Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Cinta yang Tersulut Kembali
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Sang Pemuas
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalinya Marsha yang Tercinta
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta memang rumit. Menikah itu nasib dan mencintai itu takdir. Jadi kita tidak pernah tahu cintamu untuk siapa dan menikah dengan siapa.
-Sudjiwo Tedjo-
.
.
.
.
Mata Nila perlahan membuka,dan langsung mendapati wajah suaminya, Chandra,yang masih terlelap.
Dia tertidur berbantal lengan suaminya, dan dalam posisi bergelung selimut putih tebal dengan satu lengan Chandra yang memeluk pinggangnya.
Pelan-pelan Nila menyingkirkan tangan tersebut,lalu bangkit dari tidur. Rambut panjangnya kusut dengan wajah lesu tak bertenaga.
Dia melilit tubuhnya yang tak memakai apa pun dengan selimut tipis yang tersaruk di bawah ranjang,kemudian menghela nafas panjang.
Hampir semalaman Chandra 'menghajar' habis dirinya,membuat seluruh tubuhnya nyeri dan perih pada bagian sensitifnya.
"Mau kemana ?"
Sebuah suara terdengar,membuat Nila menoleh ke arahnya. Suaminya telah membuka mata dan tengah menatap ke arahnya.
"Mandi." ia beringsut.Tapi baru satu kakinya terjulur ke keluar ranjang,Chandra sudah menahannya.
"Nanti saja,ini hari minggu,aku ingin lebih lama bersamamu." ia sudah melingkarkan lengan kokohnya pada pinggang ramping istrinya.
"Mau apa lagi?" Nila terlihat marah.Ia berusaha melepas kungkungkan tangan Chandra.Tapi tak berhasil.
"Aku masih ada waktu,ini belum 24 jam." ia berkata.
Wajah Nila langsung memerah. "Aku capek,aku tak mau lagi." ia membuang muka.
"Mama sudah lama ingin cucu, dan kita sudah menikah hampir dua tahun." Pria 33 tahun dengan cambang yang melingkari sekitar dagu sampai pipinya itu berkata. "Apa kau tak malu terus-terusan di sebut perempuan mandul?"
"Terserah meraka mau bilang apa tentangku, aku tidak peduli." ucap Nila ketus.
Kembali ia bergeser turun dan berusaha melepas pelukan Chandra darinya.Tapi sayang,bukannya mengendur,Chandra malah melingkarkan kedua lengannya ke pinggang Nila dan menjatuhkannya ke tempat tidur.
Nila menjerit sambil menahan berat tubuh Chandra dengan kedua tangannya.
"Aku tak mau!" Nila menatap sengit ke arah Chandra dengan mata yang mulai berair.
"Lupa dengan perjanjiannya?" wajah Chandra yang bekesan kaku dengan kedua alis tebalnya itu berkata.
"Semalaman aku sudah memberikan hakmu,biarkan aku istirahat,aku lelah." Nila mencoba bernegosiasi. Jantungnya mulai berdebar kencang,takut suaminya itu tak akan mau mengerti.
"Dan setelah aku memberimu waktu istirahat,kau akan mengatakan jika waktu ku sudah habis..?"
Nila menelan ludah mendengar kata-kata suaminya,karena memang begitulah trik yang di gunakan. Namun kali ini,ia benar-benar merasa sangat lelah sampai pinggangnya pegal.
Chandra langsung membuka selimut yang menutupi tubuh indah istrinya.Membuat Nila berteriak dan berusah melawan.
"Tidak seperti ini." ia menangis,mencoba mempertahankan selimutnya. "Kau tak bisa memaksaku.Aku sudah cukup menuruti keinginanmu."
"Keinginan?" Chandra menyringai.Tampak sekali jika ia menahan marah. "Melaksanakan kewajiban seorang istri hanya di minggu ke 2?"