Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Hasrat Liar Darah Muda

Hasrat Liar Darah Muda

kodav

5.0
Komentar
335
Penayangan
13
Bab

Firhan Ardana, pemuda 24 tahun yang sedang berjuang meniti karier, kembali ke kota masa kecilnya untuk memulai babak baru sebagai anak magang. Tapi langkahnya tertahan ketika sebuah undangan reuni SMP memaksa dia bertemu kembali dengan masa lalu yang pernah membuatnya merasa kecil. Di tengah acara reuni yang tampak biasa, Firhan tak menyangka akan terjebak dalam pusaran hasrat yang membara. Ada Puspita, cinta monyet yang kini terlihat lebih memesona dengan aura misteriusnya. Lalu Meilani, sahabat Puspita yang selalu bicara blak-blakan, tapi diam-diam menyimpan daya tarik yang tak bisa diabaikan. Dan Azaliya, primadona sekolah yang kini hadir dengan pesona luar biasa, membawa aroma bahaya dan godaan tak terbantahkan. Semakin jauh Firhan melangkah, semakin sulit baginya membedakan antara cinta sejati dan nafsu yang liar. Gairah meluap dalam setiap pertemuan. Batas-batas moral perlahan kabur, membuat Firhan bertanya-tanya: apakah ia mengendalikan situasi ini, atau justru dikendalikan oleh api di dalam dirinya? "Hasrat Liar Darah Muda" bukan sekadar cerita cinta biasa. Ini adalah kisah tentang keinginan, kesalahan, dan keputusan yang membakar, di mana setiap sentuhan dan tatapan menyimpan rahasia yang siap meledak kapan saja. Apa jadinya ketika darah muda tak lagi mengenal batas?

Bab 1 Detik-Detik yang Menentukan

Tiiiiiiiiiiiiiiinnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn!

Suara klakson panjang itu seperti alarm kiamat. Gendang telingaku terasa seperti digetok palu godam, memaksa otakku-yang sedang melayang entah ke mana-kembali menjejak realitas. Panik, aku menoleh ke belakang. Barisan kendaraan berderet seperti parade semut, tapi yang ini penuh kemarahan. Raungan klakson mereka menyuarakan satu pesan yang sama: "Gerak, woy!"

Dan sialnya, biang keroknya adalah aku. Atau lebih tepatnya, motor sport hitam mengilap 150cc-ku, yang berdiri gagah tak bergerak di barisan paling depan lampu merah. Lampu hijau sudah lama menyala, tapi aku malah ngelamun. Dengan terburu-buru, aku memutar gas, melesat seperti pembalap kelas dunia yang telat briefing.

Rasa malu? Ada, jelas. Tapi rasa bersalah lebih besar. Orang-orang di belakang pasti sudah mendampratku dalam hati, bahkan mungkin ada yang mendoakan ban motorku kempes.

"Maaf, maaf!" gumamku pelan, tentu saja mereka tak mungkin mendengar.

Namaku Firhan Ardana, 24 tahun, calon anak magang di sebuah perusahaan ternama di kota ini. Kata "calon" itu penting, karena aku masih dalam masa percobaan tiga bulan. Kalau masa percobaan ini gagal, tamat sudah riwayatku. Bayangkan, harus balik lagi ke kampung dengan status pengangguran. Malu setengah mati.

Soal penampilan, aku cowok standar Indonesia: tinggi 170 cm, berat badan normal. Kalau tampang? Itu relatif. Ada yang bilang mukaku ganteng, ada yang bilang manis, dan ada juga yang bilang sangar. Entah kenapa, aku curiga mereka yang bilang "sangar" itu ngincer rokokku waktu SMA. Tapi intinya, aku bukan levelnya artis sinetron, apalagi Brad Pitt.

Hari ini, aku sedang dalam perjalanan menuju acara reuni SMP. Lokasinya di gedung mewah di pusat kota. Sebenarnya, reuni ini acara tahunan. Tapi baru kali ini aku punya cukup keberanian untuk datang. Mungkin karena sekarang aku sudah jadi Firhan yang berbeda. Dulu, di masa SMP, aku anak cupu yang sering nggak dianggap. Untungnya, zamanku belum ada istilah "cyberbullying," jadi paling parah aku cuma dijutekin di kantin.

Reuni ini, bagiku, adalah seperti gladi resik hidup baru di kota ini. Setelah bertahun-tahun jadi anak rantau karena ikut ibuku pindah, akhirnya aku kembali. Kota ini tempat semua kenangan masa kecil tersimpan, termasuk... dia.

"Aku merindukanmu..." gumamku lirih, kata-kata itu seperti tercecer dari sudut hatiku yang penuh debu.

Aku melirik jam tangan. Telat 30 menit. Gawat. Acara ini memang bukan wisuda, tapi siapa sih yang mau masuk gedung sambil diliatin semua orang? Tarikan gas motorku semakin dalam, melesat membelah lautan kendaraan yang entah kenapa terasa lebih ganas hari ini.

Dari jauh, seorang pengendara ojek online tiba-tiba menyalip dengan kecepatan rudal, membuatku refleks mengerem. "Bangke!" Hampir saja aku cium trotoar.

Zakarta-atau apa pun nama kota ini-memang masuk daftar lima besar kota termacet di dunia. Dunia, bro! Bayangkan hidup di tempat di mana setiap hari kamu harus berjibaku dengan kendaraan seperti ini. Ditambah jalan berlubang dan lampu lalu lintas yang kayaknya cuma pajangan. Lucunya, tiap tahun kita bayar pajak kendaraan, tapi hasilnya? Nihil. Kadang, aku membayangkan ada semacam "monster aspal" yang setiap malam memakan jalan-jalan kita.

Gedung itu, mercusuar nostalgia yang menjulang ke angkasa, sudah memanggil-manggil dari kejauhan. Tinggal satu sandungan bernama lampu merah lagi, dan gerbang dimensi waktu yang membawaku kembali ke masa lalu itu akan terbuka lebar. Tapi tunggu... ada yang aneh.

Di tiang lampu merah itu, bukan lagi angka digital membosankan yang menghitung mundur. Melainkan sebuah layar digital raksasa yang seakan mencuri perhatian semua pengendara. Di sana, sebuah lingkaran hijau berdenyut, seperti jantung alien yang sekarat, perlahan-lahan mengempis. Setiap detaknya menggerogoti ukuran lingkaran itu, dan di tengahnya, angka-angka sisa waktu berkedip-kedip. Inovasi Dinas Perhubungan, katanya. Biar pengendara nggak cuma bengong, tapi ikut merasakan sensasi bom waktu menjelang lampu merah menyala. Sebuah ide brilian, kalau saja jantungku tidak ikut berpacu lebih cepat dari biasanya.

04

Melihat pertunjukan lampu hijau yang tinggal beberapa kedipan lagi, insting pembalap jalanan dalam diriku berteriak. Empat detik? Cukup! Pedal gas kutekan lebih dalam, mengirimkan getaran kecil ke seluruh tubuh. Aroma knalpot motorku bercampur dengan aroma kopi dari warung di pinggir jalan. Semoga dewi fortuna masih berpihak padaku untuk menerobos lampu kuning yang sebentar lagi pasti muncul bagai wasit yang meniup peluit panjang.

03

Semakin dekat ke gedung tempat reuni, semakin ramai pula para 'penumpang gelap' di kepala ini. Wajah-wajah masa lalu berkelebat, beberapa samar, beberapa masih jelas terukir. Bagaimana ya rupa mereka sekarang? Apakah si Budi masih setia dengan rambut gondrongnya? Apa kabar si Ani yang dulu selalu membawa buku tebal ke mana-mana? Mampukah aku mengingat semua nama yang pernah menghiasi buku tahunan sekolah? Yang lebih menakutkan, apakah mereka masih mengingat si 'aku' yang dulu? Bisakah aku menyatu kembali dengan gerombolan masa lalu itu? Mungkinkah mereka menerima 'aku' yang sekarang? Atau jangan-jangan malah aku jadi seperti alien yang salah mendarat di pesta mereka? Argh... mending aku putar balik saja deh. Urusan adaptasi memang bukan keahlianku sejak lahir. Rasanya seperti mencoba berbahasa klingon di tengah konser dangdut. Terlalu banyak variabel, terlalu banyak potensi awkward moment.

02

"Huuuuussshhh...!" Aku menggelengkan kepala kuat-kuat, berusaha mengusir kawanan pikiran negatif yang sudah siap berpesta di otakku. "Ini cuma reuni, Bambang! Bukan audisi pencarian jodoh!" Aku mencoba mengaktifkan mode 'bodo amat' level dewa. Apapun yang terjadi setelah lampu merah ini, kuterima dengan lapang dada... atau setidaknya, mencoba terlihat lapang dada. Seperti pasrah saat kalah main batu-gunting-kertas melawan bocah lima tahun.

01

Hari ini reuni dengan teman-teman sepermainan yang kini wajahnya mungkin sudah banyak bermain kerutan. Besok, tantangan baru menanti: beradaptasi dengan spesies baru di tempat magang. Dua hari berturut-turut ini akan menjadi debutku di panggung kehidupan yang baru. Semoga saja sutradaranya tidak iseng memberiku peran figuran tanpa dialog. Semoga saja semua skenario berjalan sesuai harapan. Semoga saja...

00

Lingkaran hijau itu benar-benar habis tak bersisa, seperti kuota internet di akhir bulan. Layar digital itu berganti kostum, dari hijau cerah menjadi oranye menyala, sebuah peringatan terakhir yang diabaikan oleh sebagian besar pengendara di negeri ini. Detik berikutnya, warna merah membara mendominasi layar, sebuah titah tak tertulis yang memaksa semua roda berhenti berputar. Waktu seolah melambat, seperti adegan slow motion dalam film action, saat sang jagoan berhasil menjinakkan bom di detik-detik terakhir. Atau seperti saat pelari maraton melihat garis finish yang tinggal beberapa langkah lagi. Semuanya terasa dramatis.

Tapi, namanya juga hidup, seringkali lebih mirip sinetron azab daripada film superhero. Kenyataan seringkali punya selera humor yang kejam. Kulihat posisi motorku masih beberapa meter dari garis putih sakral sebelum lampu merah. Bukan di zona aman seperti yang kubayangkan.

"Kampret..." Umpatan lirih lolos dari bibirku. Nasi sudah jadi bubur ayam... dan aku sudah lapar. Tanggung! Dengan mental preman pasar yang ogah rugi, aku semakin memelintir gas. Menerobos lampu merah yang baru saja berubah warna. Sebuah keputusan brilian, Gassss!

Di saat yang bersamaan, entah dari mana datangnya, sebuah motor matic meluncur dari arah kanan dengan kecepatan penuh, layaknya roket nyasar yang lupa tujuan. Pengendara motor itu, seorang bapak-bapak dengan jaket ojek online, terlihat kaget bukan main. Wajahnya pucat pasi, matanya melotot seperti melihat hantu mantan. Dan akhirnya...

TIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIINNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN!!!!!!!

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh kodav

Selebihnya
Gairah Liar Perselingkuhan

Gairah Liar Perselingkuhan

Romantis

5.0

Kaindra, seorang pria ambisius yang menikah dengan Tanika, putri tunggal pengusaha kaya raya, menjalani kehidupan pernikahan yang dari luar terlihat sempurna. Namun, di balik semua kemewahan itu, pernikahan mereka retak tanpa terlihat-Tanika sibuk dengan gaya hidup sosialitanya, sering bepergian tanpa kabar, sementara Kaindra tenggelam dalam kesepian yang perlahan menggerogoti jiwanya. Ketika Kaindra mengetahui bahwa Tanika mungkin berselingkuh dengan pria lain, bukannya menghadapi istrinya secara langsung, dia justru memulai petualangan balas dendamnya sendiri. Hubungannya dengan Fiona, rekan kerjanya yang ternyata menyimpan rasa cinta sejak dulu, perlahan berubah menjadi sebuah hubungan rahasia yang penuh gairah dan emosi. Fiona menawarkan kehangatan yang selama ini hilang dalam hidup Kaindra, tetapi hubungan itu juga membawa komplikasi yang tak terhindarkan. Di tengah caranya mencari tahu kebenaran tentang Tanika, Kaindra mendekati Isvara, sahabat dekat istrinya, yang menyimpan rahasia dan tatapan menggoda setiap kali mereka bertemu. Isvara tampaknya tahu lebih banyak tentang kehidupan Tanika daripada yang dia akui. Kaindra semakin dalam terjerat dalam permainan manipulasi, kebohongan, dan hasrat yang ia ciptakan sendiri, di mana setiap langkahnya bisa mengancam kehancuran dirinya. Namun, saat Kaindra merasa semakin dekat dengan kebenaran, dia dihadapkan pada pertanyaan besar: apakah dia benar-benar ingin mengetahui apa yang terjadi di balik hubungan Tanika dan pria itu? Atau apakah perjalanan ini akan menghancurkan sisa-sisa hidupnya yang masih tersisa? Seberapa jauh Kaindra akan melangkah dalam permainan ini, dan apakah dia siap menghadapi kebenaran yang mungkin lebih menyakitkan dari apa yang dia bayangkan?

Pemuas Nafsu Keponakan

Pemuas Nafsu Keponakan

Romantis

5.0

Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?

Buku serupa

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Romantis

5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Romantis

4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku