Gu Chaewon, ada seorang Dewi rubah berekor sembilan yang turun ke bumi karena terjadi sesuatu di dalam istana langit. Segel yang di berikan oleh Hwa nim sang Dewa langit telah membuat Chaewon lupa akan dirinya yang sebenarnya, dan hal tersebut membuat Chaewon seperti hidup di dalam sebuah dimensi yang berbeda dan berkepribadian ganda. Dirinya yang terus terperangkap di dalam masa muda seorang gadis malah membuat dirinya terus menerus serakah akan apa yang sudah di takdirkan oleh Dewa, Ia ingin melindungi sosok pria bernama Lee Tae oh yang sebelumnya adalah teman masa kecil dari tubuh gadis yang Chaewon pakai. Semakin Chaewon mengingat siapa dirinya, maka ia malah semakin akan jauh dengan Tae Oh, amarahnya yang dulu tidak tersalurkan malah membuat sebuah bencana pada dunia Para Dewa dan Manusia. Banyak Dewa yang juga turun tangan untuk menghentikan Chaewon termasuk Hwa nim, suami dari Chaewon yang memberikan segel pada dirinya. setelah apa yang ia lalui selama ini, mampukah Chaewon berdamai dengan takdirnya, atau malah terus melanjutkan tujuannya untuk mengubah tatanan kehidupan di dalam dua dunia yang sangat bersebrangan ini?
Angin berhembus dengan tenang dan menerbangkan kelopak Bunga mawar yang tumbuh di sebuah bahu jalan menuju sebuah lapangan yang luas, Lapangan itu di penuhi oleh rumput-rumput yang hijau dengan sebagian yang kering karena sinar matahari.
Di tengahnya terdapat sebuah pohon besar yang rindang yang tumbuh dan di jadikan sebagai tempat berteduh oleh seseorang dari sinar matahari, Angin yang menerbangkan kelopak bunga tersebut meniupkan salah satu kelopak bunga pada orang yang tengah berbaring di bawah pohon tersebut, Kelopak bunga itu terhenti tepat di wajahnya yang membuat orang tersebut perlahan membuka matanya.
Gu Chaewon, membuka matanya dengan perlahan, Ia pun menghembuskan nafasnya dengan berat, dengan tatapan penuh rasa lelah ia memandangi langit-langit kamarnya selama beberapa menit sampai akhirnya ia pun bangkit dari tempat tidurnya dan bergegas untuk bersiap-siap pergi ke sekolah.
Ia turun dari kamarnya untuk segera pergi ke sekolah, dan ia mendapati bahwa kedua orang tuanya tengah tidak ada di rumah.
" seperti ini lagi pada akhirnya " Ucap Chaewon dengan pelan.
Chaewon melanjutkan langkahnya untuk keluar rumah, ia berjalan kaki dan pergi melalui jalan besar agar bisa menaikki bus, Bus datang tidak lama setelah Chaewon sampai di halte, ia segera menaiki bus tersebut dan duduk di kursi belakang dekat jendela.
Ia hanya mengambil ponsel yang ada di tasnya dan segera memasangkan earphone pada ponsel tersebut agar Ia bisa segera mendengarkan musik dan tidak melihat ke arah penumpang yang lainnya, seperti tidak ingin tahu akan apa yang ada ada dunia luar, Chaewon bersikap untuk acuh pada semua hal yang ada di sisinya.
Gu Chaewon menjadi murid pindahan sejak awal bulan lalu, sudah satu bulan ia bersekolah di Seoul International School dan selama satu bulan ini ia belum bisa berbaur di lingkungan baru, Setiap sampai ke sekolah ia hanya berdiam diri di kursi nya sambil menulis di buku catatannya, dan ketika jam istirahat tiba ia hanya akan membeli susu kotak di kantin sekolah dan pergi menuju atas balkon.
" Kau siswi yang bernama Gu Chaewon kan? aku Jessie park, salam kenal " sahut seseorang wanita yang berdiri di depan Chaewon sambil mengulurkan tangannya dengan senyuman di wajah. Dengan perlahan wanita dingin itu meraih tangan Jessie dan membalas senyuman itu dengan senyuman kecilnya.
" aku adalah ketua kelas di kelas ini, dan selama satu bulan sejak kau datang ke kelas ini aku selalu memperhatikan mu " sahut Jessie sambil mendorong kursi dan duduk di dekat Chaewon.
" kenapa kau memperhatikan ku? aku tidak ingin mencampuri urusan kalian, aku hanya ingin segera cepat menyelesaikan sekolah ku itu saja" sahut Chaewon pelan.
" karena aku ingin menjadi teman mu, nanti saat jam istirahat aku ingin mengajak mu makan siang bersama dan aku tidak ingin kau menolaknya " sahut Jessie sambil tersenyum dan bergegas kembali ke tempat duduk nya.
Chaewon pun melanjutkan kegiatan menulisnya, tapi pikirannya malah berpokus pada ajakan dari Jessie tadi, Ia pun menghentikan tangan nya yang sedang menulis tersebut dan menengok perlahan ke arah jendela, disana terdapat seekor burung tengah singgah di ujung jendela dan menatap ke arahnya.
Chaewon pun menyadari apa tujuannya berada di tempat tersebut, ia perlahan menarik lengan seragam sekolahnya dan melihat sebuah gelang yang melingkar di tangannya, ia hanya menarik nafas dalam dan memejamkan matanya perlahan.
*FLASHBACK ON*
Burung – burung pun berkicauan dan terbang dengan bebas di sekitaran sungai Han, dengan mengenakan seragam sekolah dan hoodie berwarna merah Chaewon terduduk di pinggiran sungai dengan sebatang rokok di bibirnya.
" Gu Chaewon, sepertinya banyak hal yang saat ini terjadi di tempat yang sudah sangat asing untuk mu" Bisik Cheong Ryong.
Chaewon tidak mau mendengarkan apa yang di katakan temannya itu yang sudah sangat sering berusaha membuat Chaewon mengingat sepenuhnya akan siapa dirinya yang sebenarnya.
" Aku sudah tidak tertarik lagi dengan semua hal yang kau katakan Cheong Ryong, kenapa kau tidak datang pada saudara mu yang lain dan membahas masalah kalian saja?" ucap Chaewon santai.
" Jangan mengatakan hal seperti itu, sudah sangat jelas terlihat jika dirimu yang sudah sangat sekarat di tempat ini, lagi pula kenapa kau bisa tidak mengingat semuanya? aku tanyakan sekarang padamu apakah kau ingat tubuh siapa yang kau pakai saat ini?"
Chaewon langsung melirik ke arah Cheong Ryong yang kemudia memasang ekspresi yang datar, banyak hal yang seharusnya tidak perlu Cheong Ryong tanyakan pada Chaewon, Chaewon adalah wanita yang begitu sangat sensitif akan masa lalu dirinya yang merasa sudah sangat terbuang dari dunia para Dewa.
Hanya karena sebuah rasa takut akan sebuah kekuatan yang besar dan masih belum terlihat faktanya, ia harus terlempar ke dalam dunia manusia seperti ini dan terus hidup bersembunyi dari para Dewa yang mengawasi dirinya dari atas.
" Cheong Ryong, kau percaya bukan jika suatu hari aku akan kembali membalas semua hal buruk yang aku dapatkan dulu?" tanya Chaewon dengan sangat tiba-tiba.
Cheong Ryong pun langsung menoleh ke arah Chaewon dan mengangguk tanpa lama, ia tahu jika temannya akan menemukan jalan untuk dirinya bertemu dengan sebagian dirinya yang hilang, namun hal itu malah membuat Chaewon terus terbawa suasana sampai saat ini.
Ia yang tidak tahu harus mencari kemana sebagian dari dirinya sendiri hanya bisa mencari melalui tubuh seorang wanita yang lemah dan putus asa ini, Chaewon seperti ada di setiap hati wanita yang sudah putus asa dan pendendam.
Sulit untuk Cheong Ryong juga menemui Chaewon dalam keadaan seperti ini, setiap kali ia akan bertemu dengan Chaewon dirinya harus menyamar menjadi seorang manusia agar para Dewa tidak menemukan jejak dirinya yang bertemu dengan Chaewon, dalam keadaan seperti ini tentu saja Chaewon akan sangat mudah di singkirkan.
" Chaewon, dimana pun kau berada dan kapan pun kau akan keluar, aku akan selalu mendukung mu dan berdiri di belakang mu bersama dengan adik ku yang lainnya, jika mereka saja bisa berpikir akan menyingkirkan mu, maka tidak akan salah jika mereka juga akan menyingkirkan aku dan saudaraku " ucap Cheong Ryong yang seperti sangat meyakinkan.
Chaewon langsung berdiri dan menghadap ke arah sungai dengan rokok yang masih ada di bibirnya, di ikuti oleh Cheong Ryong ia berdiam diri namun tengah membuat sebuah kesepakatan yang tidak bisa di lihat dan di dengar.
Hanya Chaewon dan Cheong Ryong yang mengerti apa maksud dari gerak gerak yang mereka perlihatkan satu sama lain, namun Chaewon seperti sudah memantapkan dirinya untuk membungkus rapat dirinya sendiri.
Bab 1 Prolog
21/08/2022
Bab 2 Lahirnya sang Rival
21/08/2022
Bab 3 Hal yang seharusnya di ketahui
21/08/2022
Bab 4 Ia yang ingin Dunianya berakhir
21/08/2022
Bab 5 Pertemuan Keluarga
21/08/2022
Bab 6 Emosional
21/08/2022
Bab 7 Kata dalam Diam
21/08/2022
Bab 8 Busur yang terlupakan
21/08/2022
Bab 9 Serangan Panik
21/08/2022
Bab 10 Luka lama
21/08/2022