Diselingkuhi Saat Mengandung

Diselingkuhi Saat Mengandung

Tengku Asraa Fariza

5.0
Komentar
1.3K
Penayangan
30
Bab

Menikah karena cinta bukanlah jaminan bahwa rumah tangga akan selalu tenang dan bahagia. Itulah kenyataan pahit yang sedang dijalani oleh Salma dan Rayden. Pasangan muda yang telah dikaruniai seorang putri berusia empat tahun itu kini tengah dihantam badai dalam pernikahan mereka. Di saat Salma tengah mengandung anak kedua mereka-usia kandungannya memasuki bulan keenam-Rayden mulai berubah. Perhatian dan kasih sayang yang dulu begitu hangat kini terasa dingin dan jauh. Dan perlahan, sumber luka itu terungkap: seorang wanita bernama Clarissa, karyawan baru di perusahaan tempat Rayden bekerja. Clarissa bukan sekadar orang ketiga-ia adalah perempuan yang tahu cara memanfaatkan kelemahan Rayden, merayunya saat Salma tak lagi bisa menemani karena kehamilan yang melelahkan. Dan ketika Salma mulai merasakan kejanggalan demi kejanggalan, kebenaran yang terkuak justru menghancurkan kepercayaannya pada pria yang pernah bersumpah akan melindunginya.

Bab 1 Cinta yang Retak

Salma berdiri di ambang pintu kamar tidur mereka, menatap bayangannya yang terpantul di cermin. Perutnya yang semakin membesar menunjukkan bahwa ia sedang mengandung anak kedua mereka, dan meski seharusnya ini menjadi waktu yang penuh kebahagiaan, perasaan itu terasa semakin jauh dari dirinya. Ia mengusap perutnya, merasakan gerakan kecil di dalamnya, namun hatinya tetap kosong.

Di luar, suara tawa dan teriakan ceria putri kecilnya, Amara, mengisi rumah yang sebelumnya terasa penuh kehangatan. Salma tersenyum tipis, meski senyuman itu terasa lebih sebagai kewajiban daripada ekspresi kebahagiaan sejati. Semuanya berubah begitu cepat.

"Sayang, kamu di mana?" panggil Rayden, suaminya, dari ruang tamu. Suara pria itu terdengar tidak sabar, seperti biasa belakangan ini. Salma menghela napas, berusaha menenangkan dirinya sebelum menjawab.

"Aku di sini," jawabnya pelan, lalu melangkah keluar dari kamar. Rayden sudah duduk di sofa, menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa ia baca lagi. Terkadang, Salma merasa seperti melihat seorang asing di depan matanya. Suaminya, yang dulu selalu penuh kasih dan perhatian, kini terasa begitu jauh.

"Sudah siapkan makan malam?" tanya Rayden, suaranya terdengar datar, tanpa semangat. Salma merasa hatinya tersayat. Tidak seperti dulu, di mana mereka selalu menghabiskan waktu bersama, saling berbicara tentang harapan dan impian. Sekarang, setiap kata terasa seperti pisau yang menusuk, tidak ada lagi kehangatan yang mengalir dalam percakapan mereka.

"Aku belum," jawab Salma, berusaha terdengar biasa saja meskipun hati kecilnya menginginkan sesuatu yang lebih-suatu kejujuran yang tidak lagi mereka miliki. "Aku akan segera ke dapur."

Rayden mengangguk, tanpa mengatakan apa-apa lagi. Salma merasakan beban yang berat di dadanya. Beberapa bulan terakhir ini, perasaan seperti ada sesuatu yang tak beres mulai muncul. Kegelisahan yang mengganggu tidur malamnya. Ia merasa ada sesuatu yang disembunyikan Rayden, tetapi setiap kali ia mencoba berbicara, suaminya hanya akan memberi alasan atau menghindari pembicaraan itu.

Hati Salma semakin terguncang saat ia tahu, tanpa sengaja, tentang Clarissa-wanita muda yang baru saja bergabung dengan perusahaan Rayden beberapa bulan lalu. Awalnya, ia tidak begitu memikirkan hal itu. Tetapi, lambat laun, ia mulai mendengar kabar dari teman-teman kerja Rayden bahwa Clarissa sering kali terlihat dekat dengan suaminya, bahkan saat mereka menghadiri acara kantor bersama.

"Rayden, kamu ada apa? Kenapa belakangan ini kamu sering pulang larut malam?" tanya Salma suatu malam, saat mereka sedang duduk di meja makan, hanya mereka berdua. Amara sudah tidur, dan suasana rumah terasa sunyi, tapi penuh ketegangan.

Rayden menatapnya sejenak, matanya terlihat lelah. "Aku banyak pekerjaan, Salma. Kamu tahu itu." Suaranya mengandung sedikit nada kesal.

"Tapi aku merasa kamu semakin menjauh. Aku... aku merasa seperti aku tidak mengenalmu lagi." Salma merasakan air mata mulai menggenang, tetapi ia berusaha keras untuk tidak menangis. "Apa kamu sedang memiliki hubungan dengan seseorang?"

Rayden terdiam, dan Salma bisa melihat wajahnya yang tampak kaget, tapi ada sesuatu dalam tatapan itu yang tidak bisa ia pahami. Seolah ia berusaha menyembunyikan sesuatu, namun tidak bisa berbohong begitu saja.

"Jangan berlebihan, Salma," jawab Rayden, suaranya lebih keras dari yang diinginkan. "Aku bekerja untuk kita, bukan untuk orang lain."

Salma tahu bahwa ada yang disembunyikan, dan ia merasa jantungnya semakin berdegup kencang. Tetapi, ia tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan perasaan itu. Sebuah rasa takut yang menyesakkan dada.

Beberapa hari kemudian, tanpa sengaja, Salma mendengar percakapan telepon yang tak sengaja terjaga. Ia berdiri di luar ruang kerja Rayden, menyadari bahwa suaminya sedang berbicara dengan seseorang. Nama yang disebut-sebutnya adalah Clarissa.

"Clarissa, kamu harus tahu bahwa aku tidak bisa terus seperti ini. Salma mulai curiga. Aku... aku merasa terjebak di antara keduanya," suara Rayden terdengar sangat gelisah, seperti orang yang sedang berada di ambang batas.

Salma merasa darahnya berdesir dingin. Ia ingin berlari ke dalam, menghentikan pembicaraan itu, tapi tubuhnya seolah kaku. Kata-kata itu berputar-putar di kepalanya, dan setiap kali ia mencoba untuk menenangkan dirinya, rasa sakit itu semakin dalam. Rayden, suaminya, yang dulu ia percayai sepenuh hati, ternyata terlibat dalam hubungan yang tidak seharusnya.

Hatinya hancur, tapi ia mencoba untuk menahan emosinya. Salma tahu bahwa ini adalah ujian terbesar dalam hidupnya. Apakah ia akan membiarkan Rayden dan Clarissa menghancurkan keluarganya, atau akankah ia melawan, memperjuangkan kebahagiaan yang dulu mereka miliki?

Beberapa hari setelah percakapan itu, Salma memutuskan untuk berbicara dengan Rayden. Ia tidak bisa terus hidup dalam kebohongan, tidak bisa bersembunyi dari kenyataan yang sudah begitu jelas di depan matanya.

"Rayden, aku tahu tentang Clarissa," ujar Salma, suaranya bergetar meskipun ia berusaha keras untuk tetap tegar. "Aku mendengar percakapanmu."

Rayden terdiam, wajahnya berubah pucat. "Salma, aku... aku bisa jelaskan semua ini," kata Rayden dengan cepat, mencoba mencari-cari alasan. Tetapi, Salma sudah tidak bisa lagi mendengarkan alasan-alasan kosong itu.

"Jelaskan apa, Rayden? Tentang apa yang sudah kamu lakukan di belakangku?" Salma hampir berteriak, menahan amarah yang sudah menumpuk. "Apa kamu pikir aku tidak tahu? Apa kamu pikir aku bodoh?"

Tapi Rayden hanya bisa terdiam, dan Salma tahu-hubungan mereka sudah tidak bisa diperbaiki. Perasaan yang dulu mereka miliki satu sama lain sekarang telah berubah menjadi kebohongan yang menjerat mereka dalam ketidakpastian.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Tengku Asraa Fariza

Selebihnya
Kariermu Ada di Tanganku

Kariermu Ada di Tanganku

Romantis

5.0

Namaku Nayara Devanka, atau biasa dipanggil Naya. Aku adalah satu-satunya putri dari keluarga Mahendra Devanka, keluarga terpandang dengan nama besar dan kekuasaan yang diperhitungkan. Kedua kakakku laki-laki, membuatku menjadi permata yang paling dijaga dan dimanja oleh ayah dan ibuku. Aku tumbuh dikelilingi cinta dan kemewahan-semua hal yang kuinginkan, selalu bisa kudapatkan. Aku menikah dengan pria bernama Rafael Wiratmaja, yang biasa kupanggil Rafa. Kami dikaruniai seorang putri kecil bernama Isolde Aluna Wiratmaja, gadis mungil berusia empat tahun yang menjadi seluruh duniaku. Rafa bukan berasal dari keluarga berada. Dulu, dia hanyalah seorang staf junior di perusahaan milik ayahku. Tapi karena ketekunannya, kejujurannya, dan... cintanya padaku-setidaknya begitu kukira-aku membujuk ayah untuk menerimanya. Dan ketika ayah dan ibu akhirnya merestui kami, aku turut mengangkat derajat keluarganya. Orang tuanya yang dulu hidup sederhana di desa, kini disegani dan dipandang karena bantuan kami. Tapi semua pengorbananku ternyata tidak cukup. Tanpa kusangka, Rafa mengkhianatiku. Diam-diam, ia menjalin hubungan kembali dengan wanita dari masa lalunya. Lebih dari itu-dia menikahinya. Secara diam-diam. Di belakangku. Dan yang paling menyakitkan... keluarganya mendukung perbuatannya. Mereka membiarkan putraku tumbuh tanpa mengetahui bahwa ayahnya telah memilih wanita lain. Mereka menikmati kemewahan yang kuberikan, sementara aku ditikam dari belakang. Tapi aku bukan wanita lemah. Sekarang, aku akan tunjukkan pada mereka-semua dari mereka-apa akibatnya jika menyakiti seorang Nayara Devanka.

Buku serupa

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Gavin
5.0

Aku adalah Alina Wijaya, pewaris tunggal keluarga Wijaya yang telah lama hilang, akhirnya kembali ke rumah setelah masa kecilku kuhabiskan di panti asuhan. Orang tuaku memujaku, suamiku menyayangiku, dan wanita yang mencoba menghancurkan hidupku, Kiara Anindita, dikurung di fasilitas rehabilitasi mental. Aku aman. Aku dicintai. Di hari ulang tahunku, aku memutuskan untuk memberi kejutan pada suamiku, Bram, di kantornya. Tapi dia tidak ada di sana. Aku menemukannya di sebuah galeri seni pribadi di seberang kota. Dia bersama Kiara. Dia tidak berada di fasilitas rehabilitasi. Dia tampak bersinar, tertawa saat berdiri di samping suamiku dan putra mereka yang berusia lima tahun. Aku mengintip dari balik kaca saat Bram menciumnya, sebuah gestur mesra yang familier, yang baru pagi tadi ia lakukan padaku. Aku merayap mendekat dan tak sengaja mendengar percakapan mereka. Permintaan ulang tahunku untuk pergi ke Dunia Fantasi ditolak karena dia sudah menjanjikan seluruh taman hiburan itu untuk putra mereka—yang hari ulang tahunnya sama denganku. "Dia begitu bersyukur punya keluarga, dia akan percaya apa pun yang kita katakan," kata Bram, suaranya dipenuhi kekejaman yang membuat napasku tercekat. "Hampir menyedihkan." Seluruh realitasku—orang tua penyayang yang mendanai kehidupan rahasia ini, suamiku yang setia—ternyata adalah kebohongan selama lima tahun. Aku hanyalah orang bodoh yang mereka pajang di atas panggung. Ponselku bergetar. Sebuah pesan dari Bram, dikirim saat dia sedang berdiri bersama keluarga aslinya. "Baru selesai rapat. Capek banget. Aku kangen kamu." Kebohongan santai itu adalah pukulan telak terakhir. Mereka pikir aku adalah anak yatim piatu menyedihkan dan penurut yang bisa mereka kendalikan. Mereka akan segera tahu betapa salahnya mereka.

Perhitungan Pahit Seorang Istri

Perhitungan Pahit Seorang Istri

Gavin
5.0

Suamiku, Banyu, dan aku adalah pasangan emas Jakarta. Tapi pernikahan sempurna kami adalah kebohongan, tanpa anak karena kondisi genetik langka yang katanya akan membunuh wanita mana pun yang mengandung bayinya. Ketika ayahnya yang sekarat menuntut seorang ahli waris, Banyu mengusulkan sebuah solusi: seorang ibu pengganti. Wanita yang dipilihnya, Arini, adalah versi diriku yang lebih muda dan lebih bersemangat. Tiba-tiba, Banyu selalu sibuk, menemaninya melalui "siklus bayi tabung yang sulit." Dia melewatkan hari ulang tahunku. Dia melupakan hari jadi pernikahan kami. Aku mencoba memercayainya, sampai aku mendengarnya di sebuah pesta. Dia mengaku kepada teman-temannya bahwa cintanya padaku adalah "koneksi yang dalam," tetapi dengan Arini, itu adalah "gairah" dan "bara api." Dia merencanakan pernikahan rahasia dengannya di Labuan Bajo, di vila yang sama yang dia janjikan padaku untuk hari jadi kami. Dia memberinya pernikahan, keluarga, kehidupan—semua hal yang tidak dia berikan padaku, menggunakan kebohongan tentang kondisi genetik yang mematikan sebagai alasannya. Pengkhianatan itu begitu total hingga terasa seperti sengatan fisik. Ketika dia pulang malam itu, berbohong tentang perjalanan bisnis, aku tersenyum dan memainkan peran sebagai istri yang penuh kasih. Dia tidak tahu aku telah mendengar semuanya. Dia tidak tahu bahwa saat dia merencanakan kehidupan barunya, aku sudah merencanakan pelarianku. Dan dia tentu tidak tahu aku baru saja menelepon sebuah layanan yang berspesialisasi dalam satu hal: membuat orang menghilang.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku