Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
5.0
Komentar
39
Penayangan
1
Bab

Cinta adalah fitrahnya manusia yang murni dan tulus dari kalbu yang bersih, setiap insan merasakan hal tersebut namun dapatkan insan tersebut menjaga kesuciannya, kisah cinta yang terjalin antara dua insan yang saling membangun rasa cinta itu dengan berlandaskan agama, moral dan martabat diri. Farukh ialah seorang pemuda yang merantau menimbah ilmu di negeri orang namun ketika orangtuanya menyuruh ia mencari pasangan dan segera mungkin untuk menikahinya. Namun Farukh menginginkan wanita Sholeha yang mampu menjaga harkat dan martabatnya. Pada saat di padepokan santri Farukh berguru dan menimbah ilmu agama untuk mendapatkan gelar doktor dan ilmunya dapat diterapkan kepada masyarakat untuk bermanfaat bagi orang banyak. Bagaimanakah kisah cinta Farukh yang di landasan akidah dan keimanan yang kuat, akankah dia kecantol dengan tilawah hafizoh yang memiliki hafalan dan bacaan Qur'an yang bagus dan merdua, penasaran akan ceritanya?, Ikuti ceritanya sampai habis ya...

Bab 1 Acara Wisuda

Pagi yang cerah membangunkan Farukh untuk bergegas berangkat ke acara wisuda gelar S2 nya di Jakarta dengan predikat cumlaude yang ia tempuh selama 2 tahun. Farukh berangkat bersama keluarga tercintanya menaiki mobil beriringan dengan wajah sumringah bahagia di hari yang dinantikan.

"Selamat pagi Abi dan Umi", ujar Farukh.

"Pagi juga anakku", ujar Abi dan uminya.

"Wahh, anak Abi sudah selesai juga studi S2 nya, gak nyangka Abi sama kamu nak, semoga ilmu yang kamu pelajari berguna bagi orang banyak ya", ujar Abi.

"Aamiin, Abi. Farukh harap Farukh mampu memberikan ilmu agama kepada orang banyak sehingga bisa menjadi amal jariyah buat Farukh kedepannya dan juga menjadi amal jariyah buat Abi dan umi", ujar Farukh.

"Aaminn Farukh", ujar Abi dan Umi.

"Farukh yuk sarapan dulu, umi sudah siapkan makanan spesial nih di hari spesial kamu, yuk makan bareng kami Farukh", ujar Umi.

"Iya umi, Farukh juga sudah lapar nih umi, Farukh makan dulu ya umi", ujar Farukh.

"Jangan lupa baca bismillah Farukh", ujar Abi.

"Siap Abi", ujar Farukh.

Setelah mereka sarapan bareng mereka pun bergegas siap-siap untuk menghadiri wisuda Farukh dengan menaiki mobil mewahnya.

"Alhamdulillah, kenyang juga akhirnya", ujar Farukh.

"Alhamdulillah, bersyukur kita bisa makan bersama begini ya bi", ujar Umi.

"Iya, umi Alhamdulillah Allah masih memberikan kita nikmat makan bersama-sama", ujar Abi.

"Ayo Umi, kita siap-siap ke tempat wisudanya Farukh, nanti Farukh terlambat pula lagi", ujar Abi.

"Iya Abi, Umi juga sudah siap kok ini, yuk Farukh kita berangkat, yuk Abi siapkan mobilnya", ujar Umi.

"Iya, umi", ujar Abi.

Mereka pun berangkat menuju wisudanya Farukh. Setibanya di lokasi Sanaya yang menyukai Farukh menghampiri Farukh sambil mengucapkan selamat kepada Farukh.

"Alhamdulillah kita sudah sampai juga ya dilokasi dengan selamat", ujar Abi.

"Iya, Abi Alhamdulillah kita sampai dengan selamat", ujar Umi.

"Farukh kamu parkirkan mobil kamu disamping mobil Abi aja ya", ujar Abi.

"Siap Abi", ujar Farukh.

"Jangan lupa di kunci juga mobil kamu", ujar Abi.

"Siap Abi", ujar Farukh.

"Abi inilah anggap anaknya masih kecil ajalah, biarkanlah dia kunci sendiri, anak kita itu sudah besarlah Abi dia tau mana yang baik dan mana yang buruk baginyalah Abi, dia pun tau caranya mengunci mobilnya tak perlulah di bilangin", ujar Umi.

"Loh, Abi kan niatnya baik Mi, salah apa emangnya Abi?, Mi", ujar Abi.

"Iya gak salah sih!, Bi", ujar Umi.

Setiba itu lalu muncul Sanaya menghampiri kedua orangtuanya Farukh dengan menyapa dan menyalami kedua orangtuanya Farukh.

"Assalamu'alaikum, umi, Abi", ujar Sanaya.

"Wa'alaikumsalam warrahmatullahi wabarakatuh", ujar Abi dan umi.

"Eh, ada Sanaya, kamu wisuda juga Sanaya?", ujar Umi.

"Alhamdulillah Umi", ujar Sanaya.

"Wah kebetulan sekali ya bisa barengan gitu wisudanya", ujar Umi.

"Iya, Umi Alhamdulillah", ujar Sanaya.

"Sanaya ambil jurusan apa?", ujar Umi.

"Alhamdulilah Sanaya mengambil kedokteran Umi", ujar Sanaya.

"Wahh, mulia banget ya", ujar Umi.

"Alhamdulillah, Umi", ujar Sanaya.

"Bang Farukh juga mulia Umi, jadi pemuka agama", ujar Sanaya.

"Iya, Sanaya memang cita-cita dari kecilnya Farukh ingin menjadi ulama besar", ujar Umi.

"Masya Allah ya Umi", ujar Sanaya.

"Kalau begitu kita masuk barengan, nanti acaranya segera dimulai, kamu sendiri aja datengnya?", ujar Umi.

"Tidak Umi, Sanaya bareng keluarga juga", ujar Sanaya.

"Dimana keluarganya?", ujar Umi.

"Ini keluarga saya Umi", ujar Sanaya.

"Orangtuanya Sanaya ya?", ujar Umi.

"Iya betul Bu, ibu orangtuanya Farukh ya?", ujar Jannah.

"Wahh pasti bangga ibunya memiliki anak dokter", ujar Umi.

"Alhamdulillah Bu", ujar Jannah.

"Kalau begitu yuk kita masuk barengan, nanti acaranya selesai lagi", ujar Umi.

"Iya, Bu. Yuk kita masuk", ujar Jannah.

Mereka pun masuk lalu duduk bersamaan di bangku yang berdekatan, dan sesaat kemudian pun nama Farukh dan nama Sanaya di panggil untuk di minta ke atas podium untuk memindahkan tali toga oleh rektor universitasnya.

"Farukh bin Sayubi diminta untuk naik ke atas podium untuk pemindahan tali toga oleh rektor, dipersilahkan dengan hormat", ujar pembawa acara.

"Farukh bin sayubi anaknya dari sayubi bin Salman dengan menyandang predikat cumlaude dengan gelar Magister Agama dengan IPK 4,00", ujar pembawa acara.

Penonton pun bertepuk tangan sangat meriah sambil menyorakin Farukh saat pembawa acara menyebutkan namanya, tak lama kemudian pembawa acara pun menyebutkan nama Sanaya dan penonton pun bertepuk tangan menyorakinya.

"Sanaya binti Zainab diminta untuk naik ke atas podium untuk pemindahan tali toga oleh rektor, dipersilahkan dengan hormat", ujar pembawa acara.

"Sanaya binti Zainab anaknya dari Zainab bin Abdul dengan menyandang predikat cumlaude dengan gelar Magister Kedokteran Umum dengan IPK 4,00", ujar pembawa acara.

"Wuu.. keren ahhh raja dan ratu kampus kita nih, mahasiswa dan mahasiswi prestasi, bangga kita punya kawan seperti mereka", ujar Dodi.

"Iya Dod, cocok banget mereka kalau menikah ya Dod, satu dokter satu lagi agama, keren", ujar Toni.

"Sama-sama pintar", ujar Dodi.

"Iya, Dod", ujar Toni.

Setiba semuanya sudah habis giliran kini sahabatnya Farukh menghampiri Farukh, sambil mengucapkan selamat atas keduanya.

"Selamat ya Farukh dan Sanaya atas gelarnya", ujar Dodi dan Toni.

"Sama-sama Dod dan Ton, kalian selamat juga ya atas gelarnya, jadi rencana kalian berdua mau kemana nih setelah wisuda?", ujar Farukh.

"Kalau aku sih Rukh, mau coba ngajar jadi dosen di perkuliahan", ujar Dodi.

"Kalau kamu ton?", ujar Farukh.

"Kalau aku sih, mau ke Papua atau ke pedalaman, ku mau menyelamatkan pendidikan di Indonesia ini yang kurang merata", ujar Toni.

"Wuish, mantap", ujar Farukh.

"Kalau kamu sendiri Rukh", ujar Dodi dan Toni.

"Aku rencana mau melanjut kuliah lagi keluar negeri, aku mau ngejar S3 ku sambil mencari jodoh disana", ujar Farukh.

"Ais hah, ngapain cari jodoh keluar negeri bro, disamping kau kan ada tuh bro, Sanaya yang cantik jelita, sudah cantik pinter lagi, kurang apalagi dia bro cocok kelen berdua", ujar Dodi.

"Bener gak Ton?", ujar Dodi.

"Bener banget brother", ujar Toni.

"Aku tidak tau brother, aku memandang wanita bukan dari itunya melainkan ku memandang wanita dari keimanannya", ujar Farukh.

"Keimanannya kenapa brother?", ujar Dodi.

"Murtad dia brother?", ujar Toni.

"Bukan brother", ujar Farukh.

"Terus kenapa brother?", ujar Dodi.

"Aku lihat dia ada kesombongan didalam dirinya, itu yang membuatku tidak suka kepadanya", ujar Farukh.

"Kesombongan gimana brother?", ujar Dodi.

"Aku tau di dokter dan aku tau dia dari orang yang berada, hanya saja sikap dan prilakunya kepada orang dibawahnya diperlakukan tidak wajar", ujar Farukh.

"Jadi apa gunanya jadi dokter kalau tidak bisa menyembuhkan orang sakit dan mengurangi penderitaan orang miskin", ujar Farukh.

"Perilakunya tidak patut dipuji sebagai dokter", ujar Farukh.

"Jika ku jadi dokter akan ku gratiskan biaya pengobatanku untuk orang miskin", ujar Farukh.

"Iya sih, dia sangat arogan sama orang miskin", ujar Dodi.

"Kalau begitu kami pamit pulang ya brother, kami ada bisnis penting lagi nih", ujar Dodi.

"Wuissh bisnis apa nih?, gak ngajak-ngajak kalian ya buat bisnis, bisnis berduaan aja ya!, gak ngajak-ngajak aku", ujar Dodi dan Toni.

"Payah ngajak lu bro, nanti yang ada kami kena ceramahin pula samamu bro", ujar Toni.

"Haha, iyalah tuh bro, kalau begitu aku pamit juga ya", ujar Farukh.

"Assalamu'alaikum", ujar Farukh.

"Wa'alaikumsalam warrahmatullahi wabarakatuh", ujar Dodi dan Toni.

Farukh pun bergegas pulang bersama kedua orangtuanya, setiba dirumah Farukh pun disamperin Sanaya mau berkunjung dan bersilaturahmi ke rumahnya Farukh. Sanaya yang datang membawa buah tangan untuk diserahkan kepada Farukh dan Sanaya pun juga mengajak Farukh untuk berliburan keluar negeri berdua saja, namun ketika itu Farukh menolak ajakan dari Sanaya.

"Assalamu'alaikum", ujar Sanaya.

(Mengetok pintu rumahnya Farukh)

"Wa'alaikumsalam warrahmatullahi wabarakatuh", ujar Umi.

"Eh Sanaya, silahkan masuk Sanaya, ada keperluan apa nih Sanaya?", ujar Umi.

"Ini Umi, Sanaya bawakan buah-buahan buat bang Farukh, spesial buat bang Farukh Umi", ujar Sanaya.

"Terima kasih banyak Sanaya kamu tidak usah repot-repot membawakan buah-buahan buat dia karena Umi pun juga barusan dari pasar beli buah-buahan buat dia Sanaya", ujar Umi.

"Sama-sama umi, gak merepotkan sama sekali kok umi", ujar Sanaya.

"Baiklah kalau begitu umi masukkan dulu buahnya ke dalam kulkas ya supaya tetap segar buahnya, dan masih enak di makan", ujar Umi.

"Kamu duduk dululah Sanaya, biar umi buatkan minum buat kamu dulu", ujar Umi.

"Iya Umi, Umi bang Farukh kemana ya Umi?, Dari tadi Sanaya kenapa gak kelihatan ya dia", ujar Sanaya.

"Ada tuh di dalam kamarnya, mungkin dia capek Sanaya", ujar Umi.

"Ini di minum dulu Sanaya minumnya sudah umi buatkan khusus buat kamu", ujar Umi.

"Terima kasih Umi, maaf ya Sanaya merepotkan Umi sekali lagi", ujar Sanaya.

"Gak merepotkan kok Sanaya", ujar Umi.

Pada saat itu pun Farukh keluar dari kamarnya dan terbangun karena ada suara orang ngobrol di ruang tamu. Farukh pun mengecek bergegas siapa yang datang pada hari itu. Farukh pun keluar dan menyapa Sanaya dengan hangat layaknya tuan rumah kepada seorang tamu.

"Eh Sanaya, sudah dari tadi kamu datang kesini?", ujar Farukh.

"Iya nih bang, Sanaya sudah dari tadi datang ke rumah abang", ujar Sanaya.

"Abang baru bangun ya?", ujar Sanaya.

"Iya nih Sanaya Abang baru saja bangun dari tidur, ada keperluan apa ya datang kemari?", ujar Farukh.

"Begini bang Farukh, Sanaya ada rencana nih ngajak bang Farukh untuk liburan di akhir bulan keluar negeri, tapi belum tau ke negara mana ya enaknya liburan untuk kita berdua?", ujar Sanaya.

"Liburan dalam rangka apa ya?, dan kenapa liburannya hanya kita berdua saja, kenapa kita tidak ajak keluarga kita juga Sanaya?, Bukannya lebih bagus ya bersama keluarga juga?, bukan begitukan Umi?", ujar Farukh.

"Iya Sanaya ada betulnya dibilang Farukh itu", ujar Umi.

"Gak baik atuh laki-laki dengan perempuan yang bukan mahramnya liburan berduaan, nanti dikira kita berzina lagi, bang Farukh gak ikutan, dan lagi pun awal bulan juga bang Farukh mau keluar negara juga", ujar Farukh.

"Mau ngapain bang Farukh keluar negara?", ujar Sanaya.

"Bang Farukh ada rencana melanjutkan studi lagi di Kairo Mesir, mau ngambil gelar Doktor disana", ujar Farukh.

"Pas banget lah bang Farukh, Sanaya boleh ikut?", ujar Sanaya.

"Kamu ngapain ikut Abang?", ujar Farukh.

"Abangkan kuliah sambil ngajar juga disana", ujar Farukh.

"Jadi kamu ngapainlah ikut Abang kesana", ujar Farukh.

"Enggak apa-apalah bang, Sanaya jugakan ingin mengembangkan ilmu kedokteran Sanaya disana bang", ujar Sanaya.

"Kamu kembangkan aja di Indonesia karena masih banyak masyarakat Indonesia yang kesusahan untuk berobat, Abang sarankan kamu gratiskan fasilitas berobat bagi masyarakat yang kurang mampu, karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya", ujar Farukh.

"Tapi Sanaya tidak berani ke sana sendiri kalau Abang Farukh tidak keberatan boleh temani Sanaya ke sana dalam mengembangkan ilmu Sanaya", ujar Sanaya.

"Jadi Sanaya izinkan ikut dengan Abang ya kesana, Sanaya mohon bang", ujar Sanaya.

"Tidak, sekali tidak ya tidak, kamu jangan ikutin Abang, ngerti kamu!", ujar Farukh.

"Baiklah kalau bang Farukh tidak izinkan Sanaya ikut dengan Abang, Sanaya izin pulang ya, Assalamu'alaikum', ujar Sanaya.

"Wa'alaikumsalam warrahmatullahi wabarakatuh", ujar Umi dan Farukh.

"Hati-hati ya nak Sanaya di jalan", ujar Umi.

"Iya umi, terima kasih ya sudah mengizinkan Sanaya berkunjung ke rumah umi, Sanaya pamit pulang ya umi", ujar Sanaya.

"Iya Sanaya", ujar Umi.

Umi mengasi nasehat kepada Farukh agar lebih sopan dan lebih menghargai wanita, walaupun kamu tidak menyukainya.

"Farukh kamu jangan kasar-kasar ya sama Sanaya", ujar Umi.

"Sanaya wanita, umi juga wanita, bagaimana perasaan seorang wanita diperlakukan kasar sama pria yang ia cintai", ujar Umi.

"Tapi Umi, Farukh tidak mencintainya", ujar Farukh.

"Jadi siapa yang kamu cintai nak?", ujar Umi.

"Farukh belum menemuinya umi", ujar Farukh.

"Jadi kapan lagi kamu punya istri anakku?, Umi sudah tidak muda lagi, umur Umi pun tidak lama lagi, Umi menginginkan cucu dari kamu Farukh, kapan Umi bisa menggendong cucu dari kamu Farukh", ujar Umi.

"Tapi Farukh tidak mencintainya Umi", ujar Farukh.

"Dia itu kurang apa lagi Farukh", ujar Umi.

"Dia kurang baik Umi", ujar Farukh.

"Umi lihat aja sendiri kan sikap dan respon dia saat Farukh tawarkan begitukan, dia tak pantas buat Farukh umi", ujar Farukh.

"Kata siapa Farukh?, Jodoh kita tidak ada yang tau Farukh", ujar Umi.

"Sudahlah Umi Farukh malas bahas-bahas dia lagi Umi, Farukh mau tidur aja lagi, Assalamu'alaikum", ujar Farukh.

"Wa'alaikumsalam warrahmatullahi wabarakatuh", ujar Umi.

"Anakmu itu keras kepala sekali ya seperti kamu", ujar Umi.

"Biarkan saja dia begitu Umi", ujar Abi.

Penasaran dengan kelanjutannya?, Jangan lupa subscribe dan kasih bintang ya para pembaca Budiman, untuk update-an ceritanya setiap hari Kamis ya, jangan lupa !!!!..

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku