Pemilik Hati
erhenti di sebuah taman kanak-kana
annya,dan tanpa bicara s
ngan tangan Nila. Membuat istrinya tersebut,meng
an pandangan anti
angkan saranku kem
a."Aku suka di sini
melihat suaminya.Penuh permusu
Kau juga akan cepat lelah, kare
Nila tertarik. "Aku tidak sepert
gangkat wajah jika dua orang majikannya ini sudah b
ndangan dingin yang membuat siapa
an tanpa pamit pada Chandra,wanita yang pagi ini terlihat manis dengan s
up,Chandra memperhatikan istrinya yang di sam
melihat Nila tertawa riang bersa
a pandangan pertama. Tapi dia juga y
kan mobil,saat gerombolan anak kecil ta
dengan suka cita. Caranya berbicara,serta air muk
ia di kelilingi anak-anak polos ya
hatiku senang, lalalala..la..la..la.." Nil
sendiri. Melupakan sejenak lara hatinya dengan meman
mungkin terwujud,serta masa depan impian yang
alan ke arahnya,lalu duduk berhadapan dengan ia yang sedang
arah Kepala sekolah bertubuh subur itu sesa
jar di sini." ucap Bu Ida perlahan. "Anak-anak
uk bangau. Ekspresi wajahnya berubah. Ia teringat Cha
asional seperti Bu Nila,rasanya kurang pantas bekerja
tu ?" Nila menatap lawan bicaran
kerjanya itu,membu
ng membuat aku bahag
jadi baru,juga melengkapi dengan peralatan pendukung lainnya." Bu Ida menerangkan. "Kami sangat te
sadar tangannya ikut terkepa
" kepala sekolah tersebut melamjutkan. "Baliau ju
ya tak menangis.Ia tak mau orang lain mengetahui
ri.Meskipun tanpa bertanya pun,Nila ia sudah tahu,bahwa lagi-lagi suamin
." Bu Ida menunjukk
menghindari tatap
mau bekerja,haruslah di tempat yang
" Nila berhenti sebentar untuk mengamati reaksi dari lawan bicaranya. "Tapi ji
Nila mengajar.tmTapi orang seperti
salam saya kepada anak-anak. Saya tidak tega jika harus berpa
arus sekarang berpamitannya.Anda masih bisa mengajar satu, atau dua minggu lagi." wanita bertubuh gemuk itu te
ermisi."dia pamit begitu saj
Ida masih berusaha menahan.T
raya, karena hujan akan segera turun. Tak mau kalah dengan pengguna sepeda motor,yang bermobil
an raya.Menuduk sambil memegangi tali tas
ke mana. Titik-titik air hujan mulai berjatuha
lung Nila tetap berdiri di atas trotoar yang
matanya meleleh bersama hujan
i biasa. Betapa terkejutnya ia,saat mendeng
keja di tempat yang lebih baik. Tapi sepertinya Bu Nila tersinggung dan lang
gin marah,tapi hari telah sore,dan jarak pulan
strinya. Segera ia meninggalkan sekolah
mpai tanpa sengaja menginjak kubangan air,
ung menganti.Tapi tidak kali ini,ia sibuk menel
ngeser-gese
istriku." Chandra memerintahkan
dari kaca mobilnya yang tengah melaju di jal
keningnya berdenyut