AIR MATA PERNIKAHAN

AIR MATA PERNIKAHAN

Ilaina

5.0
Komentar
480
Penayangan
27
Bab

Bara bermain cinta bersama Arum seorang janda muda. Bella tak kuasa memendam kebencian terhadap suaminya hingga akhirnya Bella memutuskan untuk bercerai. Tetapi itu tidak bisa ia lakukan karena sang mertua tiba-tiba mengalami sakit keras. Pengabdian menjadi seorang mantu satu-satunya yang bisa mengurus sang mertua begitu tulus. Bella menjalani rumah tangga yang begitu sulit. Ia bertahan meski suami selingkuh. Itu di lakukan karena ia mencintai sang mertua seperti ibunya sendiri. Tahun berganti hingga Bella ternyata mengidap penyakit kanker mematikan. Ia bertahan kembali karena menjaga sang buah hati di dalam perutnya. Sampai kapankah Bella terus bertahan bersama suami yang jelas-jelas selingkuh di depan matanya?

Bab 1 AKU MUAK DENGAN KAU

"Cukup! aku sudah bosan dengan penjelasan kamu!" pekik Bella dengan tajam sambil menantang wajah di depan suaminya.

Bara mulai frustasi. Kedua bola matanya menatap sang istri yang marah. Bella kembali memasukkan baju-bajunya di dalam koper dengan cepat. Bara priia dengan rambut cepak dan kumis tipis itu mencengkram lengan istrinya dengan keras. Ia menghentikan aktivitas tangan istrinya. Bella kembali melihat wajah suaminya dengan geram. Ia menghempaskan lengan agar lepas dari tangan Bara.

"Bel! kita bisa bicarakan ini dengan baik-baik. Jangan seperti ini Bella!"

Bella sama sekali tidak perduli. Ia menuruni anak tangga dengan berat membawa koper. Wanita berhijab segiempat berbahan satin itu sudah bulat keputusannya untuk pergi dari rumah. Kedua tangan Bara memegang kepalanya dengan pikiran kacau. Kakinya berusaha berjalan cepat untuk bisa menghalau sang istri pergi dari istananya.

"Bella!" teriak Bara yang kini sudah berada tepat di tengah-tengah pintu. Ia mengahalangi Bella untuk keluar.

"Kamu nggak bisa bertindak seperti ini dengan seenaknya sendiri Bella! kita juga harus memikirkan perasaan Mamah!" tegas Bara dengan kedua bola mata melotot.

Melihat sang suami yang begitu berapi-api. Wanita bermata bening itu hanya bisa menunduk. Kali ini Ia berusaha menahan amarahnya. Meski hatinya benar benar sudah perih. Seakan luka yang menganga begitu sakit.

Bella menarik nafas dalam dan menghembuskannya. Kedua kelopak matanya di tutup sebentar lalu di bukanya kembali.

"Duduklah Bella!" perintah sang suami dengan memegang lengan Bella sambil membawanya duduk di sofa.

Ruang tamu itu serasa menjadi saksi bagaimana sakit hati Bella yang kala itu melihat sang suami yang berciuman di sebuah mobil bersama seorang perempuan.

"Semua sudah jelas kan, Mas? kamu selingkuh dari aku!" suara Bella yang serak terdengar miris oleh sang suami.

Pria itu kebingungan menjelaskan kalimat yang di katakan oleh sang istri. Kini kedua mata Bara berkedip kedip terus dengan pikiran kacau. Akhirnya ia bisa berbicara.

"Wanita yang kamu lihat di mobil itu cuma teman aku, Bella. Dia bernama Arum. Kita cuma ciuman biasa saja tidak lebih. Kami berdua samasekali tidak berhubungan badan!" jelas sang suami dengan jujur.

"Teman? memangnya boleh dalam agama kita bertingkah seperti itu?" tanya Bella dengan geram lalu menggeleng tak percaya apa yang di perbuat oleh suaminya.

Bara hanya melirik dengan kesal.

"Mas! kalau kamu sudah nggak sayang sama aku. Kamu boleh ceraikan aku. Aku ikhlas, dari pada kamu menyakiti aku dengan berselingkuh seperti ini," ucap Bella meski hatinya begitu sesak.

Bercerai dan diselingkuhi adalah dua perkara yang menyakitkan. Ia bahkan tidak akan memilih keduanya jika takdir mau. Tetapi ia memilih bercerai saja kalau sudah seperti ini keadaannya.

"Aku nggak bisa ceraikan kamu Bella. Kasihan Mamahku," jawab Bara dengan wajah polos. Pria berwajah oval dengan kumis dan jambang tipis itu terlihat bodoh saat berhadapan dengan Bella.

"Egois kamu, Mas. Kamu udah nyakitin dua orang sekaligus, Mas. Aku dan juga Mamah. Kamu bersenang senang sementara ada orang yang tersakiti karena kamu!" tegas Bella sambil menunjuk dada Bara dengan jijik.

"Bella, aku jujur sama kamu. Kalau Arum itu cuma temen aku. Dia yang nyosor duluan. Aku janji akan jauhi Arum. Percaya sama aku Bella," ucap Bara dengan tegas. ia benar benar harus mengatakan itu pada Bella.

"Aku nggak percaya sama kamu," kata Bella dengan melihat ke arah yang berbeda.

Bara tampak berwajah gelisah namun ia berusaha dengan tangannya memegang lengan Bella.

"Bella, kamu harus percaya sama aku. Aku nggak mungkin selingkuh dari kamu. Kita menjalani rumah tangga ini sudah lima tahun. Aku nggak mungkin segampang itu mengkhianati cinta kita," jelas Bara dengan nada seolah bersedih.

"Aku sakit banget, Mas. Kalau kamu selingkuh," ucap Bella dengan memegang dadanya.

"Aku nggak selingkuh Bella, percaya sama aku," Bara Mahesa dengan lembut segera memeluk wanita di depannya. Pelukan itu benar benar membuat Bella merasa sangat hangat.

Tak di pungkiri lagi kalau sentuhan lembut bisa membuat wanita lebih tenang. Kini Bella berusaha untuk percaya pada suaminya. Ia berharap ucapan suaminya tidak bohong.

Esok harinya Bara bersiap-siap untuk berangkat ke kantor. Namun Bella merasa khawatir kenapa suaminya berangkat kerja pagi sekali.

"Mas ini masih jam lima pagi. Kamu serius berangkat jam segini?" tanya Bella sambil memasukkan sarapan berisi roti sandwich di dalam box makan.

Tangan Bara memasukkan box makan warna biru ke dalam tas kerjanya dengan cepat.

"Bella, kerjaan aku itu tim kreatif di program tv. Hari ini aku mau survei lokasi syutingnya. Lokasinya ada di puncak, jadi harus berangat pagi supaya aku bisa pulang cepat. Ya semoga aja sih aku bisa pulang cepet."

Penjelasan Bara membuat Bella tidak yakin. Karena menurutnya, Bara menjelaskan dengan ragu. Tapi ia mencoba untuk meyakinkan diri kalau suaminya tidak berbohong.

"Iya, Mas aku tau kerjaan kamu kaya gimana. Kerjaan kamu emang nggak kenal waktu. Aku berdoa semoga kamu disana nggak nglirik wanita lain. Siapa tuh namanya?" tanya Bella dengan wajah berpikir.

"Arum maksud kamu?"

"Iya, semoga aja dia nggak nyosor kamu lagi. Awas! Mas, kalau sampai kamu deketin dia!" ucap Bella dengan nada tajam.

"Aku nggak akan macam macam sama wanita lain. Kamu tenang aja sama aku. Aku sayang banget sama kamu Bella," kecupan mesra dengan kilat mendarat di bibir sang istri.

Bella tentu saja tersipu malu dan sangat senang sekali.

"Ya udah kalau gitu hati hati ya sayang," kata Bella sambil memeluk Bara dengan lembut.

Beberapa menit setelahnya, Bara kini sudah berada di dalam mobil. Bella melihat dari pintu gerbang lalu melambaikan tangan kepada sang suami.

Kini Bella masuk ke dalam rumah dengan langkah pelan. Sebenarnya saat ini perasaannya sangat tidak enak.

"Ya Allah perasaan aku nggak enak banget rasanya. Aku sangat berharap kalau Mas Bara bisa menjadi suami yang setia. Kalau terpikir bayangan buruk kemarin, rasanya benar benar sakit. Mereka berdua benar-benar ciuman di mobil. Meski Mas Bara bilang kalau Arum yang nyosor duluan. Tapi aku rasa Mas Bara benar benar menikmati itu."

Bella merasa sangat khawatir dengan apa yang di lihatnya kemarin. Ia masih setengah percaya atas penjelasan dari Bara. Bagaimana mungkin Bella percaya begitu saja.

Wanita dengan wajah berbalut hijab Maryam itu duduk di ruang makan sambil menyeruput teh hangat. Di sampingnya jendela cukup besar. Gorden putih dengan sinar matahari pagi yang menembus begitu indah.

"Mbak Bella, tadi lihat tas belanjaan Marni nggak?"

Bella menggeleng pelan sambil matanya menyapu sekeliling.

"Kamu naruhnya dimana emang?"

"Hehehe Marni lupa,"

"Marni, Marni,"

Wanita gembul dengan rambut pendek sampai telinga itu tiba tiba membuka lebar kelopak matanya.

"Oh iya, Marni inget," serunya langsung pergi ke kamar mandi.

"Ini dia tasnya!" ucap Marni dengan mengacungkan tas belanjaan berbahan plastik.

Bella menggeleng heran. Kenapa juga Marni menaruh tas belanjaan di kamar mandi.

"Eh udah dulu ya Mbak, udah di jemput sama driver ojol paling ganteng! Assalamualaikum Mbak Bella."

Marni berjalan cepat menemui suaminya. Bella mencuri pemandangan suami istri itu dengan membuka gorden jendela. Alangkah bahagianya mereka.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Gairah Liar Ayah Mertua

Gairah Liar Ayah Mertua

Gemoy
5.0

Aku melihat di selangkangan ayah mertuaku ada yang mulai bergerak dan mengeras. Ayahku sedang mengenakan sarung saat itu. Maka sangat mudah sekali untuk terlihat jelas. Sepertinya ayahku sedang ngaceng. Entah kenapa tiba-tiba aku jadi deg-degan. Aku juga bingung apa yang harus aku lakukan. Untuk menenangkan perasaanku, maka aku mengambil air yang ada di meja. Kulihat ayah tiba-tiba langsung menaruh piringnya. Dia sadar kalo aku tahu apa yang terjadi di selangkangannya. Secara mengejutkan, sesuatu yang tak pernah aku bayangkan terjadi. Ayah langsung bangkit dan memilih duduk di pinggiran kasur. Tangannya juga tiba-tiba meraih tanganku dan membawa ke selangkangannya. Aku benar-benar tidak percaya ayah senekat dan seberani ini. Dia memberi isyarat padaku untuk menggenggam sesuatu yang ada di selangkangannya. Mungkin karena kaget atau aku juga menyimpan hasrat seksual pada ayah, tidak ada penolakan dariku terhadap kelakuan ayahku itu. Aku hanya diam saja sambil menuruti kemauan ayah. Kini aku bisa merasakan bagaimana sesungguhnya ukuran tongkol ayah. Ternyata ukurannya memang seperti yang aku bayangkan. Jauh berbeda dengan milik suamiku. tongkol ayah benar-benar berukuran besar. Baru kali ini aku memegang tongkol sebesar itu. Mungkin ukurannya seperti orang-orang bule. Mungkin karena tak ada penolakan dariku, ayah semakin memberanikan diri. Ia menyingkap sarungnya dan menyuruhku masuk ke dalam sarung itu. Astaga. Ayah semakin berani saja. Kini aku menyentuh langsung tongkol yang sering ada di fantasiku itu. Ukurannya benar-benar membuatku makin bergairah. Aku hanya melihat ke arah ayah dengan pandangan bertanya-tanya: kenapa ayah melakukan ini padaku?

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Calli Laplume
4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Gairah Liar Dibalik Jilbab

Gairah Liar Dibalik Jilbab

Gemoy
5.0

Kami berdua beberapa saat terdiam sejanak , lalu kulihat arman membuka lilitan handuk di tubuhnya, dan handuk itu terjatuh kelantai, sehingga kini Arman telanjang bulat di depanku. ''bu sebenarnya arman telah bosan hanya olah raga jari saja, sebelum arman berangkat ke Jakarta meninggalkan ibu, arman ingin mencicipi tubuh ibu'' ucap anakku sambil mendorong tubuhku sehingga aku terjatuh di atas tempat tidur. ''bruuugs'' aku tejatuh di atas tempat tidur. lalu arman langsung menerkam tubuhku , laksana harimau menerkam mangsanya , dan mencium bibirku. aku pun berontak , sekuat tenaga aku berusaha melepaskan pelukan arman. ''arman jangan nak.....ini ibumu sayang'' ucapku tapi arman terus mencium bibirku. jangan di lakukan ini ibu nak...'' ucapku lagi . Aku memekik ketika tangan arman meremas kedua buah payudaraku, aku pun masih Aku merasakan jemarinya menekan selangkanganku, sementara itu tongkatnya arman sudah benar-benar tegak berdiri. ''Kayanya ibu sudah terangsang yaa''? dia menggodaku, berbisik di telinga. Aku menggeleng lemah, ''tidaaak....,Aahkk...., lepaskan ibu nak..., aaahk.....ooughs....., cukup sayang lepaskan ibu ini dosa nak...'' aku memohon tapi tak sungguh-sungguh berusaha menghentikan perbuatan yang di lakukan anakku terhadapku. ''Jangan nak... ibu mohon.... Tapi tak lama kemudian tiba-tiba arman memangut bibirku,meredam suaraku dengan memangut bibir merahku, menghisap dengan perlahan membuatku kaget sekaligus terbawa syahwatku semakin meningkat. Oh Tuhan... dia mencium bibirku, menghisap mulutku begitu lembut, aku tidak pernah merasakan ini sebelumnya, Suamiku tak pernah melakukannya seenak ini, tapi dia... Aahkk... dia hanya anakku, tapi dia bisa membuatku merasa nyaman seperti ini, dan lagi............ Oohkk...oooohhkkk..... Tubuhku menggeliat! Kenapa dengan diriku ini, ciuman arman terasa begitu menyentuh, penuh perasaan dan sangat bergairah. "Aahkk... aaahhk,," Tangan itu, kumohooon jangan naik lagi, aku sudah tidak tahan lagi, Aahkk... hentikan, cairanku sudah keluar. Lidah arman anakku menari-nari, melakukan gerakan naik turun dan terkadang melingkar. Kemudian kurasakan lidahnya menyeruak masuk kedalam vaginaku, dan menari-nari di sana membuatku semakin tidak tahan. "Aaahkk... Nak....!"

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku