Cinta yang Tersulut Kembali
Kasih Sayang Terselubung: Istri Sang CEO Adalah Aku
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Sang Pemuas
Terpesona oleh Istri Seribu Wajahku
Hamil dengan Mantan Bosku
Gairah Citra dan Kenikmatan
Perjalanan Menjadi Dewa
Hati Tak Terucap: Istri yang Bisu dan Terabaikan
Cerita dewasa
Plak ....Plak ...Plak....
Tamparan demi tamparan mendarat mulus di pipiku yang sudah tidak tahu bentuknya ini.
"Coba kau katakan lagi! Kau sebut apa Cyntia tadi?"ucap Suamiku dengan penuh amarah.
"Memang dia seperti itu kan? Pelakor, perusak rumah tangga orang. Duri dalam daging yang harus di buang!"ucapku dengan bibir gemetar.
Plak... Plak ... Plak....
Lagi lagi tangan Suamiku menampar pipiku, hal hasil pipiku memerah karena bekas tamparannya.
"Jangan pernah menyebut Cyntia seperti itu! Dia sudah banyak membatu kita! Kalo tidak ada dia mungkin kau dan anak anakku sudah menjadi mayat,"ucapnya sangat geram.
"Dulu waktu dia belum muncul. Toh kita juga bisa hidup tanpa bantuan dia,"ucapku tidak mau kalah.
"Tahu apa kau! Yang kau tahu hanyalah uang uang dan uang saja!"ucapnya menghardik diriku.
"Uang apa? Sedang kau hanya memberiku 50 ribu sehari. Jangankan meminta uang! Meminta perhatianmu saja aku tidak mampu!"ucapku sangat kesal.
"Kau benar benar tidak mengerti apa apa! Yang jelas Cyntia sudah banyak membantu kita! Dia membantu dengan sangat tulus tidak seperti Kakakmu yang hanya ingin pamer hartanya saja,"ucapnya sedikit berteriak.
"Mana? Kakakku tidak pernah pamer dengan hartanya! Kakakku tulus membantu kita!"ucapku tidak terima dia berkata begitu tentang Kakakku.
"Tulus dari mananya? Kalo dia tulus dia tidak akan memecat aku secara tidak terhormat hanya karena aku memakai sedikit uangnya,"ucapnya seakan mengejekku.
"Sedikit katamu? Uang 100 juta bukanlah sedikit. Untung Kakakku tidak melaporkanmu ke Polisi,"ucapku mengingatkannya.
"Gila kalo dia sampai melaporkan aku ke Polisi! Bagaimana nasib keponakan keponakannya,"ucapnya sok yakin.
"Akan lebih sejahtera tanpa mereka mempunyai Ayah!"ucapku sinis.
Diapun menamparku sekali lagi dan berkata,"Dasar Istri tidak tahu diri bukan memihak Suaminya malah mau tidak punya Suami,"ucapnya menghardik diriku.
Lalu dia pun pergi meninggalkan diriku. Begitulah dia, selalu pergi menemui gundiknya bila sedang bertengkar denganku.
Sebenarnya dulu aku menerima pinangannya karena aku merasa kasihan dengannya karena olok olokkan dari teman temannya, dia merasa rendah diri dan merasa sangat tertekan.
Aku dan Suamiku dulu satu tempat berkerja, sama sama mengajar di sebuah sekolah dasar negri. Namun setelah menikah Suamiku memintaku untuk berhenti dari pekerjaanku.
Awal awal menikah kami sangatlah bahagia, setahun setelah menikah kami di karuniai seorang Putra dan setahun kemudian seorang Putra lagi dan setahun setelah anak keduaku kami di karuniai seorang Putri yang sangat cantik.
Sebenarnya Suamiku mempunyai seorang kekasih yang sangat dia cintai namun kekasihnya lebih memilih kariernya sebagai Model.
Saat Putriku merayakan ulang tahunnya yang ketiga tahun tanpa sengaja Suamiku bertemu kembali dengan Mantan pacarnya itu. Di situlah Suamiku mulai dekat kembali dengan Mantan pacarnya.
Pertama dulu aku yang berpikiran polos, mengira Cyntia hanya perduli pada anak anakku. Karena dia sangat royal dengan anak anakku. Bila dia bertandang ke rumahku, dia selalu membawakan mainan mainan bagus untuk anak anakku. Dia juga sangat baik padaku. Namun belakangan aku tahu bahwa dia ingin dekat kembali dengan suamiku.
Suamiku yang dulu adalah seorang guru olahraga membuat badannya selalu atletis sampai sekarang. Siapa yang tidak menginginkan dia menjadi pendamping mereka.
Suatu hari Cyntia bertanya padaku, apa Suamiku masih kuat di ranjang?. Dengan polosnya aku mengatakan bahwa memang dia sangat kuat dan garang di ranjang. Bukannya malu aku mengatakan itu namun seperti ada kebanggaan pada diriku.
"Ibu...Ibu di marahi Ayah lagi?"ucap Putraku yang pertama.
Untung hari ini anak anakku yang lain sedang bermain di rumah tetanggaku sehingga mereka tidak melihat apa yang terjadi. Hanya Putra pertamaku yang di rumah karena harus mengerjakan tugas sekolahnya.