Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Here to Heart
5.0
Komentar
44
Penayangan
1
Bab

Tentang kisah cintaku yang di mulai dari 10 tahun yang lalu dan berlanjut ke 10 tahun kemudian. Elliot Mander pria yang kehilangan cinta masa kuliahnya, gadis yang ia anggap sebagai pengubah kehidupan pria itu dan sekarang 10 tahun berlalu kehilangan membuat Elliot menjadi pria acuh dan dingin. Sekarang ia berprofesi sebagai dosen di tempat di mana dia berkuliah dulu, Elliot menjalani rutinitas seperti biasa sibuk dengan kegiatannya dan menutup hati pada wanita hingga suatu hari seorang gadis bernama Alicia muncul membawa warna baru dalam hidup Elliot. Sikap Alicia yang ceria, polos dan hangat melelahkan hati Elliot yang membeku dan saat itulah Elliot menyadari jika Alicia tidak hadir begitu saja dalam hidupnya, tapi untuk sebuah misi rahasia, yaitu agar Elliot kembali merasakan cinta.

Bab 1 : Meet

Kringggggg .....

Alarm berbunyi dengan cepat sebuah tangan menggapai benda itu dan mematikannya, tapi bukannya bangun

gadis itu malah kembali terhanyut dalam tidurnya, sayangnya itu tidak lama belum sempat dia kembali tertidur pulas seorang wanita berumur sudah lebih dulu masuk ke kamarnya, wanita itu masih tampak anggun dengan baju kerja yang ia gunakan, wanita itu masuk lalu kemudian melempar bantal pada gadis itu, bernama Jolicia Emiroul atau dia biasa di panggil, Joli.

"Bangun, Joli. Bukankah pagi ini kau ada kelas." Seru seorang wanita dengan pakain rapi.

"Emmmhh ... Sebentar lagi, Aunty. aku masih mengantuk." Jawab gadis bernama Jolicia itu. Sambil menggeliat di dalam selimut,

"Ayo, bangun, Sayang. mau sampai kapan kau akan tidur!! cepat bersihkan dirimu lalu turun ke bawah untuk sarapan." Perintah Amy kepada keponakan tersayangnya itu.

Amy bibi kandung Joli dan adik perempuan dari Ayah kandungan Joli.

Joli kehilangan ibunya saat usia 10 tahun dan Ayah Joli menikah lagi 4 tahun kemudian dan pindah keluar kota Joli enggan tinggal bersama mereka Joli memilih hidup bersama Amy atau dia sering memanggilnya Aunty yang saat ini sudah ia anggap seperti ibu sendiri.

"Baiklah ... baiklah, aku bangun." Jawab gadis mendengus kemudian mendudukkan diri dengan mata yang masih setengah terbuka. Amy yang melihat hal itu hanya bisa menghela nafasnya melihat kelakuan gadis 19 tahun itu.

"Cepatlah bersiap, Sayang." Amy semakin cerewet, membuat Joli tidak bisa berkata apa-apa lagi selain menuruti perintah wanita itu serta bangkit dari kasur menuju ke kamar mandi

****

Seorang pemuda menjerapkan matanya sesekali menggaruk rambutnya yang cukup panjang, setelah beberapa waktu akhirnya mata pemuda itu benar-benar terbuka. sesaat ia bingung saat menatap keadaan di sekitarnya.

Asing, itulah yang dia rasakan sekarang. Beberapa detik berlalu dia tersadar kalau saat ini dia berada di kamar barunya sekarang. setelah kemarin dia baru saja resmi pindah bersama ibunya untuk tinggal bersama kakeknya di kota kecil ini. Dengan rasa malas pemuda bernama Elliot itu bangun dan bersiap untuk membersihkan dirinya setelah bersiap dia langsung menuju ke bawah untuk sarapan.

"Hai, Elliot. kau sudah bersiap rupanya." ucap seorang pria lansia yang sedang asik dengan koran hariannya

"Iya, Kek. " jawab pemuda itu seadanya

"Cepat makan sarapanmu, Sayang." ucap Fetricia pada putranya,

Elliot hanya diam sambil memakan sarapan yang barusan Ibunya buatkan dan seperti biasa dia bukanlah orang yan banyak bicara bahkan pada keluarganya sekalipun.

"Hai, Tricia. Apakah cucuku ini memang pendiam seperti ini." Tanya pria tua itu.

"Biarkan dia, Ayah. Dia memang seperti itu." Jawab Tricia sambil berlalu dan mengusap pucuk kepala Elliot.

Setelah menyelesaikan sarapan, Elliot bergegas untuk menuju ke kampus barunya, harapan pemuda itu hanyalah sebuah kehidupan baru yang lebih baik dan normal.

"Kau mau pergi sekarang, Nak?" Tanya Ed yang sedang duduk di teras rumahm

"Iya, aku pergi dulu." ucap Elliot berlalu, lagi-lagi sikap Elliot membuat Ed heran.

Di sisi lain ...

Joli meraih tasnya asal dan dengan cepat memakai sepatunya lalu berlari keluarga rumah

"Aunty Aku pergi dulu." ucap gadis itu cuek berlalu begitu saja membuat wanita itu hanya bisa menghela napas saja

Joli berjalan cepat melalui komplek perumahan tempat ia tinggal.

"Hai, kakek Ed," sapa gadis itu.

"Hai, Joli Sayang, apa kau akan ke kampus." tanya pria tua itu yang hanya di balas anggukan dan lambaian tangan

"Siapa dia Ayah, sikapnya kurang sopan." ucap Fetricia pada ayahnya

"Jangan berbicara seperti itu Tricia kau tidak mengenalnya dia gadis yang baik hanya saja memang sidikit acuh." ucap Ed sambil tertawa

"Benarkah? " Jawab Fetricia.

"Tentu saja benar, aku mengenalnya sejak lama ... " sahut Ed.

***

Elliot menghirup nafasnya dalam sesaat sebelum melangkahkan kakinya masuk ke Universitas tempat dia akan melanjutkan pendidikannya.

Elliot berjalan cepat karena pria itu tidak terlalu suka keramaian serta tatapan tajam orang-orang.

Beberapa gadis melirik Elliot nakal seakan mencari perhatian pria itu. Namun, Elliot tidak perduli karena dia tidak suka interaksi dengan orang asing.

Dari arah berlawanan Joli berlari kecil menuju kelas ... sambil membawa segelas kopi yang ia beli di jalan. Dua orang yang tidak fokus itu akhirnya bertabrakan.

"Owhh, shit. Apa kau tidak punya mata!!" Bentak joli, kini kopi yang baru saja ia beli malah tertumpah habis mengenai kemeja dan jeans yang ia kenakan.

"M-maaf aku tidak sengaja." ucap Elliot dengan gugup dan tertunduk.

Sial, baru saja dia ingin memulai kehidupan baru tapi masalah sudah menghampirinya lebih dulu.

"Angkat wajahmu jika sedang di ajak bicara, Bro." Sahut gadis itu dingin. Mendengar itu membuat Elliot langsung mengangkat wajahnya untuk menatap wajah gadis itu sesaat pandangan mereka bertemu sejenak sebelum Elliot akhirnya menunduk kembali.

"A-aku ..."

"Pergilah," dengus Joli. Elliot yang mendengar hal itu langsung pergi meninggalkan tempat itu.

"Ohh, shit. Aku sedang terburu-buru dan malah jadi seperti ini." Sepanjang perjalanan menuju kamar mandi Joli hanya bisa menggerutu dan mengumpat atas kesialan pagi ini.

Setelah selesai membersihkan pakainnya, Joli keluar untuk segera menuju kelas.

"Kau melepaskannya begitu saja Joli?"

Tanya seorang pria yang ternyata sedang menunggu gadis itu. Joli tidak menjawab ia hanya melewati Dean dengan wajah yang menunjukkan jika dia tidak pernah tertarik dengan apa yang pria itu katakan.

"Sepertinya kampus kita kedatangan pecundang." Sambung pria itu dengan tawa licik.

"Berhenti mengganggu orang lain Dean. Asal kau tahu, sikap yang kau tujukan saat inilah yang pantas di sebut pecundang!" sahut Joli dengan tajam. Gadis itu pergi meninggalkan Dean, yang saat ini emosinya tersulut akibat ucapan Joli kepadanya.

"Heh, kau pikir kau hebat Joli. Aku pecundang? Lihat aku akan tunjukan siapa pecundang yang sebenarnya." ucap pria itu sambil menatap punggung Joli yang menjauh.

****

Joli duduk di kursi sambil menunggu dosen masuk, gadis itu hanya bisa diam sambil sesekali memperhatikan sekelilingnya.

"Hai, Joli " ucap Emile, gadis cantik yang menjadi idola para pria di kampus

"Hai, Emi" jawab Joli datar

"Aku dengar ada mahasiswa pindahan dari luar kota, apa kau tahu? " tanya gadis dengan senyuman.

"Benarkah, aku tidak tahu." jawab Joli cuek membuat Emile sedikit kesal hingga memilih pergi.

Kini dosen masuk bersama seorang di belakangnya seorang pria dengan jaket mengikuti, semua mata tertuju pada pria itu, beberapa berbisik membenarkan jika gosip tentang mahasiswa pindahan ternyata benar.

"Cepat perkenalkan dirimu " ucap dosen itu.

Elliot menunduk tangannya sedikit bergetar dia sangat benci berbicara di depan banyak orang.

"Cepatlah, Nak." desak dosen itu

"H-hai ... a-aku Elliot Mander," ucap pemuda itu singkat sesaat sebelum berjalan cepat menuju bangku yang kosong. Pria itu memilih tempat duduk asal, di mana saja yang penting dia bisa cepat duduk dan terhindar dari pusat perhatian. Sayangnya, sikap aneh Elliot sudah lebih dulu menarik perhatian orang-orang.

Joli hanya diam, dia menatap Elliot yang kini hanya menunduk dengan tangan yang saling menggenggam.

"Hey ..." Tegur Joli, sekali. Namun, di abaikan oleh Elliot begitu juga dengan yang kedua dan ketiga.

"Hei, Elliot Mander." Decak Joli kesal berkali-kali dia memanggil orang itu, tapi tidak kunjung menjawab.

Akhirnya Elliot menoleh perlahan-lahan, dalam hatinya mengumpat mengapa orang di sebelahnya ini begitu banyak bicara.

"A-ada apa." sahut Elliot sambil menunduk.

Joli terkejut, ia tidak menyangka jika pria yang di sebelahnya ini adalah orang yang sama dengan yang menabraknya pagi ini

.

"Bukankah aku sudah katakan, tatap lawan bicaramu jika sedang berbicara." ucap Joli datar, Elliot langsung mengangkat wajahnya.

"Kau?" Elliot kaget.

Dia tidak berpikir akan bertemu gadis itu lagi.

"Akhirnya kau mau menatapku juga, cepat singkirkan tanganmu kau menindih buku milikku." Joli melirik dengan ekspresi datarnya, Elliot yang sadar pun langsung menyingkirkan tangannya.

"Oh, Maafkn aku." Elliot berkata dengan tulus, dia berpikir Joli ingin merundung dirinya ternyata gadis itu hanya ingin buku miliknya.

Kelas pertama akhirnya berakhir beberapa anak pergi keluar dan beberapa masih asik mengobrol. Dari luar tiga orang pemuda masuk ke ruangan kelas dan langsung menuju tempat Elliot berada.

"Wow ... ini dia anak baru, Si Pria Misterius." Seru Dean kepada teman-temannya, Dean memang terkenal di kampus dia termasuk pria tampan dan idola, Namun. juga seorang pengganggu.

"Jangan ganggu dia Dean dia pecundang " ucap seorang yang ada di kelas itu, mereka mengejek Elliot membuat beberapa mahasiswa di kelas pun ikut terbawa

Joli yang juga ada di sana hanya menatap sesaat pertunjukan itu, sebelum kembali acuh dan mengemasi barangnya.

Sedangkan kini Elliot mulai gelisah, mimpi buruk yang ingin dia tinggalkan sepertinya akan terulang. Padahal dia hanya ingin hidup dan belajar dengan tenang tapi kenapa sangat sulit untuk melakukan hal itu? Mengapa orang-orang selalu mempermasalahkan sikapnya apa tidak bisa mengabaikan dirinya seperti angin? Itu jauh lebih baik bagi Elliot.

"Benarkah? Kalau begitu kita harus bantu dia agar menjadi tangguh." ucap Dean angkuh. Dean menepuk bahu Elliot cukup keras dia lalu meremas dengan kuat. Elliot hanya diam merasakan sakit akibat remasan pada bahunya. Setelah selesai dengan itu Dean belum merasa puas, dia membuka penutup kepala Elliot membuat wajah tampan pria itu terpampang nyata di depan semua orang.

"Wow ... guys, dia cukup tampan."

"Dia tampan dan pemalu." sahut yang lain.

Elliot meremas kuat tangannya, tubuhnya berkeringat dan jantungnya berdegup cepat, dia merasa mual suara tawa orang-orang membuat dia merasa pusing.

"Berhenti mengganggunya,Dean. Apa kau tidak ada kelas lain atau kegiatan lain selain membully orang lain." Cela Joli yang akhirnya angkat bicara. Sejujurnya dia tidak pernah peduli dengan apapun ulah Dean, hanya saja dia tidak bisa mengabaikan perbuatan pria itu kali ini.

"Lihat siapa yang bicara, berhentilah ikut campur, Joli. Lebih baik kau pergi saja, dasar anak buangan." ucap Dean mengejek.

Joli berjalan ke arah Dean dengan wajah datar tanpa ekspresi. Bahkan kini Elliot pun mengamati gadis itu dengan rasa bersalah karena dirinya gadis itu mungkin akan terkena masalah.

Brakk ...

Kini dean tersungkur, tendangan memutar Joli tepat mengenai sudut pelipis lelaki itu.

"Apa-apaan kau Jalang!! " teriak Dean, ia sangat geram dengan perlawanan Joli.

"Itu balasan karena kau memanggilku anak buangan. Juga dengar ini,Dean. Kau itu adalah pecundang yang sebenarnya. Pecundang, tidak lebih dari itu." Joli berkata dengan tegas dan dingin. Seisi ruangan bahkan diam karena kagum dengan sikap berani gadis itu.

Joli memang tidak banyak bicara, dia juga bukan seseorang yang suka mengganggu dan bukan sebuah rahasia lagi jika hubungan Joli dan Dean memang buruk.

Elliot yang melihat kepergian Joli, langsung berkemas dan menyusul gadis itu pergi dari ruang kelas.

Sedangkan Dean masih di posisi yang sama tatapannya tajam, sebuah api kemarahan terlihat jelas di sorot mata pria itu.

"Liat saja aku akan membalasmu" ucap Dean sinis, dia akan pastikan entah Joli atau Elliot mereka akan mendapatkan balasan yang setimpal.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku