/0/13428/coverorgin.jpg?v=f5f1ee039192fbc2be110670d4476ba9&imageMogr2/format/webp)
"Kak buruan dong mandinya kenapa lama benget sih? Kita bisa telat nanti.”
Brakkkk………Brakkkkkk……..
Putri menggedor-gedor pintu kamar Willy."Kakak nggak takut kena sembur sama papa lagi apa, hobi banget bikin ribut!”
"Iya bawel, tugas kakak belum di kerjakan. Mana nanti ada ulangan Matematika lagi!"
Willy keluar kamar dengan seragam putih lengan panjang juga celana bawahan senada. Ia turun ke lantai satu dengan menggendong tas ranselnya. Ia menjulurkan lidahnya ke arah Putri .
"Wlekkk, nyebelin!”
Putri memasang wajah polosnya."Apa…..lihat-lihat!”
Putri berjalan mengekor Willy. Ia sudah berusaha membangunkan Willy, namun Willy semalam begadang nonton bola akhirnya sulit untuk di bangunkan. Jangankan alarm ponsel, jam beker yang di pasang pun hanya ia timpuk bantal saking ngantuknya.
Michaele duduk tenang di kursi utama sembari menscroll tabnya.
"Greeta, hari ini aku ada kunjungan ke Surabaya. Tolong sampaikan permintaan maafku pada mama, aku nggak bisa ikut acara arisan keluarga besar kita." Kata Michaele sembari menyeruput teh yang terhidang persis di depannya.
"Michaele…..”Greeta menghela nafas. "Ini sudah ketiga kalinya kamu absen. Kamu bisa datang sebentar, sekedar basa-basi. Setelahnya kamu bisa langsung pergi ke tempat kunjungan kerjamu kan?”
Putri dan Willy menatap jengan ke arah papanya.
"Pa, Putri sama Kak Willy juga ada pertemuan wali murid. Putri udah ngasih undangan ke Papa minggu lalu lho. Papa juga absen terus.”
"Putri!" Sela Michaele dengan tatapan tajam.
Putri menunduk tak berani menatap papanya. Ia takut kena marah Michaele.
"Jangan bikin mood Papa buruk sepagi ini Putri!" Kata Michaele dengan nada tinggi.
"Bisa nggak sih kalian nggak ribut kalau mau berangkat sekolah. Kepala Papa sampai mau pecah. Tiap hari kalian ribut saja!" Omel Michaele sembari menatap tajam pada Willy.
"Kamu sudah gede Wil, kerjamu tiap malam cuma nonton bola sama main game saja!"
"Kamu bisa nggak sih Greet mendidik anak-anak kita!”
Greeta mengelus dada mendengar teguran langsung suaminya. Michaele terlihat sangat emosi.
"Putri di kasih surat langsung dari kantor. Wakil kepala sekolah sendiri yang ngasih ke Putri. Kata beliau kemarin harus papa yang datang nggak bisa di wakilkan sama mama.”
Michaele menyipit."Dasar kepala sekolah mata duitan. Sumbangan semester lalu sudah, apa masih kurang? Awas saja kalau uangnya di korupsi! Aku nggak akan nyumbang lagi ke sekolah. Buang-buang duit saja!”
"Please Pah!" Bujuk Putri.
"Akan Papa pikirkan lagi setelah Papa pulang dari kunjungan proyek nanti, Put.”
Michaele menyantap nasi goreng yang di hidangkan asisten rumah tangga Greeta. Meskipun perasaan dan moodnya sedang kurang baik, namun Michaele sangat menghargai makanan. Ia mencari apa yang terhidang di meja itu dengan susah payah.
"Papa berangkat dulu. Habiskan sarapan kalian! Papa ada meeting pagi ini.”
Greeta keluar dari dapur untuk membawakan tas kerja Michaele. Ia mengikuti suaminya sampai pintu depan rumah. Seperti biasanya, Greeta akan mencium tangan Michaele.
Michaele tak merespon apapun, hanya membiarkan Greeta melakukan hal itu. Ia berlalu tanpa sapaan dan berpamitan pada Greeta layaknya pasangan harmonis lainnya. Mobil Michaele meninggalkan halaman parkir, melaju meninggalkan halaman rumah megah itu.
"Mama kenapa menangis?" Putri mendekat pada Greeta. Ia mengambil tissue dari tasnya. Putri membersihkan air mata Greeta.
/0/17444/coverorgin.jpg?v=4176e4349e89b53fc5a5aaac4caa5a09&imageMogr2/format/webp)
/0/10832/coverorgin.jpg?v=9b9f2c3b7a6e12f9a112bb5eaac99684&imageMogr2/format/webp)
/0/20085/coverorgin.jpg?v=c11c58d093f88da76b9d87a463df2f63&imageMogr2/format/webp)
/0/14156/coverorgin.jpg?v=0d6bcf5b3aacc35c4be934b534409f0b&imageMogr2/format/webp)
/0/5946/coverorgin.jpg?v=793dfdd997f00e3285becf733b6cfc44&imageMogr2/format/webp)
/0/10277/coverorgin.jpg?v=7f61f7cf176fe1e1f9efbaaa6ddd141a&imageMogr2/format/webp)
/0/5405/coverorgin.jpg?v=522d188a5b06f01f5bedde6e1e9a6781&imageMogr2/format/webp)
/0/24402/coverorgin.jpg?v=d2f264bac30d49e0d66bdcc85dd8ea80&imageMogr2/format/webp)
/0/8899/coverorgin.jpg?v=460ed679c0638ad026a31933db41faa6&imageMogr2/format/webp)
/0/26256/coverorgin.jpg?v=8ee35ccce4feb43437eaef49fe6477d6&imageMogr2/format/webp)
/0/2647/coverorgin.jpg?v=5ac96eafb64a5652c4a3110785d3957c&imageMogr2/format/webp)
/0/2296/coverorgin.jpg?v=2008866c80d36e4e1adae0ee504febcc&imageMogr2/format/webp)
/0/6186/coverorgin.jpg?v=43c6e2845862814c93f4ca33753112ac&imageMogr2/format/webp)
/0/11013/coverorgin.jpg?v=ade0957bd67f326e8b4485caf543d313&imageMogr2/format/webp)
/0/21995/coverorgin.jpg?v=a1cf998a1b689e6411fb8c81debcacc5&imageMogr2/format/webp)
/0/2489/coverorgin.jpg?v=6b31df2b22d4c53b3731b2584080db0b&imageMogr2/format/webp)
/0/3051/coverorgin.jpg?v=17061afea057a3832330204c02699111&imageMogr2/format/webp)
/0/5719/coverorgin.jpg?v=4e079deecc5ee876f9bf8763f66243fb&imageMogr2/format/webp)
/0/8838/coverorgin.jpg?v=5fa52a340a7b4b8f9baf12b16ef8cc13&imageMogr2/format/webp)