/0/13428/coverorgin.jpg?v=f5f1ee039192fbc2be110670d4476ba9&imageMogr2/format/webp)
Selepas libur yang panjang, hari pertama sekolah adalah halyang ditunggu-tunggu. Banyak kisah-kisah selama liburan yang akan dirangkum dan diceritakan kepada teman-teman kelas. Setiap teman-teman akan berlomba-lomba siapa yang lebihduluan untuk bercerita. Suasana akan ricuh. Melompat dari kisah yang satu ke kisah yang menarik lainnya.
Aku telah mandi selepas subuh, berolahraga sedikit di depan halaman rumah. Setelah olahraganya terasa cukup aku segera mandi. Mandi sembari menyanyikan lagu cinta.
Ibu sudah mempersiapkan sarapan pagi. Bapak juga sudah bersiap-siap untuk berangkat ke kantor. Kakak belum terlihat keluar dari kamar. Dulu kakakku bersekolah di SMA favorit di desa sebelah. Aku sekolah di SMA di kampung saja. Jarak umurku dengan kakakku dua tahun. Aku kelas dua SMA dan kakak baru saja lulus dan akan meneruskan pendidikan keperguruan tinggi di provinsi.
Bapak selalu saja membanding-bandingkan aku dengan kakak. Kakak yang lebih pintarlah. selalu juara kelas, bisa diandalkandan banyak hal lain lagi yang membuat aku selalu dipojokkan. Tetapi ibu selalu ada dipihakku. Menjadi penengah dan pembelaku. Aku selalu berharap aku memiliki banyak ibu seperti ibuku. Agar aku selalu bisa bahagia dan dijaga dari orang-orang yang ingin menjahatiku.
Aku sarapan sekadarnya saja. Aku memang tidak begitu suka makan. Bagiku makan hanya menghilangkan lapar saja. Makanya badanku tidak begitu gemuk dan juga tidak kurus. Tapi otot di badanku tidak terlihat. Tapi aku kencang berlari jika bermain bola.
Hari ini adalah hari pertama sekolah pada tahun ajaran baru. Kini aku sudah duduk di bangku kelas dua. Aku tidak sabar bertemu dengan teman-temanku. Aku ingin mendengarkan ceritanya selama liburan akhir tahun. Momen ini biasanya menjadi waktu yang menarik dan ditunggu-tunggu.
Aku memakai sepeda motor jadul, astrea grand. Tapi sepeda motornya sudah aku modifikasi sehingga terlihat klasik dan bersih. Aku suka dengan hal-hal yang bernuansa klasik dan unik. Jadi aku merasa nyaman mengendarai sepeda motor tersebut.
Jarak rumahku dengan sekolah lebih kurang lima belas menit menggunakan sepeda motor. Jika ditafsir lebih kurang satu setengah kilo. Jika berjalan kaki butuh setengah jam. Rumahku di atas bukit dan di kelilingi oleh kebun petani. Sesuatu hal yang indah jika dinikmati pada pagi hari. Awan rendah akan menyelimuti atap rumahku. Hawa dingin dan udara terasa segar. Aku menyukai itu.
Aku meliuk-liuk di tikungan jalan yang menurun. Kebun karet dan sawah petani di kiri kanan. Sekarang sudah musim panen. Padi petani menguning dan indah dipandang.
"Hai, Pak. Semoga panennya melimpah!" teriakku kepada salah satu petani yang sedang berjalan menuju sawahnya. Aku melambaikan tangan. "Aamiin, Anak Muda. Semangat sekolahnya!" teriak Bapak Tani tersebut padaku.
Aku terus tancap gas menuju sekolah. Banyak petani yang aku temui di jalan. Di sini petani pagi-pagi sudah turun ke kebun atau ke sawah. Jarang sekali petani yang tidur pagi. Katanya, bekerja di pagi hari sangat menyenangkan, sebelum matahari yang terik menyengat dan menghitamkan kulit.
Keindahan alam di kampungku tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Sakin indahnya. Suasana alam yang masih terjaga dan terpelihara. Bukit Barisan yang sambung-menyambung dan tertata rapi. Menyuguhkan pemandangan yang menyejukkan mata. Jika masalah dan beban yang berat menumpuk, datanglah ke kampungku untuk rehat sejenak. Niscaya masalah akan hilang dan semangat melewati hari-hari akan tumbuh kembali.
Tidak terasa aku sudah sampai di sekolah. Aku datang sepuluh menit sebelum bel masuk berbunyi. Tapi teman-temanku sudah ramai yang datang. Aku memarkirkan sepeda motorku di tempat yang sudah ditentukan. Aku rapikan rambut dan pakaianku. Lalu melangkah dengan gagah menuju kelas baruku.
Aku sekarang sudah naik ke kelas dua. Tentu akan ada beberapa orang teman baru. Karena setiap tahunnya kelas selalu diacak. Kata wali kelas agar kami bisa bergaul dan beradaptasi dengan teman-teman yang lainnya, tidak itu-itu saja. Aku tidak benar-benar mengerti. Tapi aku tidak bisa juga protes dan menolak keputusan dari wali kelas.
Suasana sekolah terasa berbeda. Dinding sekolah kami sepertinya baru saja dicat ulang dengan warna putih dan merahyang bersinar dan menyala jika dipandang. Tapi cukup bagus menurut penilaianku.
Sesampai di kelas teman-teman sudah duduk melingkar. "Hei, Rianda Manales! Temanku yang baik hati suka menabung dan tidak punya pacar." Reno langsung saja menyapaku saat aku baru masuk kelas. Aku hanya tersenyum cengengesan.
Aku meletakkan tasku di meja dan langsung bergabung bersama teman-teman yang sudah ramai saja. "Apa-apa kamu ini, Reno. Meneriakkan aku tidak punya pacar segala." Aku protes dan tidak terima atas lelucon Reno. Aku pukul Pundak Reno.
"Santai-santai! Tapi memang benar kamu tidak punya pacar kan Rianda sahabatku?" Reno terus saja mengejekku. Aku tidak melayaninya. Reno memang temanku yang usil. Jika dilayani keusilannya, maka tidak akan usai. Aku memilih mengalah saja. Tapi Reno teman yang baik hati dan selalu nyambung jika diajak curhat. Salah satunya itulah alasanku bisa berteman dengannya hingga saat ini.
"Cerita apa nih?" Tanyaku dan bergabung. "Ini Andino pergiliburan ke kampung bapaknya. Ia berkenalan dengan cewek cantik. Tapi sayangnya ia lupa meminta nomor telepon cewekitu," terang Reno. Kami tertawa terbahak-bahak secara bersamaan. Andino menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Andino merasa menyesal lupa meminta nomor telepon cewek itu.
"Jangan-jangan cewek itu tetanggaku," aku ikut membercandai Andino. Kami semua tertawa lagi. "Kamu ada-ada saja, Rianda. Jika benar cewek itu tetanggamu, aku yakin kamu yang sikat duluan. Tapi sayangnya kamu masih menjomblo," Andino balik melawan. Aku ditertawakan bersama-sama. Aku juga ikut tertawa. Karena keempat temanku yang ada di sana masih jomblo juga. Hanya saja Reno yang baru jadian dengan anak IPA, kelas sebelah. Andino baru saja diputuskan pacarnya saat mau ujian naik kelas kemarin.
Alasan Andino diputuskan pacarnya yaitu pacarannya maufokus dulu untuk menghadapi ujian. Orang tuanya melarang pacaran untuk sementara. Tetapi saat class meeting dan menunggu penerimaan lapor, mantan pacarnya itu sudah jadian lagi dengan teman sekelasnya. Apes sekali Andino kala itu.
/0/6213/coverorgin.jpg?v=c42a7fe7b77c837c1fee8653aedd3dfa&imageMogr2/format/webp)
/0/2446/coverorgin.jpg?v=f6d9bcad1b57dd615f2d32909f9e4759&imageMogr2/format/webp)
/0/20579/coverorgin.jpg?v=2a9ead463aa57c9d48544b5acfa2bce0&imageMogr2/format/webp)
/0/13410/coverorgin.jpg?v=38a6ed5b9e7e5aedcfa336729d76a053&imageMogr2/format/webp)
/0/5837/coverorgin.jpg?v=3cbde385afc2a23d8278dcfe8f2380bf&imageMogr2/format/webp)
/0/15549/coverorgin.jpg?v=17cd2a0a9df65496435903e62825ec4a&imageMogr2/format/webp)
/0/2805/coverorgin.jpg?v=37f6e83df4951e57735d0304685055e3&imageMogr2/format/webp)
/0/7751/coverorgin.jpg?v=65b95a5604354eb100f8681a7eec7a1d&imageMogr2/format/webp)
/0/13912/coverorgin.jpg?v=3b819261db03a8b006ce76a11dfdd825&imageMogr2/format/webp)
/0/30687/coverorgin.jpg?v=69d4d5c278172d245857a441467bbdff&imageMogr2/format/webp)
/0/2470/coverorgin.jpg?v=f60419e9f54eeb9c9c253fb2146be12d&imageMogr2/format/webp)
/0/3528/coverorgin.jpg?v=b860dc91b473d6fab8bd128c8f4d0c3d&imageMogr2/format/webp)
/0/22779/coverorgin.jpg?v=c7df2ae606df727a42b8bbece4cef249&imageMogr2/format/webp)
/0/27624/coverorgin.jpg?v=20251106165442&imageMogr2/format/webp)
/0/3861/coverorgin.jpg?v=7853e354b1b8adaa688c7c566758571a&imageMogr2/format/webp)
/0/28398/coverorgin.jpg?v=b6753d55de50fdeda83199c069830624&imageMogr2/format/webp)
/0/28867/coverorgin.jpg?v=7b0e6024e1de511891092aedce1d1655&imageMogr2/format/webp)