Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
"Kijo ...!" teriak Cecep memanggil Tukijo.
"Gue minta beliin susu rasa semangka, kenapa lo kasih yang stroberi?!" Cecep melempar susunya mengenai wajah Tukijo sampai botol susunya penyok. Hidung yang pesek, bertambah rata dan membengkak berwarna biru.
"Ugh," rintih Tukijo memegang wajahnya.
"Goblok! Udah miskin, dekil, tolol pula!" cecar Cecep menjambak rambut Tukijo yang cukup panjang.
Tukijo hanya menunduk dengan rambut yang berantakan. Dia mengenakan baju lusuh sambil menahan rasa sakit di wajahnya. Akan tetapi, wajah Tukijo yang dekil, berhasil menutupi memar di hidungnya.
"Pokoknya, lo utang sepuluh ribu ke gue, ngerti lo!" Cecep pergi ke luar kelas.
Tukijo menengok ke sana ke mari memastikan Cecep pergi, anak dekil itu bersorak, "Yes! Aku bebas!" Dia mengangkat tangannya.
"Cih! Dasar Cecep tolol! Tukang nyontek! Goblok kuadrat! Cuih!" cibir Tukijo tanpa membuang ludah.
Pada kenyataannya Tukijo hanya diam dan menyetujui perkataan Cecep, saat berada di depannya.
Tukijo adalah anak miskin yatim piatu yang diasuh oleh neneknya sejak kecil. Ibunya meninggal ketika dia berumur delapan tahun, dan dia tidak mengetahui di mana ayahnya berada.
Dia cukup pintar, sehingga bisa masuk ke SMA N 1 Maos yang katanya termasuk sekolah favorit di kotanya, Cilacap. Untuk membiayai keperluan sekolahnya, dia bekerja sebagai pelayan di Restoran Mas Agus.
Cecep terkenal dengan julukan si pembuat onar. Dia ini peremannya kelas dua belas. Wajahnya yang terlihat garang dan sangar serta tubuhnya yang besar dan kekar membuat teman-teman sekolahnya bertekuk lutut. Tentu saja dia tidak hanya sekali dua kali mendapat teguran dari guru BK. Namun, teguran itu hanya berpengaruh sementara baginya.
...
Suara bel berbunyi dua kali bertanda masuk kelas untuk pelajaran pertama. Guru Killer Fisika yaitu Ibu Sulastri sedang berjalan di lorong kelas menuju kelas XII IPA 2.
Setelah wanita paruh baya itu berada di ambang pintu, sorot matanya yang tajam menatap setiap sudut kelas yang berdebu lalu beralih ke jendela kaca yang kusam. Kemudian ia menatap langit-langit dan mendapati banyak sarang laba-laba bergelantungan.
"Ini kelas, atau gudang?!" semprot Bu Lastri. "Cepat bersihkan!"
Bu Lastri menyipitkan matanya dan berjalan mengelilingi tempat duduk yang berjejer dengan barisan 5×6. Ia berhenti di salah satu tempat duduk bagian belakang, yaitu milik Cecep. Ia mengorek laci mejanya dan menemukan sampah yang menumpuk.
"Meja siapa ini?" tanya Bu Lastri.
"Tukijo Bu!" sahut Cecep cepat.
"lho, ini kan ..." ucapan Tukijo terpotong karena Cecep mengacungkan jari tengahnya. Kode itu memiliki arti 'Mau mati lo?' yang dimaksud adalah mengajak berantem.
Tukijo seketika hanya bisa diam dan menggerutu, "Gendeng¹!"