Ikatan pernikahan Nila dengan Chandra selama bertahun-tahun, tak mampu mengeser posisi Raksa dalam hati Nila. Nila lakukan apapun agar tidak hamil sambil berharap Raksa kekasihnya kembali. Pernikahan itu sekali seumur hidup, bukankah harusnya kita menikah dengan orang yang kita cintai ?
Cinta memang rumit. Menikah itu nasib dan mencintai itu takdir. Jadi kita tidak pernah tahu cintamu untuk siapa dan menikah dengan siapa.
-Sudjiwo Tedjo-
.
.
.
.
Mata Nila perlahan membuka,dan langsung mendapati wajah suaminya, Chandra,yang masih terlelap.
Dia tertidur berbantal lengan suaminya, dan dalam posisi bergelung selimut putih tebal dengan satu lengan Chandra yang memeluk pinggangnya.
Pelan-pelan Nila menyingkirkan tangan tersebut,lalu bangkit dari tidur. Rambut panjangnya kusut dengan wajah lesu tak bertenaga.
Dia melilit tubuhnya yang tak memakai apa pun dengan selimut tipis yang tersaruk di bawah ranjang,kemudian menghela nafas panjang.
Hampir semalaman Chandra 'menghajar' habis dirinya,membuat seluruh tubuhnya nyeri dan perih pada bagian sensitifnya.
"Mau kemana ?"
Sebuah suara terdengar,membuat Nila menoleh ke arahnya. Suaminya telah membuka mata dan tengah menatap ke arahnya.
"Mandi." ia beringsut.Tapi baru satu kakinya terjulur ke keluar ranjang,Chandra sudah menahannya.
"Nanti saja,ini hari minggu,aku ingin lebih lama bersamamu." ia sudah melingkarkan lengan kokohnya pada pinggang ramping istrinya.
"Mau apa lagi?" Nila terlihat marah.Ia berusaha melepas kungkungkan tangan Chandra.Tapi tak berhasil.
"Aku masih ada waktu,ini belum 24 jam." ia berkata.
Wajah Nila langsung memerah. "Aku capek,aku tak mau lagi." ia membuang muka.
"Mama sudah lama ingin cucu, dan kita sudah menikah hampir dua tahun." Pria 33 tahun dengan cambang yang melingkari sekitar dagu sampai pipinya itu berkata. "Apa kau tak malu terus-terusan di sebut perempuan mandul?"
"Terserah meraka mau bilang apa tentangku, aku tidak peduli." ucap Nila ketus.
Kembali ia bergeser turun dan berusaha melepas pelukan Chandra darinya.Tapi sayang,bukannya mengendur,Chandra malah melingkarkan kedua lengannya ke pinggang Nila dan menjatuhkannya ke tempat tidur.
Nila menjerit sambil menahan berat tubuh Chandra dengan kedua tangannya.
"Aku tak mau!" Nila menatap sengit ke arah Chandra dengan mata yang mulai berair.
"Lupa dengan perjanjiannya?" wajah Chandra yang bekesan kaku dengan kedua alis tebalnya itu berkata.
"Semalaman aku sudah memberikan hakmu,biarkan aku istirahat,aku lelah." Nila mencoba bernegosiasi. Jantungnya mulai berdebar kencang,takut suaminya itu tak akan mau mengerti.
"Dan setelah aku memberimu waktu istirahat,kau akan mengatakan jika waktu ku sudah habis..?"
Nila menelan ludah mendengar kata-kata suaminya,karena memang begitulah trik yang di gunakan. Namun kali ini,ia benar-benar merasa sangat lelah sampai pinggangnya pegal.
Chandra langsung membuka selimut yang menutupi tubuh indah istrinya.Membuat Nila berteriak dan berusah melawan.
"Tidak seperti ini." ia menangis,mencoba mempertahankan selimutnya. "Kau tak bisa memaksaku.Aku sudah cukup menuruti keinginanmu."
"Keinginan?" Chandra menyringai.Tampak sekali jika ia menahan marah. "Melaksanakan kewajiban seorang istri hanya di minggu ke 2?"
Nila terisak. "Jangan.." ia memalingkan muka dan memejamkan mata rapat-rapat,saat Chandra sudah naik di atas tubuh polosnya.
Di paksa istrinya menerima dirinya lagi.Membuat ia tersiksa oleh setiap gerakakannya yang menuntut dan meremukan pertahannya.
"..Pe..laan,aku moo..hon.." peluh mengalir dari dahi Nila.Ia memalingkan muka,sambil mencegkeran kain bantal kuat-kuat.
Rasanya tubuhnya seperti tercabik.
Memori gelap masa lalu membayang,membuat Nila makin tak rela tubuhnya di jamah oleh suaminya sendiri.
"Ja..ngan,jangan lagi.." kedua tangan Nila yang gemetar berusah mendorong pundak Chandra,saat suaminya itu mulai membuat tanda dengan cara menyesap kulitnya sampai berwarna biru keunguan.
Tapi Chandra tak mempedulikan penolakan istrinya.Dengan gerakan yang tetap stabil,dia mulai menjelajahi leher,pundak serta dada Nila yang naik turun sesuai ritmenya.
Tubuh Nila berkhianat,menolak.Tapi ia menerima segala kenikamatan yang Chandra berikan untuknya.Membuat tubuhnya menegang,dan ia mengelurkan suara yang bahkan dirinya sendiripun malu mendengarnya.
Nila langsung lemas.Tapi Chandra belum mau mengakhiri. Justru ini adalah gilirannya.
"Sudaaahh..." Nila menangis.
Kening Chandra berkerut, menatap wanita yang tergolek di bawahnya dan tak mau melihat ke arahnya.
Hampir dua tahun usia pernikahan mereka.Tapi istrinya itu tak kunjung memberinya keturunan.
Berbagai omongan miring tentang Nila yang di lontarkan Ibu kandungnya sendiri membuat ia tertekan.
Tapi di satu sisi Chandra juga paham,tentang pentingnya keturuna bagi keluarga besarnya.
Nafas Nila mulai berat.Matanya setengah terpejam dengan keringat mengalir deras.Ia tak bisa apa-apa selain memalingkan muka dan membiarkan Chandra terus menghujaminya.
Istrimu mandul,Chandra.
Kata-kata Ibunya beberapa saat lalu terlintas,membuat Chandra makin emosi dan mengoyak tubuh istrinya,sampai ia menjerit dan menarik apa pun yang berada di dekatnya,bersamaan dengan ia yang mencapai puncak.
Matahari telah tinggi saat Nila tersadar dari tidurnya. Ia mendengar suara gemericik air saat matanya yang kosong menatap langit-langit kamar.
Suaminya sudah meninggalkannya dan kini tengah membersihkan diri. Ini adalah kesempatan untuknya.
Badanya yang lungrah ia paksa untuk bangun,membuat kepalanya langsung pening.
Di buka selimut yang menutupi tububnya yang lembab dan di penuhi bekas percintaan.
Ia memandang dirinya sendiri pada kaca meja rias yang berada tepat di pijok ruang dan menghadap ke arahnya.
Wajahnya maki lusuh dengan rambut panjangnya yang tak beraturan.Dan yang membuat Nila merana,bagian leher dan dadanya yang pasti nanti dia bingung bagaimana menutupi bekas ciuman Chandra ini.
Seperti tersadar akan sesuatu.Nila lekas turun dari ranjang,meski tak memakai apa pun. Kakinya masih gemetar.
Tapi ia paksa untuk jalan.
Cairan milik suaminya menetes-netes,membuat Nila bergidik saat merasakan cairan licin itu bergesekan degan kulitnya. Biasnaya,Nila akan langsung lari ke kamar mandi untuk membersihkan cairan menjijikan itu. Tapi kali ini tidak,Nila tak mau sampai kecolongan,dan saat Chandra tengah mandi ini adalah waktu yang tepat.
Di buka laci sebuah meja yang terdapat di kamar tidur tersebut.Tangannya merogoh agak dalam,setelah tadi mengeser barang-barang tak penting yang sengaja ia tumpuk,untuk menutupu benda berharganya.
Sebuah botol kecil bening terbuat dari kaca,berisi beberapa tablet pil KB yang sebagian telah ia minum.
Suara guyuran air shower terhenti. Cepat-cepat Nila mengambil satu butir dan meminumnya bersamaan dengan air putih pada gelas kaca yang tersedia di atas meja.
Bab 1 SUAMI
16/12/2021
Bab 2 GURU
16/12/2021
Bab 3 KENANGAN
16/12/2021
Bab 4 BUNGA MATAHARI
16/12/2021
Bab 5 TAK BAHAGIA
16/12/2021
Bab 6 SEKRETARIS
16/12/2021
Bab 7 HUBUNGAN SUAMI DAN ISTRI
16/12/2021
Bab 8 BUNUH DIRI
16/12/2021
Bab 9 SELENA
16/12/2021
Bab 10 LUKA
16/12/2021
Bab 11 MAMI
16/12/2021
Bab 12 SUATU TEMPAT
06/01/2022
Bab 13 KEJUTAN
06/01/2022
Bab 14 MENYENANGKAN HATIMU
06/01/2022
Bab 15 RASA CINTA
06/01/2022
Bab 16 IMPIAN DAN CITA-CITA
06/01/2022
Bab 17 RAKSA
16/01/2022
Bab 18 KELIRU
16/01/2022
Bab 19 TAK BERARTI
16/01/2022
Bab 20 MALAPETAKA
16/01/2022
Bab 21 PEDIH
16/01/2022
Bab 22 CURIGA
16/01/2022
Bab 23 CURIGA II
16/01/2022
Bab 24 PERTENGKARAN
16/01/2022
Bab 25 RASA DALAM HATI
16/01/2022
Bab 26 KEJADIAN DI PAGI HARI
09/02/2022
Bab 27 AKU SUKA
09/02/2022
Bab 28 BERITA
09/02/2022
Bab 29 REMUK
09/02/2022
Bab 30 PERSIMPANGAN
09/02/2022
Bab 31 NELANGSA
09/02/2022
Bab 32 MUAL
09/02/2022
Bab 33 IPAR DAN MERTUA
09/02/2022
Bab 34 KUE
09/02/2022
Bab 35 KUE II
09/02/2022
Bab 36 AKU LAPAR
09/02/2022
Bab 37 GELOMBANG
09/02/2022
Bab 38 TIDUR BERSAMA
09/02/2022
Bab 39 MEMBAIK
09/02/2022
Bab 40 TAK ACUH
09/02/2022
Buku lain oleh Hijaudaun_birulangit
Selebihnya