Tersegel Dalam Dunia Palsu

Tersegel Dalam Dunia Palsu

Anita Rahmayani

5.0
Komentar
304
Penayangan
34
Bab

Terkurung dalam kendali ibu tirinya yang licik dan saudara perempuan palsunya, Vivienne tidak punya pilihan selain menikahi seorang pria yang tampaknya tak berdaya. Namun, suaminya yang tidak kompeten itu tiba-tiba mengungkapkan dirinya sebagai seorang presiden yang berkuasa. Seiring waktu, Vivienne mulai menyadari bahwa ia telah ditipu. Ia bertanya-tanya berapa banyak rahasia gelap yang disembunyikan suaminya darinya, dan bagaimana kehidupan mereka yang tampaknya biasa berubah menjadi penuh dengan ketegangan dan intrik.

Bab 1 Pernikahan yang Terpaksa

Vivienne menatap cermin besar di hadapannya, matanya yang lelah mencerminkan ketegangan yang ada dalam hatinya. Gaun pengantin putih itu terasa seperti beban, bukan simbol kebahagiaan yang seharusnya. Ia merasakan pandangan dingin ibunya yang tiri menembus punggungnya, seperti selalu, menilai setiap gerakannya, setiap keputusan yang ia buat.

"Ibu, aku..." Vivienne membuka mulut, namun suara itu tenggelam dalam keheningan yang menindih.

Ibu tirinya, Marcella, berdiri di belakangnya, tangannya yang dingin menyentuh bahu Vivienne. "Tidak ada kata 'tapi'. Kamu sudah tahu kenapa pernikahan ini harus terjadi. Jangan sia-siakan kesempatanmu." Suaranya keras dan penuh tekanan, seakan setiap kata yang diucapkan adalah hukum yang tak bisa diganggu gugat.

Saudarinya yang palsu, Selina, berdiri di sampingnya, dengan senyum tipis yang tak pernah bisa Vivienne pahami. Selina adalah segalanya yang diinginkan oleh ibu tiri Vivienne: cantik, cerdas, dan tanpa cacat. Semua perhatian ibu Marcella tertuju pada Selina, sementara Vivienne, meski tidak pernah mengeluh, selalu menjadi bayang-bayang di belakangnya.

"Sudahlah, Vivienne," ujar Selina dengan nada lembut yang terasa menyakitkan. "Ini adalah jalan yang sudah dipilih untukmu. Jangan membuat ibu marah."

Vivienne mengangguk, meski hatinya menjerit. Ia tidak punya pilihan. Selina, dengan semua pesonanya, selalu menjadi yang pertama di segala hal, dan Vivienne hanya dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan mereka. Semua rencana besar ibunya untuk masa depan mereka tak bisa diganggu gugat, dan Vivienne hanya bisa tunduk pada kehendak itu.

Pernikahan ini bukanlah tentang cinta-itu sudah jelas. Ia tidak pernah diberi kesempatan untuk memilih siapa yang ingin ia nikahi. Tidak, pernikahan ini hanyalah langkah strategis untuk menjaga kekuasaan keluarga mereka. Di sinilah Vivienne berdiri, mengenakan gaun pengantin yang berat, di hadapan seorang pria yang hampir tidak ia kenal.

Arthur, pria yang ditentukan untuk menjadi suaminya, tidak lebih dari seorang gelandangan dengan status yang samar. Vivienne masih ingat pertemuan pertama mereka-dia tampak seperti orang biasa, bahkan kurang dari itu. Rambutnya kusut, pakaiannya lusuh, dan tatapannya kosong. Namun, ibu tiri dan Selina menyuruhnya untuk menikah dengannya, menyebutnya sebagai "langkah yang diperlukan" untuk memperkuat status mereka. Tidak ada ruang untuk penolakan. Vivienne hanyalah pion dalam permainan mereka.

Tapi hari ini, di hari pernikahannya, Vivienne merasa ada sesuatu yang berbeda. Arthur, yang sebelumnya tampak seperti pria tak berdaya, sekarang berdiri di hadapan altar dengan aura yang mengesankan. Ia mengenakan setelan hitam yang sempurna, matanya penuh tekad, dan posturnya tegap. Tak ada lagi tanda-tanda kerapuhan yang dulu ia tunjukkan. Vivienne merasa bingung, bahkan takut.

Setelah upacara yang berlangsung cepat dan tanpa emosi, mereka berdiri di depan keluarga dan tamu yang hadir. Semua mata tertuju pada mereka. Arthur, yang dulu dianggap sebagai sosok yang tak berarti, kini menatap Vivienne dengan cara yang berbeda-seperti ada sesuatu yang disembunyikan di balik tatapannya. Ada sesuatu yang tak ia pahami, tapi juga tak bisa ia hindari.

"Selamat, Vivienne," Arthur berkata, suaranya datar, namun ada sebuah ketegangan yang tidak dapat ia sembunyikan. Vivienne hanya mengangguk, meski di dalam hatinya muncul pertanyaan yang tak terjawab: Siapa dia sebenarnya?

Malam itu, ketika mereka berdua tiba di rumah mereka yang besar dan megah, Vivienne merasa cemas. Semua terasa asing. Rumah yang tampak mewah itu seperti penjara yang menunggu untuk menelan hidupnya. Mereka berada dalam ruangan yang luas, namun Vivienne merasa lebih kesepian dari sebelumnya. Arthur duduk di kursi besar di depan perapian, tangannya menggenggam segelas wiski.

"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," kata Arthur, suaranya tenang namun sarat dengan sesuatu yang lebih gelap. Vivienne hanya menatapnya, mencoba memahami setiap kata yang ia ucapkan.

"Kenapa kamu berubah?" Vivienne akhirnya bertanya, suaranya sedikit gemetar. "Apa yang sebenarnya kamu sembunyikan, Arthur? Mengapa kamu... seperti ini?"

Arthur hanya tersenyum, tapi itu bukan senyuman yang ia kenal. Ada sesuatu yang tajam di balik tatapan itu. "Kamu baru akan tahu," jawabnya pelan, seolah-olah kalimat itu membawa beban yang jauh lebih berat dari yang bisa dijelaskan.

Vivienne merasa gemetar. Semua pertanyaan yang menggantung di benaknya tiba-tiba menjadi semakin kuat. Siapa sebenarnya suaminya? Apa yang ia sembunyikan darinya? Dan yang lebih penting lagi-berapa banyak dari semua ini yang sudah direncanakan?

Sekarang, Vivienne menyadari bahwa pernikahan ini bukan hanya awal dari sebuah hubungan, tetapi juga pintu gerbang menuju sebuah permainan yang lebih besar dan lebih gelap dari yang pernah ia bayangkan.

Di luar sana, malam semakin larut. Tapi di dalam hatinya, Vivienne merasa ada sesuatu yang akan segera berubah-dan dia tidak tahu apakah itu akan mengarah pada kebahagiaan atau kehancuran.

"Vivienne..." Arthur berkata lagi, kali ini suaranya lebih dalam dan penuh dengan misteri. "Aku akan menunjukkan siapa aku sebenarnya. Tapi kau harus siap dengan kenyataannya."

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Anita Rahmayani

Selebihnya

Buku serupa

Balas Dendam Kejam Sang Mantan

Balas Dendam Kejam Sang Mantan

Gavin
5.0

Perusahaanku, CiptaKarya, adalah mahakarya dalam hidupku. Kubangun dari nol bersama kekasihku, Baskara, selama sepuluh tahun. Kami adalah cinta sejak zaman kuliah, pasangan emas yang dikagumi semua orang. Dan kesepakatan terbesar kami, kontrak senilai 800 miliar Rupiah dengan Nusantara Capital, akhirnya akan segera terwujud. Lalu, gelombang mual yang hebat tiba-tiba menghantamku. Aku pingsan, dan saat sadar, aku sudah berada di rumah sakit. Ketika aku kembali ke kantor, kartu aksesku ditolak. Semua aksesku dicabut. Fotoku, yang dicoret dengan tanda 'X' tebal, teronggok di tempat sampah. Saskia Putri, seorang anak magang yang direkrut Baskara, duduk di mejaku, berlagak seperti Direktur Operasional yang baru. Dengan suara lantang, dia mengumumkan bahwa "personel yang tidak berkepentingan" dilarang mendekat, sambil menatap lurus ke arahku. Baskara, pria yang pernah menjanjikanku seluruh dunia, hanya berdiri di sampingnya, wajahnya dingin dan acuh tak acuh. Dia mengabaikan kehamilanku, menyebutnya sebagai gangguan, dan memaksaku mengambil cuti wajib. Aku melihat sebatang lipstik merah menyala milik Saskia di meja Baskara, warna yang sama dengan yang kulihat di kerah kemejanya. Kepingan-kepingan teka-teki itu akhirnya menyatu: malam-malam yang larut, "makan malam bisnis", obsesinya yang tiba-tiba pada ponselnya—semua itu bohong. Mereka telah merencanakan ini selama berbulan-bulan. Pria yang kucintai telah lenyap, digantikan oleh orang asing. Tapi aku tidak akan membiarkan mereka mengambil segalanya dariku. Aku berkata pada Baskara bahwa aku akan pergi, tetapi tidak tanpa bagianku sepenuhnya dari perusahaan, yang dinilai berdasarkan harga pasca-pendanaan dari Nusantara Capital. Aku juga mengingatkannya bahwa algoritma inti, yang menjadi alasan Nusantara Capital berinvestasi, dipatenkan atas namaku seorang. Aku melangkah keluar, mengeluarkan ponselku untuk menelepon satu-satunya orang yang tidak pernah kusangka akan kuhubungi: Revan Adriansyah, saingan terberatku.

Bosku Kenikmatanku

Bosku Kenikmatanku

Juliana
5.0

Aku semakin semangat untuk membuat dia bertekuk lutut, sengaja aku tidak meminta nya untuk membuka pakaian, tanganku masuk kedalam kaosnya dan mencari buah dada yang sering aku curi pandang tetapi aku melepaskan terlebih dulu pengait bh nya Aku elus pelan dari pangkal sampai ujung, aku putar dan sedikit remasan nampak ci jeny mulai menggigit bibir bawahnya.. Terus aku berikan rangsang an dan ketika jari tanganku memilin dan menekan punting nya pelan "Ohhsss... Hemm.. Din.. Desahannya dan kedua kakinya ditekuk dilipat kan dan kedua tangan nya memeluk ku Sekarang sudah terlihat ci jeny terangsang dan nafsu. Tangan kiri ku turun ke bawah melewati perutnya yang masih datar dan halus sampai menemukan bukit yang spertinya lebat ditumbuhi bulu jembut. Jari jariku masih mengelus dan bermain di bulu jembutnya kadang ku tarik Saat aku teruskan kebawah kedalam celah vaginanya.. Yes sudah basah. Aku segera masukan jariku kedalam nya dan kini bibirku sudah menciumi buah dadanya yang montok putih.. " Dinn... Dino... Hhmmm sssttt.. Ohhsss.... Kamu iniii ah sss... Desahannya panjang " Kenapa Ci.. Ga enak ya.. Kataku menghentikan aktifitas tanganku di lobang vaginanya... " Akhhs jangan berhenti begitu katanya dengan mengangkat pinggul nya... " Mau lebih dari ini ga.. Tanyaku " Hemmm.. Terserah kamu saja katanya sepertinya malu " Buka pakaian enci sekarang.. Dan pakaian yang saya pake juga sambil aku kocokan lebih dalam dan aku sedot punting susu nya " Aoww... Dinnnn kamu bikin aku jadi seperti ini.. Sambil bangun ke tika aku udahin aktifitas ku dan dengan cepat dia melepaskan pakaian nya sampai tersisa celana dalamnya Dan setelah itu ci jeny melepaskan pakaian ku dan menyisakan celana dalamnya Aku diam terpaku melihat tubuh nya cantik pasti,putih dan mulus, body nya yang montok.. Aku ga menyangka bisa menikmati tubuh itu " Hai.. Malah diem saja, apa aku cuma jadi bahan tonton nan saja,bukannya ini jadi hayalanmu selama ini. Katanya membuyarkan lamunanku " Pastinya Ci..kenapa celana dalamnya ga di lepas sekalian.. Tanyaku " Kamu saja yang melepaskannya.. Kata dia sambil duduk di sofa bed. Aku lepaskan celana dalamku dan penislku yang sudah berdiri keras mengangguk angguk di depannya. Aku lihat di sempat kagett melihat punyaku untuk ukuran biasa saja dengan panjang 18cm diameter 4cm, setelah aku dekatkan ke wajahnya. Ada rasa ragu ragu " Memang selama ini belum pernah Ci melakukan oral? Tanyaku dan dia menggelengkan kepala

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Tersegel Dalam Dunia Palsu
1

Bab 1 Pernikahan yang Terpaksa

20/02/2025

2

Bab 2 membiarkan gelap meresap ke dalam pikirannya

20/02/2025

3

Bab 3 tatapannya kosong

20/02/2025

4

Bab 4 Pria itu berdiri di pintu

20/02/2025

5

Bab 5 Leon mengamati Vivienne

20/02/2025

6

Bab 6 Pertaruhan Terbesar

20/02/2025

7

Bab 7 Vivienne terpaku

20/02/2025

8

Bab 8 Keputusan Pahit

20/02/2025

9

Bab 9 Sosoknya begitu anggun

20/02/2025

10

Bab 10 tubuhnya masih terperangkap

20/02/2025

11

Bab 11 Cincin yang Tak Terlepas

20/02/2025

12

Bab 12 terpasang di setiap sudut

20/02/2025

13

Bab 13 Ketika Semua Hancur

20/02/2025

14

Bab 14 ancaman yang tak terhindarkan

20/02/2025

15

Bab 15 Pintu itu masih terbuka lebar

20/02/2025

16

Bab 16 mendekat dengan kecepatan yang mengancam

20/02/2025

17

Bab 17 Waktu Vivienne hampir habis

20/02/2025

18

Bab 18 menghindari jalan utama

20/02/2025

19

Bab 19 Vivienne bisa merasakan kehadiran

20/02/2025

20

Bab 20 bisa disembunyikan

20/02/2025

21

Bab 21 Rantai Tak Terputus

20/02/2025

22

Bab 22 menunjukkan ekspresi tak terbaca

20/02/2025

23

Bab 23 Selene muncul di pintu belakang

20/02/2025

24

Bab 24 seiring dengan getaran yang mengguncang lantai

20/02/2025

25

Bab 25 wajah yang tak bisa Vivienne lupakan

20/02/2025

26

Bab 26 Sederhana saja

20/02/2025

27

Bab 27 Wanita di depannya

20/02/2025

28

Bab 28 sementara Damien di sisinya

20/02/2025

29

Bab 29 mencoba meresapi setiap kata

20/02/2025

30

Bab 30 Kehadiran pria bersenjata

20/02/2025

31

Bab 31 kendaraan hitam yang menunggu

20/02/2025

32

Bab 32 pertanyaan yang mendesak

20/02/2025

33

Bab 33 Kebohongan

20/02/2025

34

Bab 34 menunggu Alexander berbicara

20/02/2025