Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Srak! Brush!
Hadiah yang sudah dipersiapkan Riki diinjak begitu saja oleh Nadine. Padahal, Riki sudah mengumpulkan uang cukup lama untuk memberikan hadiah ulang tahun untuk Nadine. Kekasihnya itu, kini langsung menginjak kado tersebut. Tepat, ketika seorang lelaki kaya menunggu di dekat mobilnya.
”Kita putus! Aku sudah tidak ingin berhubungan lagi dengamu!” Nadine berjanji pada Marcel untuk memutuskan hubungan cintanya dengan Riki. Marcel akan menjadi kekasihnya, dia adalah seorang Player kaya dan memiliki banyak uang.
”Ingat! Player sampah sepertimu, masa depanmu tidak akan berkembang! Kamu hanya sampah!” kata terakhir Nadine dan meninggalkan Riki begitu saja. Nadine segera menghampiri Marcel, Marcel tersenyum dan mereka pun pergi.
Riki masih terdiam di tempatnya berdiri, dia memunggut kado yang dipersiapkan untuk Nadine. Itu adalah Handphone yang sudah dipersiapkannya. Ah, sudahlah! Toh, hidup pasti akan terus berjalan.
”Aku memang payah!”
Riki menyimpan kadonya kembali. Dia pun menuju motornya, kuliah sudah berakhir. Saatnya untuk pulang. Takdir memang payah untuknya, uang adalah segalanya di dunia ini. Riki bersiap untuk pergi dan melaju motornya. Dia harus ke Rumah Sakit, Ibunya sedang sakit dan dirawat di ICU. Sesak napas Ibunya kambuh, dan Riki hanya memiliki Ibunya tersebut di dunia ini.
Nadine memutuskan hubungannya dengan Riki, pasti hanya karena satu hal. Kemiskinan!
Tuuut! Tuuutt! Tuuutt!
Hanphone Riki berbunyi.
” Riki, kita ada raid dengan bayaran tinggi. Dungeon tingkat enam!” itu adalah suara Evans yang merupakan teman satu kelas. Dia sudah pulang duluan dari tadi.
”Baiklah Evans, kapan kita akan masuk?”
”Sore, pukul 16.00, aku juga sudah memasukkan daftar usermu di dalamnya.”
”Baiklah!”
Tahun 2030, dunia berkembang sangat cepat. Teknologi telah menguasai kehidupan manusia. Di seluruh dunia ini, ada game yang menjadi legenda. Sky Legend. Ada 2 Milyar user dari seluruh dunia bermain dalam Sky Legend, dan mereka yang memiliki keahlian dalam bidang game bersama mendirikan Sky Legend. Hasilnya, luar biasa. Semua Player game di seluruh dunia tertarik dan berpindah ke Sky Legend. Bahkan, banyak orang yang bekerja di dalam game, dengan mengumpulkan Kristal.
Riki, salah satu yang menjadi buruh di Sky Legend. Semua orang bermain dan menjadi Player dan menjadi kaya serta Pro Player. Sedangkan, Riki terjebak untuk mencari kristal dan memenuhi keperluan hidup dan juga mengobati Ibunya. Permainan Augmented Reality dengan harga kapsul game yang mahal. Hal itu membuat sang Ibu, menjual tanah satu-satunya untuk membelikan Riki peralatan Sky Legend.
Pecundang! Riki menggerutu dalam hati. Dia langsung menjalankan motornya dan pergi ke Rumah Sakit. Ibunya sudah mulai pemulihan, dia bisa pulang. Riki harus menjemputnya. Riki melihat Ibunya dan tersenyum. Ibunya sudah sadar sejak kemarin, Ibunya memaksa untuk pulang. Tiga hari Ibunya harus dirawat intensif karena kesulitan bernapas.
Masalahnya sekarang adalah, tagihan Rumah Sakit. Uang sudah habis, Riki pun akhirnya menandatangani surat hutang kepada pihak Rumah Sakit. Ibunya pun bisa pulang. Riki membonceng Ibunya dengan perlahan, di sepanjang perjalanan Riki diam saja dan tak bersuara. Kondisi keluarga Riki dan Ibunya sekarang miris, tinggal di sebuah kontrakan. Segalanya payah! Riki hanya menjadi sampah dalam hidup ini! Riki hampir saja menangis.
Pluk!
Itu adalah tangan lembut Ibunya di pundak kiri Riki.
”Jangan dipikirkan, Riki. Biarkan Ibu yang memikirkan hutang Rumah Sakit, kamu fokuslah belajar! Sebentar lagi Tugas Akhir akan dibuat bukan?” suara lembut ibunya itu, membuat Riki menangis sepanjang perjalanan. Dia tak bisa menahan dirinya lagi, sampah sepertinya hanya selalu menjadi pecundang!
Sampai di rumah, Riki membantu Ibunya untuk istirahat. Saat itu juga, adiknya Sendi pulang dari sekolahnya, dia baru kelas satu Sekolah Menengah Pertama.