Tersegel Dalam Dunia Palsu
an yang biasa ia harapkan dalam sebuah rumah. Semua terasa asing-bahkan makanan yang disajikan di hadapannya tampak hambar. Arthur duduk di ujung
i malam, setelah pernikahan yang dingin, ia berharap bisa tidur dan melupakan semua ini untuk sementara. Namun, tidur tak datang. Setiap kali matanya
terasa jauh, meski ia berus
midasi dalam caranya menatapnya, sesuatu yang tidak bisa ia jelaskan. "
... hanya seorang pria biasa?" kata Vivienne, meskipun ia sudah tahu jawabannya, meskipun ia merasakan s
amnya. "Biasa? Itu adalah apa yang mereka ingin kamu pikirkan, Vivienne." Ia menatapnya dengan ta
rasa ingin tahu yang mendalam. "Lalu siapa kamu sebenarnya?" tanyanya,
dari halaman luas itu. "Aku tidak pernah menjadi pria biasa, Vivienne. Itu hanyalah topeng yang aku kenakan." Ia berbalik, matanya
rbelalak. "Kau... kau tidak pernah mengatakan apa-apa tentang ini. Sel
g harus melihatku seperti itu-seperti orang yang tak berarti,
menutupi pikirannya. "Rencana? Apa maksudmu?" tanyanya, s
sangat berpengaruh. Namun, untuk bertahan hidup, aku harus bersembunyi di balik identitas yang berbeda. Selama bertahun-tahun, aku melatih diriku untuk menjadi s
nganku? Kenapa memilihku?" tanyanya, suaranya penuh kebingungan. "Apa
n semuanya. "Karena keluarga kita terhubung lebih dari yang kau kira, Vivienne. Aku membutuhkanmu
h besar daripada apa yang sudah ia dengar. "Pemain besar? Permainan
enne merasa terhimpit. "Keluargamu, Vivienne. Mereka semua berhubungan dengan aku lebih dari yang mereka tu
tahu tentang hidupnya, tiba-tiba terasa seperti kebohongan besar. "Apa y
"Bersiaplah. Karena ini baru permulaan, Vivienne. Apa y
, meninggalkannya dalam kegelapan malam yang semakin dalam. Satu hal yang pas