanti aku anterin aja ke kantor " ucap Anisa

kemudian Anisa menaruh ponsel milik suaminya kembali di atas nakas,dan melanjutkan bersih-bersih kamarnya.

Setelah menyelesaikan aktivitasnya, Anisa segera berganti baju, dengan menggunakan setelan pakaian yang berwarna dusty, di padukan dengan kerudung pasmina yang berwarna senada, tidak lupa juga, dia memberi sedikit polesan di wajah dan juga bibirnya, Anisa begitu terlihat cantik dan anggun.

Setelah selesai berdandan, Anisa keluar menggunakan sepeda motor kesayangannya. Dia melaju dengan kecepatan sedang, setelah 20 menit melewati perjalanan dan akhirnya Anisa pun sampai, di kantor tempat suaminya bekerja. Dia terus berjalan menyusuri ruangan, setelah berada di depan ruangan suaminya, Anisa a pun meraih gagang pintu dan membukanya. ketika pintu mulai terbuka Anisa di kagetkan dengan keberadaan adik sepupunya yang sedang duduk di pangkuan suaminya.

"assalamualaikum mas!" ucap salam Anisa yang berdiri mematung melihat itu semua.

"wa-wa'alaikumsalam sayang,mas bisa jelasin ini semua " ucap Hendra yang sedikit gugup ketika Anisa memergoki mereka.

"maaf mbak,mbak jangan salah paham dulu, tadi aku gak sengaja terpeleset saat aku mau mengantarkan berkas ini" ucap Tia,dia berusaha untuk memperjelaskan insiden itu kepada Anisa.

"ohhh iya gapapa, mbak paham kok, kan kamu belum terbiasa memakai high heels itu kan" jawab Anisa, sambil menunjuk ke high heels yang di kenakan Tia.Nisa tidak mempermasalahkan itu semua, Karena setau Anisa,Tia itu adik sepupunya yang terkenal sangat baik dan cerdas,tidak mungkin Tia ada bermain di belakangnya .

"hehehe iya mbak, kalau bukan karena tuntutan pekerjaan, mana mau aku pakai kayak ginian" jawab Tia sambil mengerucutkan bibirnya

"oh iya sayang,tumbenan kamu datang ke tempat pekerjaan mas,ada apa?" tanya Hendra dan menghampiri Anisa

"ini mas, aku cuma mau mengantarkan ponsel kamu, yang ketinggalan di meja rias, banyak banget loh notifikasi pesan yang masuk ke ponselnya kamu." ucap Anisa sambil menyodorkan ponsel milik Hendra

"ooh pantesan aja pesan gue gak dibalas, ternyata ketinggalan toh" ucap Tia dalam hati.

seketika Hendra pun melirik sekilas ke arah Tia, Hendra pasti tahu kalu yang kirim pesan itu pasti Tia.

"iya sayang, terimakasih ya kamu sudah repot-repot mengantarkan ponsel aku ke sini" ucap Hendra

"ya gapapa mas, tidak repot samasekali kok,kan aku itu istri kamu mas" jawab Anisa yang sekarang bergelayut manja di lengan suaminya, tidak di pungkiri ketika Anisa sedang bermanja-manja dengan Hendra, Tia pun merasakan gejolak panas di dalam hati nya. tangannya mengepal kuat,bertanda dia sedang cemburu melihat kemesraan mereka berdua.

"ya udah kalau begitu, aku mau keruangan ku dulu ya mbak, Aku gak mau jadi obat nyamuk kalau berada lama-lama di sini hehehe " ucap Tia pamit sambil tersenyum,dan pastinya senyuman itu hanya kepalsuan.

"bisa aja kamu kalau ngomong" jawab Anisa yang di balas dengan senyum tulusnya.

Tia berjalan keluar dari ruangan itu dan kembali bekerja keruangannya, sambil marah-marah gak jelas.

"awas kamu ya mbak, suatu saat pasti aku bakalan memiliki mas Hendra seutuhnya" ucap Tia kesal

Sementara itu, di ruangan Hendra dan Anisa sedang membahas Tia, yang tiba-tiba ada di kantor tempat suaminya bekerja.

"mas, sejak kapan Tia sudah bekerja di sini?"

"baru seminggu yang lalu sayang, kenapa?"

"gapapa mas, berarti dia jadi asisten baru kamu sekarang?"

"iya sayang, seminggu yang lalu Tia menghubungi mas, dan menanyakan lowongan pekerjaan di tempat mas bekerja. Dan kebetulan mas lagi membutuhkan sekertaris baru, karena sekertaris mas yang lama minta cuti untuk melahirkan" ucap Hendra menjelaskan kepada Anisa

"ya udah deh mas terima aja, karena Tia juga anak yang pandai di bidang ini" lanjut Hendra.

"oh bagus deh kalau begitu mas, jadi aku gak perlu khawatir kalau mas bekerja sama dia" ucap Anisa, yang dia tidak tahu kalau Tia itu adalah musuh dalam selimut.

"mmm kalau begitu, aku pamit pulang dulu ya mas,gak enak soalnya kalau aku berlama-lama disini".

"iya sayang,oh ya nanti malam mas lembur ya. Kamu tidak usah menunggu dengan tidur di sofa ruang tamu lagi " ucap Hendra kepada Anisa

"oke deh, kalau begitu aku pamit, assalamualaikum" Anisa pamit dan bersalaman mencium tangan sangsuami dengan takzim.

"wa'alaikum salam" ucap Hendra menjawab salam dari Anisa, setelah Anisa keluar dan pergi dari ruangan Hendra. Kemudian Tia pun melangkah masuk menemui Hendra.

"bisa gak sih, kamu tidak usah bermesraan di depan aku mas" ucap Tia marah dan menyilangkan kedua tangannya di dada.

"ya gimana, Dia itu istri mas Tia, ya wajarlah kalau Anisa bersikap seperti itu ke mas" jawab Hendra yang kini berjalan dan merangkul pundak Tia.

"tapi aku gak suka mas" Tia berucap sambil mengerucutkan bibirnya, sehingga Hendra nampak gemas melihatnya.

"terus kamu sukanya apa sayang" ucap Hendra sambil menggoda Tia

"ya aku sukanya sama kamu lah" jawab Tia yang kini memeluk tubuh Hendra dengan manja.

"ya udah bagaimana nanti malam kita dinner romantis, anggap saja ini adalah permintaan maaf mas ke kamu, bagaimana?"

"oke deh kalau begitu, tapi bagaimana dengan mbak Anisa, apakah dia tidak curiga kalau mas ngajak aku dinner?" ucap Tia, karena dia takut kalau ketahuan lagi sama Anisa, seperti kejadian tadi pagi.

"tenang sayang,mas sudah memberitahu kepada Anisa,bahwa nanti malam mas akan lembur".

"aah pintar banget sih kamu mas?" ucap Tia nampak sumringah

"apa sih yang enggak buat kamu " ucap Hendra sambil mencium bibir ranum Tia, mereka tampak menikmati dan melupakan bahwa mereka sedang berada di kantor.

*****

setelah mengunjungi tempat suaminya bekerja, Anisa mampir di sebuah minimarket. Bahwa setelah Anisa mengembalikan ponsel milik suaminya, Anisa akan membeli kebutuhan bulanan yang sudah habis di dalam kulkas. Setelah selesai berbelanja Anisa pun menaiki sepeda motor miliknya dan mau meninggalkan minimarket tersebut, tiba-tiba.

"maaf mbak, berhenti dulu" ucap seseorang yang berada di belakangnya.

"ada apa ya mas?" tanya Anisa

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Rukmini

Selebihnya

Buku serupa

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Romantis

5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Pemuas Nafsu Keponakan

Pemuas Nafsu Keponakan

Romantis

5.0

Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku