Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Aku dan Maduku
5.0
Komentar
17
Penayangan
4
Bab

Memiliki momongan setelah menikah adalah impian setiap pasangan suami istri. Hati istri mana yang tidak bahagia setelah penantian selama tiga tahun menikah itu telah terwujud. Sarah berniat untuk memberikan kejutan pada Farhan mengenai kabar kehamilannya. Namun, justru Sarah yang mendapatkan kejutan dari Farhan. Suaminya itu mengatakan jika dirinya akan menikahi wanita lain. Bak tertimpa batu yang sangat besar, hingga membuat hati Sarah terasa sesak mendengarnya. Apakah Sarah akan memberitahu mengenai kehamilannya pada Farhan? Dan apakah Sarah menyetujui pernikahan Farhan? Ikuti kisah selengakpnya ...

Bab 1 Pilihan Sulit

"Bagaimana dengan tawaranku beberapa hari yang lalu, Farhan? Apa kau sudah memutuskannya?" Pak Andika menagih jawaban pada Farhan.

Farhan bingung, ia menatap Andika dan putrinya yang berada di sampingnya, yaitu Lidia. Lidia tersenyum sangat manis pada Farhan, melihat senyuman Lidia itu membuat Farhan semakin bingung.

"Maaf, Pak, tapi saya sudah menikah. Saya tidak bisa menikah lagi," tolak Farhan dengan halus.

Benar, Farhan sudah menikah. Dia menikah dengan wanita bernama Sarah, Sarah memiliki kepribadian yang baik, lembut dan penurut. Pernikahan mereka sudah berjalan selama tiga tahun. Namun, mereka belum juga dikaruniai seorang anak. Memang belum rizeki untuk mereka, Tuhan memiliki banyak cara dan takdir yang baik untuk para hambanya.

"Ha-ha-ha ... apa yang kamu banggakan dari Istri kamu itu, Farhan? Bukankah banyak di luar sana memiliki Istri lebih dari satu? Jika kau bersama dengan Puriku, aku bisa menaikkan jabatanmu menjadi direktur, bahkan aku bisa memberikan 15% saham perusahaanku padamu. Ini adalah kesempatan emas untukmu, Farhan, jangan sampai kau menyesalinya," bujuk Pak Andika.

Andika menawarkan sesuatu yang sangat fantastis, dia bukanlah orang biasa. Andika merupakan boss dari tempat Farhan bekerja selama ini. Andika rela memberikan apa saja pada Farhan demi putrinya tercinta. Penawaran yang diberikan oleh Andika itu memang sangat menggiurkan, tetapi, apakah dia harus menerimanya? Tidak mungkin jika dirinya harus menikah lagi. Ia sangat menyayangi Sarah, tidak mungkin jika dirinya harus menghianati istrinya.

"Bagaimana, Farhan?" tanya Andika lagi. "Aku bisa membantumu untuk menutupi pernikahanmu dengan putriku dari Istrimu," sambung Andika dengan memaksa.

Farhan menunduk dan memejamkan matanya sebelum menjawab, pertanyaan itu benar-benar sangat sulit.

***

Sarah bangkit dari sofa dengan perut yang terasa mual dan pusing tak tertahankan. Ia memegang perutnya dengan perasaan tidak enak, Sarah berjalan ke kamar mandi dengan langkah terhuyung. Ketika ia mencoba memuntahkannya, yang keluar hanya berupa air.

"Kenapa rasanya sangat mual sekali? Apa aku salah makan, ya?" ujar Sarah dengan mengingat-ingat sarapan apa yang ia makan bersama Farhan.

"Tapi ... aku dan Mas Farhan juga makan seperti biasanya, kok. Aku juga tidak memiliki alergi dengan makanan, kenapa rasanya sangat mual seperti ini, ya? Apa masuk angin?" ucap Sarah lagi.

Rasanya Sarah masih ingin memuntahkan isi di perutnya, tetapi lagi-lagi hanya cairan putih yang keluar. Lidahnya terasa sangat pahit.

"Sebaiknya aku periksa saja." Sarah membasuh mulutnya lalu melangkah keluar dan memutuskan untuk memeriksakan kondisinya.

Baru kali ini Sarah merasakan perut yang bergejolak, ia khawatir jika ada yang salah pada dirinya. Tak butuh waktu lama untuk bersiap, Sarah menyambar tasnya lalu memesan ojek online untuk menuju klinik terdekat. Sarah tidak bisa mengendarai motor sendiri, biasanya dia akan pergi bersama Farhan, tetapi Farhan masih berada di kantor. Tak enak jika dia harus meminta Farhan pulang, Farhan cukup sibuk akhir-akhir ini.

Menempuh perjalanan sepuluh menit, akhirnya Sarah tiba di Klinik Kasih Ibu. Tak lupa Sarah membayar ojek terlebih dahulu lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam puskesmas. Tanpa berlama-lama Sarah menemui dokter yang sedang bertugas dan mengatakan permasalahan yang dia alami sebelumnya.

"Apakah Bu Sarah memiliki siklus menstruasi yang teratur?" tanya Dokter Ana.

"Sebenarnya, siklus saya agak tidak teratur, Bu Dokter. Tapi, selain rasa mual yang saya alami tadi, beberapa hari ini saya juga merasa cepat lelah. Tapi itu saya anggap karena kelelahan," jelas Sarah.

"Mungkin sebaiknya kita melakukan tes untuk memastikan. Saya akan memberikan Bu Sarah tes kehamilan terlebih dahulu. Ibu bisa melakukannya di sini atau juga bisa di rumah," ucap Dokter Ana.

Mendengar tes kehamilan itu, jantung Sarah berdetak sangat kencang. Bohong sekali jika dia tidak berharap akan keajaiban yang ia tunggu-tunggu selama tiga tahun ini bersama Farhan. Ada setitik harapan di hati Sarah hari ini.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh nonasulung

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku