Saat adik-adikku sukses

Saat adik-adikku sukses

Ayu_Kusuma20

5.0
Komentar
1.5K
Penayangan
35
Bab

Sebuah cerita tentang pengorbanan seorang kakak untuk ketiga adiknya, akan tetapi saat adik-adiknya sukses, mereka malah melupakan jasa dan pengorbanan sang kakak dan malah menghina keadaannya.

Bab 1 Buka Bersama

Saat adik-adikku sukses

"Anak Teteh gak pernah makan enak ya, kayak orang kelaparan gitu," ucap Mala pada Nurma, kakaknya.

"Heh, Tedi. Gak boleh, kamu udah ngambil sepotong ayam goreng tadi, Ibumu ke sini gak bawa makanan apa-apa, cuma bawa perut," tegur Ratri pada cucunya sambil menangkis tangan Tedi yang hampir menyentuh piring berisi ayam goreng yang begitu banyak, rasanya tidak akan habis jika Tedi mengambilnya sepotong lagi.

"Teh, mending bawa anaknya makan di dapur, dari pada bikin recok di sini," Mala kembali berbicara.

Tanpa berkata apa-apa, Nurma langsung membawa Tedi ke dapur, meninggalkan Ibu, dan saudara-saudarnya yang sedang menikmati buka puasa terakhir di tahun ini.

Nurma sadar, dari banyaknya makanan, tidak ada satupun yang bisa dia akui. Semua makanan ini di beli oleh ketiga adiknya yang sedang kembali ke kampung halaman untuk merayakan hari raya idul fitri esok hari.

Mereka tidak sadar, jika bukan karena tangan Nurma, bahan mentah yang mereka bawa tidak akan menjadi makanan lezat yang sedang mereka nikmati sekarang ini.

Istilah uang tidak bersaudara itu memang ada dan nyata, seperti yang sedang Nurma alami. Nurma adalah sulung dari 4 saudara, dua adiknya perempuan dan satu lagi bungsu laki-laki.

Dari ketiga saudaranya, Nurma lah yang kini hidupnya paling memprihatinkan.

Diam-diam Nurma pulang, membawa Tedi yang menangis karena ingin ayam goreng.

"Udah pulang kamu Neng? emang udah selesai buka bersamanya?" tanya Hendi pada Nurma, istrinya.

"Udah," jawab Nurma, lirih.

"Tedi kenapa kok nangis?"

"Biasa anak kecil rewel, kayak gak ngerti aja."

"Ayam goreng, Tedi mau ayam goreng, Bapak." Bocah berusia 5 tahun itu mengadu pada Bapaknya sambil menangis.

Ada rada nyeri di hati Nurma, saat mendengar anak semata wayangnya merengek, hanya sapotong ayam goreng pun Nurma belum mampu membelikan untuk anaknya itu.

"Kata Nurma juga apa Kang, Nurma malas pergi ke sana."

"Maafin Akang ya, Akang gak tahu kalau kayak gini."

Awalnya Nurma menolak, saat Ratri, Ibunya. Menyuruh Nurma untuk datang ke rumahnya, namun Hendi memaksa Nurma untuk tetap menuruti permintaan Ratri. Meskipun Hendi sendiri di larang untuk datang.

"Kamu aja yang datang, si Hendi gak usah!" ucap Ratri pada Nurma.

Ketiga adiknya Nurma yaitu, Mala, Dewi, dan Lukman bisa di bilang hidupnya sudah berhasil, mereka memiliki pekerjaan dengan gaji yang cukup besar.

Nurma kurang mengerti apa pekerjaan adik-adiknya itu, yang jelas ketiga adiknya itu orang kantoran, Nurma hanya tahu pekerjaan Mala yang merupakan seorang pegawai bank.

Jika disadari, Nurma juga berperan dalam kesuksesan ketiga adiknya itu. Karena Nurma lah yang membiayai pendidikan mereka sampai mendapat gelar sarjana.

***

"Nurma, kamu gak usah lanjut sekolah ya, mending kerja aja bantu Ibu sama Bapak cari uang. Lihat! adik-adikmu juga masih kecil butuh biaya," ucap Ratri saat Nurma baru saja menerima surat kelulusan sekolah dasarnya.

"Tapi Bu, Nurma pengen tetap sekolah Bu."

"Kamu pikir biaya sekolah pake daun hah? pokoknya besok lusa Bu Darmi akan datang ke sini buat bawa kamu kerja di kota."

Impian Nurma untuk memakai seragam putih biru harus dia kubur dalam-dalam.

Disaat teman-teman sebayanya sedang mempersiapkan segala hal untuk masuk sekolah ke jenjang menengah pertama, Nurma justru sudah berjuang mencari pundi-pundi rupiah dengan menjadi asisten rumah tangga di Ibu kota.

Bahkan saat usia Nurma menginjak 18 tahun, Ratri meminta Nurma untuk menjadi TKW, karena Ratri merasa gaji Nurma di Jakarta tidak lagi cukup untuk membiayai ketiga adiknya, apalagi saat itu Mala sudah mau lulus SMP dan Mala ingin melanjutkan pendidikannya sampai memiliki gelar.

"Bu, kata guru aku itu pintar Bu, sayang kalau harus putus sekolah apalagi kalau jadi pembantu kayak Teh Nurma," ucap Mala yang membuat Ratri semakin mendesak Nurma untuk daftar menjadi TKW.

Nurma memang anak yang penurut, setelah melalui proses yang begitu panjang, akhirnya tiba hari di mana Nurma untuk terbang ke negeri orang, menggantungkan nasibnya di sana demi membahagiakan Ibu dan adik-adiknya.

***

Tok tok tok

Tok tok tok

"Nurma . . . ,"

"Nurma . . . ,"

Suara Ibunya yang memanggil namanya membuyarkan lamunan Nurma.

"Kamu ini gimana sih main pulang aja? kan di rumah belum beres. Ayo balik lagi, ruang tamu masih acak-acakan, piring gelas juga belum di cuciin," ucap Ratri saat Nurma baru saja membuka pintu.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Mengandung Anak Tuan Serigala

Mengandung Anak Tuan Serigala

Linsing
5.0

Deskripsi [Gadis jenius yang tangguh×Manusia serigala + Mafia Kejam+ONS Jadi Cinta Sejati+Cinta Manis]Fang Yi Lan adalah seorang mahasiswi jenius dari jurusan kedokteran. Walaupun memiliki otak yang jenius, tetapi Yi Lan benar-benar buruk dalam menilai seorang pria. Di hari ulang tahunnya yang ke-20, Yi Lan tidak sengaja memergoki kekasihnya sedang berselingkuh dengan adik tirinya. Belum cukup sampai disana, Ayahnya malah menyuruhnya untuk merelakan kekasihnya untuk adik tirinya itu. Selain itu, dia malah dipaksa untuk menerima lamaran dari seorang pria hidung belang. . Yi Lan tentu saja tidak bisa menerima keputusan Ayahnya. Dia langsung memberontak sejadi-jadinya. Dia merasa takdirnya benar-benar kejam dan tidak adil. Dengan segala daya upaya, Yi Lan akhirnya berhasil melarikan diri dari rumah Ayahnya. . Di dalam pelariannya, Yi Lan tidak sengaja bertemu dengan seorang pria yang sedang terluka parah. Pria itu berwajah sangat tampan dan dingin. Tubuhnya juga terlihat sangat kekar dan kuat. Tetapi sayangnya, ketika pria itu pingsan, pria itu tiba-tiba berubah wujud menjadi seekor serigala hitam yang berbulu lebat. . Yi Lan benar-benar terkejut saat melihat perubahan pria itu. Dia refleks langsung berusaha untuk melarikan diri. Tetapi sayangnya, hati nuraninya sebagai seorang dokter melarangnya untuk meninggalkan pria itu. Karena dibebani oleh rasa iba, Yi Lan akhirnya menolong pria itu. . Setelah luka-lukanya diobati, pria itu akhirnya kembali berubah wujud menjadi manuisa. Tetapi sayangnya, bukannya berterima kasih kepada Yi Lan, pria itu malah mengigit leher Yi Lan sampai meninggalkan jejak. Setelah itu, pria itu langsung memperkos4 Yi Lan dengan ganas. . " Wangimu benar-benar enak Nona..., mulai malam ini, kau adalah pasanganku, aku akan membuatmu mengandung anak-anakku... !!" . Yi Lan hanya bisa menangis histeris saat diperkos4 oleh pria itu. Dia merasa nasibnya benar-benar sangat buruk. Kesialan menimpanya tanpa henti. Seandainya memungkinkan, dia ingin mati sekarang juga.

Membalas Penkhianatan Istriku

Membalas Penkhianatan Istriku

Juliana
5.0

"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku