Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Air mataku saat Kepergianmu

Air mataku saat Kepergianmu

MUSTIKA

5.0
Komentar
154
Penayangan
9
Bab

Pernikahan yang di lakukan karena sebuah tradisi dan permintaan, berakhir dengan kematian. Maria yang kehilangan calon suami terpuruk hingga 2 tahun, akhirnya Maria di jodohkan dengan seorang ustadz gaul oleh Hendra Papanya.

Bab 1 Tradisi

"Mama aku gak mau menikah sekarang! Aku masih mau sekolah Ma. Aku gak mau nantinya aku akan hidup sengsara Ma, karena aku masih bawah umur. Aku masih mau bebas seperti teman temanku yang lain. Tolong Ma bujuk papa untuk menunda pernikahan ini hingga aku lulus nanti, aku mohon Ma." Maria merengek.

"Tidak bisa Mar, ini sudah perjanjian antara dua keluarga. Cepat atau lambat kamu akan menikah juga sama Dani. Jadi ikuti saja apa yang mereka mau. Mama kasian dengan nenek Dani yang sedang kritis, beliau hanya ingin melihat pernikahan kalian. Mama tau kamu anak yang bijak, baik tentu kamu gak akan membuat mama dan papa kecewa." Tutur Ana dan pergi setelah mencium kening Maria.

Maria terdiam, pandangannya jauh ke depan menatap langit biru. Entah apa yang ia pikirkan hanya dia yang tau.

__________

Di tempat Maria tinggal sudah menjadi tradisi jika seseorang gadis harus menikah sebelum umur delapan belas tahun. Karena menurut kepercayaan nenek moyang yang ada di tempat itu, jika ada seorang gadis belum menikah setelah tujuh belas tahun merupakan suatu petaka. Gadis berserta keluarganya akan di usir dari kampung itu, sebelum musibah terjadi.

Mereka yang sudah di usir tidak akan di ijinkan lagi untuk kembali, meskipun mereka memliki harta melimpah ruah di kampung itu.

Peraturan tersebut sudah di buat oleh nenek moyang kampung Mawar sejak ratusan tahun lalu.

Tempat yang memiliki banyak sekali sumber daya alam yang melimpah, membuat para penduduknya menjadi kaya. Hingga tak pernah di temukan pengemis satu pun di daerah itu. Karena kesejahteraan yang sejak dulu di dapat oleh penduduk, maka hingga kini mereka masih berpegang teguh dengan aturan dan tradisi yang sudah berlaku.

Keluarga Dani dan Maria merupakan salah satu dari keluarga terpandang di daerah itu. Karena mereka pemilik tambang emas yang ada, jadi tidak heran dengan pernikahan Maria dan Dani itu akan menyatukan dua tambang emas terbesar di kampung Mawar.

Maria dan Dani tidak pernah keberatan dengan perjodohan yang sudah di rencanakan oleh orang tua mereka. Karena mereka sudah terbiasa bersama.

"Maria turun nak... di sini ada nak Dani." Teriak Ana dari lantai bawah.

Maria yang sejak tadi asyik melamun kini tersadar, dia beranjak turun untuk menemui Dani. Dari anak tangga ia menyaksikan keakraban antara Dani dan mamanya, ada rasa bahagia melihat kedekatan mereka. Dani yang memang pandai mengambil hati orang, tak ada rasa canggung meskipun dengan orang baru ia kenal. Apalagi dengan Ana mamanya Maria Dani sudah menganggap seperti mamanya sendiri.

"Hai Mar, kenapa wajah kamu lecek kayak gitu? pasti kamu belum mandi ya?" nyinyir Dani. Maria cemberut mendengar nyiyiran Dani, ia langsung duduk di meja makan.

"Ma lihat tu kak Dani selalu meledekku." Keluh Maria.

"Udah, kalian tu ya....! sudah mau nikah berantem melulu kerjannya. Dani tolong bantu mama bawa nasi gorengnya. Ana dan Dani berjalan menuju meja makan.

Dani yang terus saja meledek Maria, membuat Maria menatapnya tajam.

"Sudah jangan pasang wajah kayak gitu! nanti cantiknya hilang low." Cetus Dani sambil mengacak rambut Maria. Seketika itu membuat wajahnya Maria merona.

"Iihh jangan berantakan rambutku." Teriak Maria, semakin membuat Dani gemes dan melakukannya lagi.

"Ihhhhhh Daaaannnniii." Maria sedikit emosi karena sekarang rambutnya benar benar berantakan. Aksi kejar kejaran pun terjadi. Ana yang melihat mereka hanya tersenyum. Dani berlari menuju kamar Maria dan bersembunyi di balik tirai.

Maria yang melihat kemana arah Dani sekarang mulai mengurangi kecepatan larinya, karena dia sendiri hampir kehabisan nafas. Setelah masuk kamar mata elangnya menyapu seluruh ruangan mencari mangsa. Dan saat melihat bentuk tirai yang berbeda, ia langsung mengambil guling untuk memukul.

Bugg buugg buugg

"Kena kau sekarang... hah! dari tadi kau tertawa kan! sekarang rasakan pukulan dariku." Geram Maria dan terus memukul Dani.

Cklleeek, gagang tirai patah dan jatuh menutupi tubuh Maria dan Dani. Mata mereka bertemu saling beradu pandang. Aaaahh persis kayak drama Korea.

'Kau gadis yang sempurna Maria... setiap inci dalam dirimu adalah wujud kesempurnaan. Bahagia rasanya diri ini, karena sebentar lagi aku akan memiliki kesempurnaan ini seutuhnya.' Batin Dani.

'Sejak kecil aku sudah sangat menyukaimu dan mengidolakan dirimu. Sungguh aku sangat bahagia saat mama bilang kita sudah di jodohkan. Tapi impianku bukan untuk saat ini, tapi nanti saat aku sudah cukup dewasa dan mengerti.' Gumam Maria dalam hati.

Tangan Dani dengan perlahan berusaha membuka tirai yang sudah membungkus mereka. Namun kedua bola matanya masih lekat menatap kedua manik Maria.

"Sampai kapan kamu akan menatapku terus? aku tau aku terlalu tampan tapi jangan lama lama lihatnya nanti ada setan low dia antara kita." Ucap Dani lirih seperti berbisik. Namun Maria masih larut dalam lamunan, Dani akhirnya "Aku tahu kok aku tampan..." membisikkan tepat di telinga Maria. Dan ternyata itu berhasil membuat bulu kuduk Maria meremang.

"Dasar kepedean!" celetuk Maria.

Maria membuang pandangannya, menutupi rasa malu yang kini menyelimuti dirinya.

Dani dan Maria sudah berhasil keluar dari perangkap tirai.

Dani yang berusaha menutupi debar jantung yang semakin keras, merebahkan diri di atas kasur.

"Kak... apa kak Dani tau soal ..." Maria terdiam kemudian membalikkan kursi yang ada di bawah meja belajar.

"Soal pernikahan yang di percepat?" Dani bersuara seakan dia tahu kemana arah pembicaraan Maria.

"He'em"

"Aku sudah tau kemarin, saat aku mama dan papa ada di rumah sakit jenguk nenek." Jawab Dani yang kini sudah duduk menghadap Maria.

"Terus kak Dani gimana? apa kak Dani setuju?" Maria semakin serius bertanya.

"Lebih baik kamu sekarang siap siap saja, hari ini aku mau ajak kamu bertemu nenek." Seru Dani yang kini sudah berdiri di depan Maria.

"Ya baiklah aku ikut, sekarang aku siap siap dulu." Maria setuju, karena dia juga ingin bertanya langsung sama nenek. Kenapa pernikahan yang seharusnya di laksanakan dua tahu lagi. Sekarang malah ingin di lakukan dalam waktu dekat.

Dani keluar kamar Maria, setelah mendengar ucapan Maria.

"Gimana Dan...? apa Maria mau ikut kamu ke rumah sakit?" Tanya Ana pada calon menantunya itu.

"Iya ma dia setuju, saat ini ia sedang ganti baju." Jawab Dani dia berjalan menuju sofa ruang tengah sambil menunggu Maria.

"Oh ya Dan, jangan lupa tolong bawakan ini buat nenek ya. Pasti nenek suka" seru Ana meletakkan paper bag di meja.

"Apa ini ma? kok jadi malah ngeropotin mama. sekali lagi makasih ya ma." Dani melihat isi paper bag coklat itu.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh MUSTIKA

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku