Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Aku kuat, tapi aku lelah

Aku kuat, tapi aku lelah

ans_author

5.0
Komentar
226
Penayangan
4
Bab

Irma begitu kuat menghadapi cacian dan makian dari keluarga suaminya tak jarang ia di luar sana menjadi bahan perbincangan para tetangga karena ulah mertuanya yang suka menebar fitnah yang menjelekkan Irma, dua tahun Irma bertahan dalam keluarga toxic karena suaminya begitu baik pada nya, perlahan tapi pasti suaminya pun mulai berubah kasar dan membuat Irma lelah ditambah kehadiran dari cinta masa lalu suaminya, membuat ia meradang dan memutuskan untuk pergi, akan kah Irma medapatkan kebahagiaan, ataukah keluarga suaminya mendapatkan karna lebih cepat dari nalar manusia?

Bab 1 Bertahan karena suami

Bab 1

"Irma!!!!" suara ibu lastri menggelegar terdengar sampai ke belakang membuat semua orang yang ada di rumah itu menjadi keluar kamar.

"Ada apa sih bu, pagi pagi kok teriak teriak?" tanya Dito.

"Iya tuh ibu, ganggu orang tidur aja, masih pagi ini" gerutu Dita.

"Bagaimana ibu tidak teriak, kakak ipar mu belum keluar dari kamar, lihat rumah kotor, halaman banyak daun berserakan, entah ngapain aja sih Irma itu" kata bu Lastri dengan emosi.

Tak lama Irma pun datang dari arah belakang rumah dengan tergopoh gopoh.

"Ada apa bu?" tanya Irma dengan ketakutan.

" pakai nanya segala kenapa rumah masih kotor, halaman depan juga masih kotor, kerja mu itu apa hah!" bentak bu Lastri.

"Maaf bu, tadi saya nyuci sambil masak, kan Dito dan Dita berangkat pagi" kata Irma menjelaskan.

"Oh ya sudah kerjakan pekerjaan mu, awas kalau rumah belum bersih!" ancam bu Lastri.

"Iya bu" kata Irma dengan patuh.

Setelah adanya drama kemarahan bu Lastri, akhirnya rumah pun kembali sepi, Irma kembali menjalankan tugas nya di dapur, setelah dapur bersih ia pun lekas menyapu ruang tamu dulu, sambil menunggu datangnya tukang sayur,

"Yur!!!!!, sayur!!!! " suara abang tukang sayur terdengar dari kejauhan membuat Irma menghentikan pekerjaan nya dan masuk ke dalam.

"Bu, minta uang buat belanja" kata Irma.

"Apa!!, minta uang sama saya, yang benar saja kamu, saya tidak punya uang!" kata bu Lastri.

"Tapi uang jatah Irma dari mas Bondan habis bu" jawab Irma dengan ketakutan.

"Apa habis, kamu ya jadi istri boros sekali, dikasih uang banyak sudah habis, kasihan sekali anak ku" kata bu Lastri.

Irma hanya diam saja karena selama ini yang menghabiskan uang belanja adalah bu Lastri, setiap hari bu Lastri akan meminta makanan yang enak enak dan bergizi.

"Sudah biar saya saja yang belanja, sana kamu ke belakang jangan pernah muncul di depan sebelum saya panggil" usir bu Lastri.

Bu lastri pun segera berangkat ke tempat tukang sayur untuk belanja disana biasanya bu Lastri akan ghibah bersama para tetangga yang selalu julid dengan ke hidupan Irma.

Sesampainya di tukang sayur.

"Pagi ibu ibu, masak apa hari ini?" tanya bu Lastri menyapa.

"Eh bu, kok bu Lastri terus sih yang belanja, menantunya mana?" tanya bu warsih.

"Halah bu War ini apa tidak tau, itu menantu bu Lastri masih tidur" jawab bu Patmi.

"Eh kok tau sih bu Patmi ini?" tanya bu Lastri sambil milih milih sayur.

"Ya tau lah bu, kan saya sering main ke rumahnya bu Lastri, yang ngerjain pekerjaan rumah juga bu Lastri, menantunya itu cuma ongkang ongkang kaki saja" kata Bu Patmi.

"Aduh bu Lastri, kok jadi mertua sabar amat, kalau saya jadi ibu sudah saya tendang itu menantu kurang ajar" celetuk salah satu ibu ibu.

"Bagaimana lagi bu, wong anak saya saja tidak percaya dengan saya, yang ada malah lebih percaya sama istrinya" kata bu Lastri sambil tergugu pura pura nangis.

"Yang sabar ya bu Lastri, jangan mau kalah lawan saja menantu kurang ajar itu" usul salah satu ibu yang belanja di sana.

"Biar lah bu, saya hanya bisa pasrah" kata bu Lastri.

Setelah puas ghibahin menantunya dengan di bumbui sedikit intrik dan playing victim bu Lastri pun mengakhiri belanjannya.

"Saya permisi ya bu, takut menantu saya ngamuk" kata bu Lastri setelah membayar.

Bu Lastri pun berjalan sangat cepat dan begitu sampai di dalam rumah langsung teriak dengan suara yang kencang.

"Irma......!!!, heh b*d*g. Sini kamu, saya belanja kamu malah enak enakan di kamar" teriak bu Lastri dengan suara yang mengeleggar.

"Maaf bu, Irma dari belakang jemur baju" jawab Irma.

"Heh masak yang enak, nanti malam pacar Dita akan datang ke sini, awas kamu jangan muncul di depan!" ancam bu Lastri.

"Baik bu" kata Irma.

Penampilan Irma semenjak menikah dengan Wisnu menjadi semakin tak terawat jangankan untuk membeli skincare, daster miliki nya saja sudah banyak yang boloh dan di jahit saja, Wisnu tak pernah membelikan baju atau memberikan uang lebih untuk kebutuhan pribadi Irma.

Irma, masak menu sederhana karena nanti sore harus masak untuk makan malam karena pacar Dita akan datang.

"Kamu masak apa hari ini Ir?" tanya bu Lastri.

"Sayur asem, ayam goreng samal trasi bu, udang sama dagiang nya buat nanti sore katanya pacar Dita mau datang" jawab Irma.

"Bagus, oh ya nanti kamu ngakunya pembantu saja, awas kalau ngaku kakak ipar Dita, mau ditaruh dimana mukanya Dita" kata bu Lastri.

"Baik bu, aku akan nurut" kata Irma sambil ngorang ayam.

"Cepat masak nya jangan lelet, saya sudah lapar" kata bu Lastri.

Dengan cekatan Irma pun mengulek sambel dan menghidangkan makan siangnya di meja makan.

Bau harum masakan Irma pun menyebar membuat perut bu Lastri keroncongan padahal belum waktunya jam makan siang.

"Cepat ambilkan saja piring saya lapar!" kata bu Lastri.

Irma pun mengambilkan piring dan menuang nasi ke atas piring itu baru menyerahkannya pada bu Lastri.

Dengan lahap bu Lastri pun makan hingga tak menyisakan satu bulir nasi pun di atas piring nya.

"Masakan mu selalu saja enak, gitu dong jadi menantu berguna sedikit, sudah badan seperti gapura, mandul lagi bikin eneg suami mu saja" kata bu Lastri bagai pisau yang menancap di jantung Irma.

Selama ini Irma diam saja ketika anggota keluarga di rumah ini menyiksa psikis nya secara verbal dengan kata kata yang menusuk hati, begitu pun disaat ia di perlakuan bak pembantu tetap ia Terima karena Bagi Irma selama suaminya masih sayang dengan dia, ia akan tetap bertahan meski berbagai hinaan dan cacian keluar dari mulut anggota keluarga suaminya itu.

Setelah membersihkan bekas masak dan bekas makan milik mertuanya, ia pun masuk ke ruang setrika karena ini waktunya ia menyetrika baju baju semua anggota keluarga.

Helai demi helai baju sudah berhasil di setrika, sudah di kelompok kan sesuai nama anggota keluarga di rumah ini.

Sambil mengistirahatkan badan Irma pun mengirim pesan kepada suaminya yang ada di tanah rantau.

@Irma: mas sudah makan apa belum, jangan lupa makan ya. Irma pun mengirim pesan itu kepada suaminya.

Dengan harapan suaminya akan membalas dan benar saja tak lama pesan dari suaminya pun datang.

@wisnu: mas sudah makan sayang, kamu juga jangan lupa makan ya, jaga hati mu di sana. Balas Wisnu.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh ans_author

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku